Faktor Erodibilitas Tanah K

167 - persentase liat pada kolom 6, Lampiran 24, - struktur tanah pada kolom 10, Lampiran 24 dan - permeabilitas pada kolom 13, Lampiran 24. Selanjutnya besarnya nilai faktor K dapat diperoleh dengan rumus : 100 K = 1,242 [2,1 M 1.14 10 -4 12 – a + 3,25 b-2 + 2,5 c -3] Dimana : M : kandungan pasir sangat halus dan debu a : kandungan bahan organik b : kode struktur tanah c : kode permeabilitas tanah. Berdasarkan hasil analisis, maka diperoleh nilai K pada setiap lahan usahatani sayuran dataran tinggi USDT sebagaimana terdapat pada Lampiran 24. Data tersebut memperlihatkan bahwa besarnya nilai K di Kawasan Agropolitan Pacet cukup variatif mulai dari nilai K rendah nilai K = 0,11-0,20 sampai nilai K tinggi 0,44-0,55, namun berdasarkan nilai rata-rata termasuk kategori sedang karena diperoleh nilai K rata-rata sebesar = 0,2466 yang terdapat pada kriteria 0,21- 0,32. K adalah nilai kepekaan erosi suatu tanah terhadap erosi tanah, semakin besar nilai K semakin peka suatu tanah terhadap erosi. Terlihat bahwa besarnya nilai K sangat dipengaruhi oleh besarnya kandungan pasir sangat halus dan debu, serta kandungan bahan organik tanah yang memegang peranan penting dalam membentuk agregat tanah yang stabil.

7.2.3 Faktor Lereng LS

Faktor lereng mencakup panjang lereng L dan kemiringan lereng S yang dihitung sekaligus berupa faktor LS. Faktor LS adalah perbandingan besarnya erosi dari sebidang tanah dengan panjang lereng dan kecuraman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang terletak pada lereng dengan panjang 22 m dan kecuraman 9 . Besarnya Nilai LS pada setiap lahan USDT di Kawasan Agropolitan Pacet dihitung dengan rumus : LS = v X 0,0138 + 0,00965 s +0,00138 s 2 Dimana : X = panjang lereng m s = kecuraman lereng 168 Berdasarkan hasil survai lapangan diperoleh hasil pengukuran panjang setiap lereng pada lahan USDT responden sebagaimana tercantum pada kolom 3 Lampiran 25 dan kemiringan lereng pada kolom 4 Lampiran 25. Hasil analisis data tersebut diperoleh rata-rata panjang lereng adalah 10,075 m dengan tingkat kemiringan rata-rata 9,26 , sehingga lahan USDT di Kawasan Agropolitan Pacet termasuk kategori agak miring karena kecuramannya termasuk diantara 8-15 . Nilai faktor LS setiap lahan USDT di Kawasan Agropolitan Pacet dapat dilihat pada Lampiran 25. Berdasarkan data pada Lampiran 25 terlihat bahwa nilai faktor LS bervariasi mulai dari 0,7000-2,9679 dan tingginya nilai faktor LS disebabkan oleh karena ada areal yang terletak di daerah berbukit dengan kemiringan yang cukup curam.

7.2.4 Faktor Penutupan dan Pengelolaan Tanaman C

Faktor C dalam USLE adalah nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang bertanaman dengan pengelolaan tertentu terhadap besarnya erosi tanah yang tidak ditanami dan diolah bersih. Faktor C ini mengukur pengaruh besarnya jenis tanaman dan pengelolaannya. Nilai faktor penutupan dan pengelolaan tanaman ditetapkan melalui penelusuran hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Zubair 1994, yang menentukan besarnya nilai faktor C berdasarkan nilai faktor yang telah diketahui seperti kacang tanah 0,452 dan kentang 0,4 serta pertanian lahan kering dengan pola campuran 0,43. Selanjutnya berdasarkan nilai tersebut Zubair 1994 menganalisis kemampuan tanaman dalam menutupi permukaan tanah dengan struktur tajuk yang hampir menyamai kacang tanah sehingga ditetapkan perbandingan relatif penutupan permukaan tanah jenis-jenis tanaman berturut-turut kentang 80 , kubis 70 , wortel 60 , sawi 55 , lombok besar 50 , jagung 45 dan bawang prei 40 . Berdasarkan hasil analisis, Zubair 1994 memperoleh nilai faktor C untuk berbagai tanaman dan pengelolaannya sebagaimana terdapat pada Lampiran 26. Berdasarkan data pada Lampiran 26 maka dapat ditentukan nilai faktor C yaitu faktor penutupan dan pengelolaan tanaman untuk pola tumpang sari yang sama, sedangkan untuk pola tumpang sari yang tidak tersedia dilakukan perhitungan-perhitungan. Hasilnya sebagaimana terdapat pada Lampiran 27.