Penentuan Komoditas Unggulan Teknik Penarikan Sampel

Responden petani didekati dengan petani yang menjadi anggota kelompok tani yang jumlahnya 90 orang dari 9 kelompok tani yang ada di Desa Sukatani dan Sindang Jaya . Siegel 1990 menyatakan bahwa kekuatan suatu tes statistik meningkat seiring dengan meningkatnya besar sampel. Menurut Sugiyono 2004 apabila dikehendaki sampel dipercaya 100 mewakili populasi, maka jumlah anggota sampel sama dengan jumlah anggota populasi. Bila tingkat kepercayaan 95 , maka jumlah anggota sampel akan lebih kecil dari jumlah anggota populasi. Jumlah responden n dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin Sevilla dkk., 1993 : 161 sebagai berikut : N n = -------------- ...............................................1 1 + Ne 2 dimana : - n = besarnya sampel - N = besarnya populasi kepala keluarga petani sayuran dataran tinggi - e = galat yang diterima 10 . Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh jumlah responden = 90{1+900.10 2 } = 90{1+900.01} = 901+0,9 = 901,9 = 47,37 responden. Jumlah responden petani sayuran dataran tinggi di kawasan agropolitan sebanyak 47 orang perlu ditambah dengan 3 orang .petani sayuran yang bukan anggota kelompok tani agar hasil penelitian yang diperoleh lebih akurat. Penentuan jumlah 3 orang responden non anggota kelompok tani tersebut didasarkan pada sulitnya menjumpai mereka dan adanya faktor keterbatasan dana penelitian yang tersedia. Cara pengambilan sampel dilakukan secara acak pada petani di dua desa agropolitan yaitu Desa Sindang Jaya dan Desa Sukatani dengan jumlah petani sampel proporsional dengan besarnya jumlah populasi petani sayuran dataran tinggi pada dua desa tersebut Proportional Cluster Random Sampling.

3.5.2 Penentuan Komoditas Unggulan

Penelitian penentuan komoditas unggulan meliputi penelitian kesesuaian komoditas sayuran dataran tinggi, pendugaan besarnya erosi, penentuan komoditas unggulan dan penelitian pengembangan agroindustri. Kesesuaian Komoditas. Penelitian ini sangat erat berhubungan dengan aspek usahatani sehingga responden yang digunakan adalah petani pelaku usahatani sayuran dataran tinggi di Kawasan Agropolitan, terutama yang menjadi anggota kelompok tani dan petani non anggota kelompok tani. Seperti halnya dengan penelitian tingkat keberlanjutan kondisi eksisting pengelolaan usahatani maka jumlah petani sampel pada penelitian kesesuaian komoditas sama dengan responden pada penelitian tingkat keberlanjutan usahatani sayuran dataran tinggi di Kawasan Agropolitan yaitu 50 orang petani. Cara pengambilan sampel juga dilakukan secara acak terhadap petani sayuran dataran tinggi di dua desa agropolitan yaitu Desa Sindang Jaya dan Desa Sukatani dengan jumlah pengambilan sampel secara proporsional Proportional Cluster Random Sampling. Pendugaan Besarnya Erosi. Penelitian pendugaan besarnya erosi menggunakan unit penelitian usahatani sayuran dataran tinggi sehingga memerlukan responden petani anggota kelompok tani, pelaku usahatani sayuran dataran tinggi di Kawasan Agropolitan. Populasinya sama dengan penelitian sebelumnya sehingga banyaknya responden sama yaitu sebanyak 50 petani. Cara pengambilan sampel juga dilakukan secara acak terhadap petani sayuran dataran tinggi dengan jumlah respondensampel proporsional untuk setiap desanya. Responden ini diperlukan untuk pengumpulan data sosial dan ekonomi yang terkait dengan data tanaman dan kondisi masyarakat di Kawasan Agropolitan. Data jenis tanaman yang perlu dicatat adalah tanaman utama, lama penggunaan lahan, pola usahatani dan pola tanam, pengelolaan tanah baik jenis dan dosis pupuk yang digunakan, cara pengolahan tanah, konservasi tanah, sumber air, dan produktivitasnya. Pengumpulan data iklim dilakukan dengan pengambilan data sekunder yang berasal dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, atau Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur. Data ketinggian tempat diatas permukaan laut dapat dicatat dari hasil pengukuran langsung dengan altimeter atau dari data yang ada pada peta topografi. Data karakteristik tanah dan topografi diambil dari pengamatan langsung di lapangan serta pengambilan data sekunder dari Bakosurtanal, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Contoh tanah komposit dilakukan dengan cara dikumpulkan dari beberapa titik pengamatan melalui pemboran yang dicampur merata menjadi contoh yang homogen, digunakan untuk keperluan analisis status kesuburan tanah. Contoh tanah ini merupakan kumpulan dari contoh tanah lapisan atas. Pengambilan sampel tanah dilakukan secara komposit pada lapisan tanah atas Top soil dari lahan usahatani responden, sebanyak 5 tempat pada setiap lahan usahatani responden. Lima contoh tanah ini kemudian dicampur dan diambil 1 kilogram. Dengan demikian banyaknya contoh komposit adalah sebanyak 50 contoh sesuai dengan jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini. Pengamatan topografi atau bentuk wilayah suatu area ditentukan oleh perbedaan ketinggian dan besarnya lereng yang dominan. Penentuan Komoditas Unggulan. Penelitian ini sangat erat berhubungan dengan aspek usahatani sehingga responden yang digunakan adalah petani pelaku usahatani sayuran dataran tinggi di Kawasan Agropolitan, yang menjadi anggota kelompok tani dan non anggota kelompok tani. Responden penelitian ini sama dengan responden pada penelitian pendugaan erosi yaitu sebanyak 50 petani, yang berasal dari anggota kelompok tani dan non anggota kelompok tani.. Cara pengambilan sampel juga dilakukan secara acak terhadap petani sayuran dataran tinggi di dua desa agropolitan yaitu Desa Sindang Jaya dan Desa Sukatani dengan jumlah pengambilan sampel secara proporsional Proportional Cluster Random Sampling. Pengembangan Agroindustri. Penelitian pengembangan agroindustri yang berkaitan dengan komoditas unggulan memerlukan penggalian informasi dan pengetahuan akuisi dari pendapat pakar. Sehubungan dengan hal tersebut maka respondennya adalah para pakar expert yaitu orang-orang yang ahli, baik praktisi maupun orang-orang yang berkecimpung di dunia pengolahan hasil pertanianagroindustri. Berhubung spesifiknya responden dan jumlahnya yang terbatas, maka cara penentuan respondennya dilakukan secara “purposive sampling“ sebanyak 20 orang. Purposive sampling menurut Supranto 2003 adalah sampling di mana pengambilan elemen-elemennya yang dimasukkan dalam sampel dilakukan secara sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut mewakili populasi. Rincian proporsi responden berdasarkan domisili ditetapkan di tingkat desa 20, kecamatan 30 dan kabupatenkota 50 seperti tertera pada Tabel 9. Tabel 9 Rincian Responden Pada Penelitian Pengembangan Agroindustri No Jenis Responden Strata Kabupaten Kota Kecamatan Desa Jumlah 1 Aparat Dinas Pertanian 1 1 2 2 Penyuluh Pertanian 3 1 4 3 Peneliti dari BPHP dll 1 1 4 Dosen Tek Hasil Pertanian 2 2 5 KTNAPetani 3 3 3 9 6 Pengusaha agroindustri 1 1 2 Jumlah 10 6 4 20 Berdasarkan Tabel 9 tersebut dapat terlihat bahwa jumlah responden pakar expert berjumlah 20 orang yang mewakili stakeholders yaitu dari berbagai profesi yang bergerak di dunia pengolahan hasil pertanianagroindustri.

3.5.3 Pendapat dan Partisipasi Masyarakat