Kawasan Agropolitan Pengembangan Kawasan Agropolitan .1 Agropolitan

44 Jasa-jasa dan pelayanan yang disediakan disesuaikan dengan tingkat perkembangan ekonomi dan sosial budaya setempat. Distrik Agropolitan perlu mempunyai otonomi lokal yang memberi tatanan terbentuknya pusat-pusat pelayanan di kawasan perdesaan. Pusat-pusat pelayanan tersebut dicirikan dengan adanya pasar-pasar untuk pelayanan masyarakat perdesaan yang volume permintaan dan penawarannya masih terbatas dan jenisnya berbeda.

2.8.2 Kawasan Agropolitan

Dalam Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dibedakan pengertian wilayah dengan kawasan. Kawasan dibedakan antara kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan kawasan tertentu. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional, sedangkan Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan Agropolitan merupakan kawasan tertentu yang terdiri dari Kota Pertanian Kota MenengahKota KecamatanKota Perdesaan dan desa-desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang lebih ditentukan oleh skala ekonomi. Dengan demikian Kawasan Agropolitan adalah “Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis”. 45 Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Deptan, 2002. Pengertian Sistem Agribisnis yaitu pembangunan pertanian yang dilakukan secara terpadu, tidak saja dalam budidaya on farm tetapi juga meliputi pembangunan agribisnis hulu penyedia sarana pertanian, agribisnis hilir pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dan jasa-jasa pendukungnya . Inti dari sistem agribisnis adalah usaha agribisnis yang dilakukan oleh masyarakat terutama petani dan pengusaha swasta dan BUMN baik pengusaha pelaku penyedia agroinput, pengolahan hasil, pemasaran maupun penyedia jasa Deptan, 2002. Batasan kawasan agropolitan tidak ditentukan oleh batasan administratif pemerintah, tetapi lebih ditentukan oleh skala ekonomi bisa satu kecamatan atau lintas kecamatan atau lintas kabupaten Menurut Deptan 2003 suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu kawasan Agropolitan bila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1 Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian yang dapat dipasarkan memiliki komoditi unggulan 2 Memiliki sarana prasarana agribisnis yang memadai pasar, lembaga keuangan, kelembagaan petani, Balai Penyuluhan Terpadu, kaji terap teknologi, aksesibilitas dan sarana pertanian 3 Memiliki sarana dan prasarana sosial yang memadai Puskesmas, Sekolah dan lain lain 4 Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai transportasi, listrik, telepon, air bersih 5 Kelestarian lingkungan yang terjamin. Kawasan agropolitan haruslah merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem sumberdaya pertanian dan komoditi unggulan, subsistem sarana prasarana agribisnis, subsistem sarana prasarana umum, subsistem prasarana kesejahteraan sosial dan subsistem kelestarian lingkungan seperti terlihat pada Gambar 6. 46 Gambar 6 Sistem dalam Kawasan Agropolitan. Suatu kawasan Agropolitan yang sudah berkembang memiliki ciri-ciri sebagai berikut Deptan, 2003 : 1 Sebagian pendapatan masyarakat berasal dari pertanian agribisnis 2 Kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan pertanianagribisnis ada komoditi unggulan, termasuk di dalamnya usaha industri pengolahan pertanian, perdagangan hasil-hasil pertanian, perdagangan agribisnis hulu, agrowisata dan jasa pelayanan 3 Hubungan kota dan desa di kawasan agropolitan bersifat interdependensi timbal balik yang harmonis 4 Kehidupan masyarakat di Kawasan Agropolitan mirip dengan suasana desa modern. Melalui upaya-upaya pengembangan wilayah diharapkan tercapai agropolis Kota Pertanian Pusat Pertumbuhan yang menurut Rustiadi et al. 2005 kriterianya adalah : 1 Sentra pemukiman dengan aksesibilitas tertinggi secara internal dengan seluruh bagian di kawasan agropolitan dan secara eksternal dengan pusat- pusat perkotaan lainnya 2 Pusat aktivitas pengolahan dan atau pusat distribusi hasil pertanian yang dicirikan dengan pemusatan fasilitas-fasilitas dan institusi sistem agribisnis. Sumberdaya Pertanian dan Komoditi Unggulan Sarana dan Prasarana Agribisnis Sarana dan Prasarana Umum Sarana dan Prasarana Kesejahteraan Sosial Kelestarian Lingkungan 47

2.9 Analisis Sistem