Pengembangan Kebijakan Alternatif Analisis dan Perumusan Kebijakan Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Skenario Moderat. Dalam skenario Moderat dilakukan pengembangan kebijakan dengan model tetap hanya dilakukan beberapa upaya pengembangan kawasan yang meliputi : - kebijakan peningkatan partisipatif masyarakat dalam pengelolaan USDT berkelanjutan dari 45,6 menjadi 55 , - meningkatkan tindakan konservasi tanah dan air dengan menurunkan angka konstan konservasi tanah dan air dari 40 menjadi 30 , - peningkatan produktivitas lahan melalui program pemupukan berimbang dari 22,1 ton per hektar menjadi 27 ton per hektar. Hasilnya adalah terjadi penurunan laju erosi yang cukup signifikan dari 222 menjadi 3,90 ton per hektar per tahun, sehingga terjadi peningkatan pendapatan mencapai Rp. 6,28 juta dari pendapatan Rp. 445.110,- per kapita per tahun selama tenggang waktu 50 tahun. Hasil dari pengembangan kebijakan secara komprehensif sebagaimana terdapat pada Gambar 62. Time Pendpt_Petani 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 1 2 3 4 5 6 Gambar 62 Hasil Simulasi Skenario Moderat melalui beberapa Pengembangan Kebijakan terhadap Pengelolaan USDT di Kawasan Agropolitan. Skenario Pesimis. Dalam skenario Pesimis dilakukan pengembangan kebijakan dengan model tetap hanya dengan upaya kebijakan peningkatan partisipatif masyarakat dalam pengelolaan USDT berkelanjutan dari 45,6 menjadi 50 , Hasilnya adalah terjadi penurunan laju erosi dari 222 menjadi 11,04 ton per hektar per tahun, sehingga terjadi peningkatan pendapatan hanya mencapai Rp. 5,12 juta dari pendapatan Rp. 445.110,- per kapita per tahun selama tenggang waktu 50 tahun. Hasil dari pengembangan kebijakan secara komprehensif sebagaimana terdapat pada Gambar 63. Time Pendpt_Petani 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 1 2 3 4 5 Gambar 63 Hasil Simulasi Skenario Pesimis hanya melalui Kebijakan Peningkatan Partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan USDT di Kawasan Agropolitan. 10.4.2 Analisis Kebijakan Alternatif Analisis kebijakan alternatif dimaksudkan untuk menemukan langkah strategis yang dapat mempengaruhi sistem. Dalam rangka mempengaruhi sistem ada dua pilihan yaitu sistemnya tetap atau berubah. Penelitian ini menggunakan analisis kebijakan alternatif dengan sistem yang tetap, sehingga diharapkan langkah-langkah yang diambil menghasilkan alternatif langkah yang mempengaruhi fungsi dari unsur sistem sehingga disebut kebijakan fungsional. Pengambilan langkah kebijakan fungsional dalam perkiraan lingkungan yang tetap merupakan suatu tindakan yang bersifat aktif Muhammadi et-al., 2001. Kebijakan yang diinginkan dan layak dalam pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan antara lain mencakup pola pemecahan masalah, peningkatan kinerja, percepatan teknologi dan pola kemitraan. 1 Pola Pemecahan Masalah: - Tingkat erosi yang sangat tinggi memerlukan pemecahan masalah yaitu dengan tindakan konservasi tanah dan air baik dengan metode vegetatif pergiliran tanaman ataupun mekanis terasering - Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan USDT di kawasan agropolitan memerlukan kebijakan alternatif yaitu dilaksanakannya sosialisasi program agropolitan secara kontinyu, sehingga diharapkan dapat meningkatkan persepsi masyarakat yang akan berdampak pada meningkatnya partisipasi masyarakat. 2 Pola Peningkatan kinerja : - Kinerja kelompok tani masih sangat rendah dimana sebagian besar kelonpok masih berada pada kelas Pemula sehingga perlu dilakukan bimbingan terhadap kelompok tani terutama dalam hal penerapan 5 jurus kelompok tani, - Kinerja penyuluh pertanian masih sangat rendah sehingga intensitas penyuluhan masih sedikit oleh karena itu perlu ditingkatkan kegiatan penyuluhan pertaniannya melalui kegiatan demonstrasi cara pengolahan hasil pertanian agar petani dapat memperoleh nilai tambah 3 Pola Percepatan teknologi: - Tingkat penerapan teknologi asta usahatani baru mencapai sekitar 73 sehingga diperlukan peningkatan kinerja Penyuluh pertanian agar dapat meningkatkan tingkat penerapan teknologi asta usaha oleh petani yang akan berdampak pada peningkatan produksi dan terjaganya kondisi lahan usahatani - Budidaya pertanian terpadu masih sangat sedikit sehingga memberikan sumbangan yang sangat sedikit terhadap pendapatan keluarga petani, sehingga perlu digalakkan dengan berbagai usaha perkebunan dan peternakan 4 Pola Kemitraan : - Tingkat kemitraan oleh petani masih sangat rendah sehingga perlu dilakukan kemitraan dengan pengusaha besar untuk menampung hasil pertanian sehingga ada jaminan harga dan penampungan hasil panen sayurannya - Belum ada pengusaha agroindustri yang berusaha di kawasan inti agropolitan sehingga petani masih mengandalkan penjualan sayurannya dalam bentuk segar dan masih tergantung pada pedagang pengumpul. Oleh karena itu diperlukan kemauan yang keras oleh pemerintah daerah untuk memberi insentif kepada pengusaha yang bersedia mendirikan agroindustri sehingga para petani memiliki pilihan untuk menjual produknya dalam bentuk segar atau setengah jadi. 10.5 Rancangan Implementasi Model pengelolaan USDT Berkelanjutan Di Kawasan Agropolitan Rancangan implementasi Model pengelolaan USDT berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Pacet, Cianjur menggunakan Pola gabungan dari empat pola dengan mnitik beratkan implementasinya pada Pola Peningkatan kinerja. Peningkatan Kinerja yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan kegiatan penyuluhan pertanian dengan materi agribisnis yang meliputi subsistem agroinput, budidaya, pengolahan, pemasaran dan subsistem penunjang. Penyuluhan yang diselenggarakan secara efektif dan efisien akan dapat menggerakkan masyarakat pertanian untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan USDT berkelanjutan. Pada penelitian ini terlihat bahwa melalui upaya peningkatan jumlah anggota kelompok tani dan peningkatan kemampuan Gapoktan akan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan USDT berkelanjutan. Upaya tersebut masih sangat dimungkinkan mengingat jumlah anggota kelompok tani masih sangat rendah yaitu rerata baru 10 orang petani per kelompok tani. Peningkatan partisipasi masyarakat tani dalam pengelolaan USDT berkelanjutan seyogyanya lebih difokuskan pada aspek konservasi tanah dan air secara mekanik yaitu berpartisipasi aktif dalam rehabilitasi konstruksi teras yang pada saat ini sebagian besar petani 54 kondisi terasnya masih kurang baik. Perbaikan konstruksi teras secara baik dan benar, yaitu lapisan atas tanah top soil tetap diletakkan diatas permukaan tanah, akan memberi keluaran outcome yaitu berkurangnya secara nyata volume tanah yang tererosi. Penambahan dampak positif multiple effects selanjutnya akan bertambah banyak apabila dalam melakukan pengelolaan USDT tetap berpedoman dan mengadopsi teknologi asta usahatani yang dikelola secara berkelanjutan akan memberikan manfaat benefit meningkatnya pendapatan petani dan keluarganya apalagi jika pemerintah dan pihak swasta melalui kerjasama kemitraan berupaya mengembangkan agroindustri.

10.5.1 Gambaran Implementasi Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Implementasi pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan dapat digambarkan dengan diagram seperti disajikan pada Gambar 64. Aspek Analisis Keputusan Hasil pilihan - permasalahan - Sosial - partisipasi rendah - Kelembagaan preferensi - erosi tinggi - Partisipasi - Ekonomi - kinerja Pengelolaan meningkat - Teknis standar - kelompoktani Pola - Teras - Lingkungan - intensitas penyuluhan Gabungan baik - percepatan teknologi - Erosi - teras kecil - pertanian terpadu - Pendapatan - kemitraan meningkat - petani pengusaha - agroindustri Kondisi Penilaian Tinggirendah Tindakan Berhasil Lapangan Gambar 64 Diagram Pengelolaan USDT Berkelanjutan Di Kawasan Agropolitan. Berdasarkan diagram yang tertera pada Gambar 64 terlihat bahwa dari permasalahan yang terdapat di lapangan yang meliputi berbagai aspek baik aspek sosial-kelembagaan, ekonomi, teknis dan lingkungan dilakukan analisis dan dengan pengambilan keputusan untuk melaksanakan program pengelolaan USDT berkelanjutan secara komprehensif diharapkan dapat dicapai agropolitan yang lestari.

10.5.2 Tahapan Implementasi Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Implementasi pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan dapat dilaksanakan tanpa pilot project, tetapi langsung dilaksanakan setelah pengambilan keputusan.Tahapan implementasi pengelolaan USDT berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Pacet, Cianjur adalah : 1 Perencanaan Program Perencanaan program dilakukan oleh Badan Perencanaan Daerah Bapeda dengan melibatkan berbagai unsur terkait baik instansi pemerintah maupun swasta termasuk stake holders atau pemangku kepentingan, untuk menyusun program pembangunan pertanian terpadu. Perencanaan program pembangunan pertanian terpadu meliputi jangka waktu, organisasi, kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan dan monitoring evaluasi. 2 Penyiapan Dana Penyiapan dana dimaksudkan untuk menyediakan dana yang akan digunakan untuk mendanai jalannya kelembagaan, membayar pelaksana Men, dan pendanaan sarana prasarana Materials.