Uji Sensitivitas Model Pengembangan Model Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Time Partisipasi 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 60 70 80 90 Gambar 56 Perkembangan Tingkat Partisipasi Masyarakat apabila Melalui Intervensi dengan Tingkat Partisipasi Awal 60 . Dampak meningkatnya partisipasi masyarakat maka tindakan konservasi tanah dan air akan semakin meningkat sehingga angka konstantanya akan menurun mencapai 28,223 sebagaimana terlihat pada Gambar 57. Time Tindl_KTA 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 30 35 40 Gambar 57 Perkembangan Tindakan Konservasi Tanah dan Air Sehingga Menurunkan konstanta Menjadi 28,223. Menurunnya angka konstanta konservasi tanah dan air akan berdampak terhadap menurunnya tingkat erosi sehingga besarnya erosi dapat mencapai 11, 564 ton per ha per tahun setelah tenggang waktu 50 tahun. Lihat Gambar 58. Time Erosi 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 50 100 150 200 Gambar 58 Penurunan Tingkat Erosi dari 222 menjadi 11,56 ton per hektar per tahun di Kawasan Agropolitan Dengan menurunnya tingkat erosi selama tenggang waktu 50 tahun, maka pendapatan petani akan meningkat menjadi Rp 6,9754 juta per kapita per tahun setara dengan Rp 581.283,- perkapita per bulan sebagaimana terlihat pada Gambar 59. Time Pendpt_Petani 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 59 Peningkatan Pendapatan Petani di Kawasan Agropolitan Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa model pengelolaan USDT Berkelanjutan di Kawasan Agropolitan sangat peka terhadap intervensi terhadap parameter dan atau variabel tertentu yang terdapat dalam model. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model tersebut termasuk kategori baik karena dengan intervensi terhadap parameter tertentu dapat diperoleh pencapaian hasil positif yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini juga diuji sensivitas struktural dengan melakukan intervensi yang dapat mempengaruhi hubungan antar unsur atau struktur dengan cara mengubah unsur atau hubungan yang membentuk struktur model. Untuk mengubah struktur model digunakan fasilitas intervensi terhadap pola dan kecenderungan variabel penghubung yaitu table, dimana akan mengubah struktur hubungan antar variabel dalam model dengan menggunakan fasilitas kondisi: IF VAR, graph1, graph2 terhadap variable table Variabel yang diuji adalah variabel laju jiwa petani kemudian mensimulasikan dan mengamati hasil dan dampaknya terhadap keseluruhan kinerja yang menurut Muhammadi et al. 2001 lebih berarti dibanding dengan intervensi fungsional. Hasil uji intervensi struktural sebagaimana terlihat pada kondisi awal seperti pada Gambar 60a selanjutnya setelah dilakukan uji intervensi structural sebagaimana terlihat pada Gambar 60b. Time Pendpt_Petani 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 1 2 3 4 5 Time Pendpt_Petani 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 1 2 3 4 5 a b Gambar 60 Hasil Uji Intervensi Struktural pada Variabel Jumlah Jiwa Kaitannya dengan Pendapatan Petani Berdasarkan Gambar 60a yang strukturnya dengan tabel terlihat bahwa pendapatan petani diperoleh nilai Rp. 5,13 juta per kapita per tahun, sedangkan pada Gambar 60b diperoleh nilai Rp. 5,14 juta per kapita tahun. Dengan demikian secara uji Intervensi struktural, model pengelolaan USDT di kawasan agropolitan termasuk kategori baik karena setelah dilakukan uji intervensi struktural dengan tabel ataupun setelah dirubah strukturnya terlihat hasilnya hampir sama yaitu dengan pola non linier.

10.4 Analisis dan Perumusan Kebijakan Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Sehubungan dengan telah selesainya perancangan model pengelolaan USDT berkelanjutan, maka sampailah pada tahap analisis kebijakan. Di dalam kebijakan upaya atau tindakan bersifat peka untuk mempengaruhi kerja suatu sistem yang merupakan sasarannya. Dengan demikian tindakan yang akan dilakukan bersifat strategis, yaitu yang bersifat jangka panjang dan menyeluruh, disamping bersifat taktis dan rutin, yang berjangka pendek dan terbatas. Sistem dalam pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan bersifat baik diskrit maupun kontinyu, karena sistem diskrit biasanya terdapat dalam benda konkrit seperti sumberdaya alam dan perekayasaan sedangkan sistem kontinyu umumnya terdapat pada benda abstrak seperti dalam sistem sosial dan kelembagaan serta ekonomi. Analisis kebijakan dilakukan dengan cara analisis kebijakan teknis dan operasional dengan simulasi model.

10.4.1 Pengembangan Kebijakan Alternatif

Pengembangan kebijakan pengelolaan USDT Berkelanjutan merupakan proses kreatif dengan menciptakan ide-ide baru tentang tindakan yang diperlukan dalam rangka mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuan. Dalam melakukan pengembangan model dapat dilakukan dengan dua cara yaitu a pengembangan ide kebijakan baru dengan model tetap, yang diubah adalah parameternya dan b modelnya diubah sehingga menghasilkan beberapa model allternatif. Dalam penelitian ini hanya dilakukan perubahan parameternya Skenario Optimis. Dalam skenario Optimis maka dilakukan pengembangan kebijakan dengan model tetap hanya dilakukan berbagai upaya pengembangan kawasan yang meliputi : - kebijakan peningkatan partisipatif masyarakat dalam pengelolaan USDT berkelanjutan dari 45.6 menjadi 60 , - meningkatkan tindakan konservasi tanah dan air dengan menurunkan angka konstan konservasi tanah dan air dari 40 menjadi 25 , - peningkatan produktivitas lahan melalui program pemupukan berimbang dari 22,1 ton per hektar menjadi 30 ton per hektar. Hasilnya adalah terjadi penurunan laju erosi yang signifikan dari 222 menjadi 1,8075 ton per hektar per tahun, sehingga peningkatan pendapatan mencapai Rp. 6, 9821 juta per kapita per tahun dari pendapatan Rp. 445.110,- per kapita per tahun selama tenggang waktu 50 tahun. Hasil dari pengembangan kebijakan secara komprehensif sebagaimana terdapat pada Gambar 61. Time Pendpt_Petani 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 61 Hasil Simulasi melalui berbagai Pengembangan Kebijakan terhadap Pengelolaan USDT di Kawasan Agropolitan.