Faktor Tindakan Konservasi P

170

7.2.6 Indeks Bahaya Erosi

Berdasarkan hasil analisis diperoleh laju erosi di Kawasan Agropolitan Pacet rata-rata 222,05 thatahun, yang bila diasumsikan berat volume tanah 1,2 gramcc maka rata-rata tanah tererosi setebal 18,50 mmtahun. Bila dibandingkan dengan laju erosi yang masih dapat dibiarkan yaitu 30 tonhatahun maka laju erosi yang terjadi di lahan USDT masih sangat besar yaitu 7 kali lipat dari laju erosi yang masih dapat dibiarkan sehingga diperlukan upaya – upaya pengelolaan lahan dan tindakan konservasi tanah dan air. Sedangkan berdasarkan ketebalan lapisan atas yang tererosi yaitu rata-rata 18,50 mm, maka laju erosi juga masih 7 kali lipat dari laju erosi yang dapat diijinkan 2,5 mmtahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa laju erosi pada USDT di Kawasan Agropolitan Pacet masih sangat tinggi. Indeks bahaya erosinya adalah sebagai berikut : Erosi Potensial tonhatahun Indeks Bahaya Erosi = ---------------------------------------------- Erosi yg masih dapat dibiarkan tonhatahun = 222,045 thatahun 30,0 thatahun = 7,4 Oleh karena itu berdasarkan klasifikasi Indeks bahaya erosi Hammer, 1981 maka laju erosi di Kawasan Agropolitan Pacet termasuk kategori tinggi karena terletak antara 4,01 – 10,0. Besarnya erosi yang terjadi terutama disebabkan oleh beberapa hal yaitu : - Karena curah hujan yang tinggi - Rendahnya efektivitas penutupan tanah dan pengelolaan tanaman karena merupakan tanaman sayuran dataran tinggi semusim - Lahannya terletak pada areal yang memiliki kemiringan yang relatif curam - Rendahnya faktor erodibilitas tanah sehingga tanah mudah tererosi. Berdasarkan laju erosi yang sangat besar, hasil analisis ini mengisyaratkan pengelolaan Kawasan Agropolitan Pacet memerlukan pengelolaan yang baik sehingga laju erosi dapat diturunkan sampai batas laju erosi yang masih dapat dibiarkan, sehingga terpelihara suatu kedalaman tanah yang cukup bagi pengelolaan USDT agar Kawasan Agropolitan Pacet dapat merupakan Kawasan Agropolitan yang berkelanjutan. 171

7.2.7 Upaya Pengendalian Erosi

Oleh karena erosi yang terjadi di kawasan agropolitan sedemikian besar, maka sangat diperlukan tindakan konservasi tanah dan air agar supaya erosi yang terjadi lebih kecil dibandingkan dengan erosi yang diijinkan Tolerable erosion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 64 teras yang dibuat petani sayuran dataran tinggi hanya termasuk pada kategori sedang 28 , kurang baik 28 dan masih berupa teras tradisional 4 , sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian erosi. Tindakan konservasi tanah dan air yang paling tepat adalah konservasi tanah secara mekanis, yaitu dengan melakukan upaya– upaya untuk memperbaiki konstruksi teras , terutama yang masih tradisional dan kurang baik konstruksi terasnya. Dalam hal pergiliran tanam dan pola pertanaman, hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 30 petani sayuran dataran tinggi, masih melakukan penanaman secara terus menerus setiap tahun dengan pola monokultur dengan pergiliran tanaman sayuran–sayuran-sayuran. Cara pengelolaan tanaman seperti itu akan menyebabkan terjadinya tanah kosong pada saat pengolahan tanah dan bila terjadi hujan deras, sudah dapat dipastikan akan terjadi erosi yang sangat besar. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan konservasi tanah dan air secara vegetatif yaitu dengan mengupayakan perbaikan pola tanam dan pergiliran tanaman. Pola tanam yang sebaiknya diterapkan adalah tumpang sari atau di Pacet dikenal dengan istilah Gendong rewok Multiple cropping. Tanaman yang sebaiknya ditanam secara tumpang sari adalah wortel dan bawang daun yang merupakan komoditas unggulan, sehingga tanah tidak selalu terbuka, dan hanya menimbulkan sedikit erosi. Pergiliran tanaman yang harus dilakukan adalah dengan menanam tanaman secara berurutan antara sayuran umbi wortel - sayuran daun bawang daun-sayuran buah kacang kapri. Penerapan pergiliran tanaman yang demikian dan pola tanam tumpang sari hanya akan menimbulkan sedikit erosi, sehingga pertanian sayuran dataran tinggi akan berkelanjutan karena selain erosinya sedikit, tanahnya relatif masih subur sehingga dapat memberikan produksi sayuran yang memadai.