Syarat Perlu dan Syarat Cukup Implementasi Pengelolaan USDT Berkelanjutan

10.5.4 Kelembagaan dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Salah satu aspek penting yang mendukung keberhasilan implementasi pengelolaan USDT berkelanjutan adalah kelembagaanorganisasi. Kelembagaan yang menangani pengelolaan USDT berkelanjutan melibatkan banyak pihak sehingga diperlukan kepemimpinan yang kuat, dalam hal ini selayaknya dipegang oleh Bupati sebagai penanggung jawabnya. Ketua I dan II adalah yaitu Asisten Daerah bidang perekonomian dan pembangunan dan Ketua Bappeda, sedangkan Sekretaris I dan II dapat dipegang oleh salah satu dinas yang ada yaitu Dinas Pertanian yang menangani teknis pertanian, atau Dinas Kehutanan yang menangani rehabilitasi teras dan Kepala Bagian dari kantor Sekretariat Daerah . Masing-masing dinas yang ada di kabupaten Cianjur dan terkait dengan pengelolaan lahan berkelanjutan dimasukkan ke dalam Tim Teknis, sedangkan Dinas terkait lainnya dimasukkan kedalam Tim teknis penunjang. Kelembagaan yang kuat dan didukung oleh berbagai pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, disertai dukungan dana yang memadai untuk melaksanakan program pembangunan pertanian terpadu akan dapat menghasilkan agropolitan yang lestari yaitu, suatu kota pertanian yang hidup dan berkembang oleh subsistem agribisnis sayuran dataran tinggi. XI KESIMPULAN DAN SARAN

11.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian model pengelolaan Usahatani Sayuran Dataran Tinggi USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan adalah sebagai berikut : 1 Struktur model dinamik yang dirancang dalam upaya pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan cukup komprehensif dan dapat diterima karena strukturnya valid, yang berarti secara akademik model ini dapat diterima. Model yang dirancang juga termasuk kategori baik, karena a kinerjanya baik terlihat dari nilai Average Mean Error AME 0,13 b modelnya stabil, terlihat dari adanya kemiripan grafik antara main model dengan co-model-nya, dan c model sangat peka terhadap intervensi parameter dan atau variabel d model memiliki pola non linier. Sehubungan dengan hal tersebut maka model dapat digunakan sebagai dasar implementasi pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan dengan karakteristik wilayah yang sama dengan Kawasan Agropolitan Pacet 2 Pengelolaan USDT di Kawasan Agropolitan Pacet, Cianjur termasuk kategori kurang berkelanjutan, dan untuk meningkatkan ke level cukup berkelanjutan memerlukan program pembangunan jangka pendek sedangkan untuk sampai ke level berkelanjutan baik, memerlukan program pembangunan dalam jangka menengah. Kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilaksanakan mencakup : a Aspek teknologi yaitu melalui tindakan konservasi mekanik dengan memperbaiki konstruksi teras tradisional dan teras kurang baik, serta b Aspek ekonomi yaitu melalui upaya peningkatan nilai tambah produk sayuran yang diolah menjadi berbagai macam produk olahan sayuran dan menarik restribusi bagi kendaraan yang keluar kawasan agropolitan yang mengangkut produk hortikultura 3 Komoditas unggulan wortel dan bawang daun banyak ditanam petani pada lahan dengan kelas kesesuaian lahan S2 dan S3, dengan laju erosi mencapai 222 ton per hektar per tahun, sehingga termasuk ke dalam indeks bahaya erosi tinggi. Penerapan pola tanam tumpang sari dan pola pergiliran tanaman sayuran daun - sayuran buah - sayuran umbi, perlu dilaksanakan agar dapat meningkatkan produksi sayuran dataran tinggi.