Model Pengelolaan USDT Berkelanjutan di Kawasan Agropolitan

Sedangkan struktur Model simpal kausal pengelolaan USDT Berkelanjutan di Kawasan Agropolitan sebagaimana terlihat pada Gambar 53. Laju_Partisipasi JMLH_ANG_KELTAN Koreksi_Ang_Keltan Luas_Lahan Diklat Laju_Anggaran Penerpn_Tek Bantuan_Modal Bantuan_Luh Kursus_Tani Biaya_perunit Faktor_Erodi Faktor_Tetap Faktor_Tanaman Energi_Kinetis Faktor__LS Fraksi_Laju_Erosi Laju_Pendptan_Petani Pendptn_SayurSegr Pendptn_Pert_Terpadu Partisipasi Erosi Tindl_KTA Tindl_KTA Faktor_Labil Pertambahan_Petani Laju_persepsi Partisipasi Koreksi_laju_persepsi Koreksi_Laju_Partisipasi Jumlah_Petani Lajut_Prtmbhn_Petani Persepsi Tindl_KTA Dem_Plot LajuKTA Laju_Erosi Koreksi_Faktor_Labil Fraksi_Bantuan Harga_SyurSegr Fraksi_PerTerpadu Fraksi_Pdptn_Petani Pendpt_Petani Laju_Jiwa_Petani Pendptn_SayurOlahn Harga_SyrOlahn Agroindustri Erosi Fraksi_Prod Prod_Sayuran Luas_LhnSayur Prodvts Fraksi_Agroindustri Laju_Agroindustri Laju_Prod Pedpta_Ushtani Bantuan_Pem Gambar 53 Struktur Model Pengelolaan USDT Berkelanjutan di Kawasan Agropolitan. Persamaan Powersim dari perilaku pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan sebagaimana terdapat pada Lampiran 38.

10.3 Pengembangan Model Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Menurut Muhammadi et al. 2001 agar dapat dikatakan sebagai Model Pengelolaan USDT berkelanjutan di Kawasan Agropolitan yang baik maka perlu dilakukan pengujian agar model memiliki kemiripan dengan kondisi aktualnya. Uji yang perlu dilakukan adalah uji validitas yang meliputi uji validitas struktur dan validitas kinerja. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara akademik model tersebut dapat diterima atau tidak. Selanjutnya untuk mengetahui konsistensi model yang berhubungan dengan satuan-satuan yang digunakan maka perlu dilakukan pengujian kestabilan model.

10.3.1 Uji Validitas Struktur

Pendapatan petani sayuran dataran tinggi di kawasan agropolitan secara empirik akan dipengaruhi oleh produksi sayurannya yang dipengaruhi oleh kondisi erosi yang terjadi, upaya pengendalian erosi melalui tindakan konservasi tanah dan air serta partisipasi masyarakat. Pengujian validitas model ini dilakukan terhadap main model-nya yaitu submodel ekonomi dengan variabel dominannya adalah pendapatan petani. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh grafik seperti yang terdapat pada Gambar 52 untuk simulasi pendapatan petani. Untuk variabel pendapatan petani terlihat bahwa pola grafiknya adalah hubungan variabel yang mengumpan balik terhadap dirinya sendiri secara berkesinambungan untuk memperkuat akselerasipertumbuhan positive growth pada dirinya sendiri. Selama tenggang waktu 50 tahun, tingkat pendapatan petani sudah mencapai Rp. 5,14 juta per kapita per tahun atau Rp. 428.625,- per kapita per bulan. Kondisi tersebut belum melampaui poverty line yaitu 75 per kapita per tahun atau 6.5 per kapita per bulan sekitar Rp 650.000,- namun demikian terlihat bahwa tahapan sub model ekonomi masih berada pada tahap peralihan, sehingga masih dapat dilakukan peningkatan pendapatan petani sayuran dataran tinggi di kawasan agropolitan Berdasarkan pola hasil simulasi pada main model tersebut, maka model pengelolaan usahatani sayuran dataran tinggi berkelanjutan di kawasan agropolitan telah mengikuti pola seperti yang dikemukakan Muhammadi et al. 2001, sehingga model yang dikembangkan ini secara empirik telah valid yang berarti secara akademik model ini dapat diterima.

10.3.2 Interface

Dalam perancangan model dari permasalahan dunia nyata, diperlukan transfer data diantara model dan file luar karena menurut Magne Myrtveit, suatu model dinamis adalah suatu dunia yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan Interface. Menurut kamus Webster’s, Interfaces is a surface that lies between 2 parts of matterspace and forms their common boundary. Namun pada dasarnya adalah melakukan uji validitas kinerja dengan membandingkan hasil simulasi dengan kondisi aktual, untuk mengetahui apakah model dapat diterima secara akademis, atau tidak. Menurut Muhammadi et al. 2001 pengujian validitas kinerja merupakan pengujian keabsahan yang merupakan kriteria penilaian keobyektifan dari suatu pekerjaan ilmiah, yang merupakan aspek pelengkap dalam metode berpikir sistem. Tujuan yang diharapkan adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja model sesuai compatible dengan kinerja sistem nyata sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta. Dalam interface ini dilakukan pembandingan hasil simulasi perubahan jumlah jiwa petani dengan keadaan sesungguhnya dari jumlah jiwa petani. Pengujian kinerja dilakukan dengan melakukan uji statistik yaitu dengan Absolutes Mean Error AME atau Absolute Variance Error AVE. Model yang baik adalah model yang memiliki AME atau AVE maksimum 10 . Dalam penelitian ini variabel yang diuji adalah variabel yang terkait dengan main model yaitu pertumbuhan jumlah jiwa petani yang terdapat pada sub model ekonomi dengan komponen utama pendapatan petani. Uji validasi kinerja dalam penelitian ini menggunakan uji AME dengan menggunakan data aktual jumlah jiwa petani di kawasan agropolitan selama 6 tahun yaitu tahun 2002 -2007. Keadaan perbandingan jumlah jiwa petani aktual dengan jumlah jiwa petani simulasi di kawasan agropolitan terdapat pada Tabel 72. Gambar 54 menunjukkan kemiripan antara pola hasil simulasi dengan pola hasil aktual di lapangan selama 6 tahun. Berdasarkan nial AME dan kemiripan pola maka model yang dikembangkan dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan di Kawasan Agropolitan dapat dikategorikan memiliki kinerja yang baik. Berdasarkan nilai hasil uji validasi kinerja model pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan terlihat bahwa nilai AME-nya hanya 0,14 sehingga dapat disimpulkan bahwa model tersebut memiliki kinerja yang baik.