Kesesuaian Komoditas Kesesuaian Lahan .1 Tingkat Penerapan Teknologi

Persyaratan-persyaratan berbagai tanaman telah diuraikan dalam berbagai publikasi seperti terdapat pada Lampiran 11 sampai Lampiran 15. Persyaratan sifat-sifat tanah yang diperlukan untuk berbagai jenis tanaman menurut Vink dalam Sitorus 1998 antara lain keadaan air, keadaan tekstur berliat, struktur tanah, kandungan Kalsium dan keadaan masam. Sedangkan Protz dalam Sitorus 1998 menyusun kriteria utama untuk menilai kesesuaian lahan di Malaysia untuk berbagai tanaman yaitu kemiringan lereng maksimum , kedalaman tanah cm, tekstur, drainase, pembebasan air bulan, salinitas maksimum, pH, kedalaman minimum gambut yang didrainasekan cm dan kemungkinan pengerjaan. Sehubungan dengan hal tersebut maka ditetapkan beberapa kriteria untuk menilai kesesuaian lahan untuk berbagai macam sayuran dataran tinggi yang diusahakan petani di Kawasan Agropolitan Pacet, yang mencakup : 1 Persyaratan tumbuh tanaman yang mencakup unsur agroklimat yaitu rejim radiasi, suhu, kelembaban nisbi, curah hujan sedangkan unsur lahan meliputi media perakaran, retensi hara, dan bahaya banjir 2 Persyaratan pengelolaanpersiapan lahan yang meliputi aspek sosial ekonomi yaitu kemiringan lahan, keadaan batuan di permukaan dan singkapan batuan 3 Persyaratan konservasi yang meliputi aspek sosial ekonomi yaitu bahaya erosi. Evaluasi lahan yang dilakukan yaitu klasifikasi yang bersifat kualitatif yang didasarkan atas sifat fisik lahan yang didukung oleh aspek sosial ekonomi dan lingkungan sehingga dapat diperoleh kesesuaian sekarang current suitability. Hasil analisis data primer dan sekunder diperoleh kondisi kawasan agropolitan dan kebutuhan pertumbuhan tanaman sayuran sebagaimana terlihat pada Tabel 41. Berdasarkan keadaan kondisi Kawasan Agropolitan Pacet yang dibandingkan dengan persyaratan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman wortel terlihat bahwa penggunaan lahan untuk tanaman wortel termasuk kategori kelas kesesuaian lahan S3. Beberapa faktor penyebabnya adalah sebagai berikut : 1 Berdasarkan aspek suhu, wortel terbaik ditanam pada suhu 16-18 C S1 atau 14-16 C dan 18-20 C S2, sehingga dengan kondisi suhu yang mencapai 12 C masih digunakan untuk menanam wortel maka termasuk Kelas S3 2 Berdasarkan aspek ketersediaan air, pertumbuhan wortel terbaik membutuhkan curah hujan 250-400 mm, namun di kawasan agropolitan wortel ditanam juga pada musim hujan dimana curah hujan, dimana semasa pertumbuhan curah hujannya dapat mencapai 600-1000 mm, atau 150-200 mm di musim kemarau, sehingga termasuk Kelas S3 3 Berdasarkan aspek lereng, wortel terbaik diusahakan pada lereng 8 S1, 8-16 S2, tetapi petani masih mengusahakan sampai kemiringan 30 . Tabel 41 Kesesuaian Penggunaan Lahan untuk Beberapa Jenis Sayuran di Kawasan Agropolitan No Aspek Kondisi Kawasan KebutuhanPersyaratanPertumbuhan Wortel Bawang daun Caisim Lobak Brokoli Klas S3 S3 S3 S3 S2 A Persyaratan tumbuh 1 Rejim radiasi Panjang penyinaranjam 12.19 Lama Lama Lama Lama Lama 2 Temperatur tc - rerata C 12 -30 12 -16 28 -35 2 -6 28 -35 4 -13 28 -35 4 -13 13 -10 24 -30 3 Kelembaban nisbi - RH 71 40-80 70-80 40-80 40-80 65-90 4 Ketersediaan air wa saat pertumbuhan - curah hujan mm 166,8- 767,1 600-1000 150-200 600-1000 150-200 600-1000 150-200 600-1000 150-200 800-1000 5 Media perakaran rc - tekstur ak ak ak ak ak ak - kedalaman tanah cm 50 – 60 50 cm 50 cm 40-60 50 cm 50 cm - drainase ac ac ac ac ac ac 6 Retensi hara nr - pH 5,8-6, 9 5,7-6,0 5,8-6,0 5,7-6,0 5,7-6,0 5,8-6,0 - C organik 0,9-6,04 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 7 Bahaya Banjir fh - genangan - tidak ada - tidak ada - tidak ada - tidak ada - tidak ada - tidak ada B Persyaratan PengelolaanPersiapan lahan lp - lereng 2,1-30 16-30 16-30 16-30 16-30 8-16 - batuan diper- mukaan - sedikit 5-15 5-15 5-15 5-15 5-15 - singkapan batuan - tidak ada 5 5 5 5 5 C Persyaratan Konservasi Bahaya erosi eh sd r-sd r-sd r-sd r-sd r-sd Keterangan : - Tekstur : sh=sangat halus, h=halus, ah=agak halus, s=sedang, ak=agak kasar - Drainase : st=sangat terhambat, t=terhambat, at=agak terhambat, ac=agakcepat c=cepat, b=baik - Bahaya Erosi : sr=sangat ringan,r=ringan, sd=sedang, b=berat, sb=sangat berat. Penggunaan lahan untuk tanaman bawang daun termasuk kategori kelas kesesuaian lahan S3, hal ini disebabkan karena : 1 Berdasarkan aspek suhu,dengan kondisi suhu yang mencapai 12 C-30 C masih digunakan untuk menanam bawang daun maka termasuk kelas S3 2 Berdasarkan aspek ketersediaan air, di kawasan agropolitan bawang daun ditanam juga pada musim hujan dimana curah hujan semasa pertumbuhan dapat mencapai 600-1000 mm, atau 150-200 mm di musim kemarau, sehingga termasuk Kelas S3 3 Berdasarkan aspek lereng, bawang daun masih diusahakan petani di kawasan agropolitan sampai kemiringan 30 sehingga termasuk Kelas S3. Berdasarkan Tabel 41 terlihat bahwa penggunaan lahan untuk tanaman caisim termasuk kategori kelas kesesuaian lahan S3, hal ini disebabkan karena : 1 Dari aspek suhu, di kawasan agropolitan dengan kondisi suhu yang mencapai 12 C petani masih menanam caisim maka termasuk Kelas S3 2 Dari aspek ketersediaan air, caisim ditanam juga pada musim hujan dimana curah hujan semasa pertumbuhan dapat mencapai 600-1000 mm, atau 150- 200 mm di musim kemarau, sehingga termasuk Kelas S3 3 Berdasarkan aspek lahan, caisim terbaik berstruktur agak halus S1, karena tekstur tanah di kawasan agropolitan agak kasar maka termasuk S3 4 Berdasarkan aspek lereng, caisim terbaik diusahakan pada lereng 8 S1 atau 8-16 , tetapi oleh petani masih diusahakan sampai kemiringan 30 . Tabel 41 juga menunjukkan bahwa penggunaan lahan untuk tanaman lobak termasuk kategori kelas kesesuaian lahan S3, hal ini disebabkan karena : 1 Berdasarkan aspek suhu, di kawasan agropolitan dengan kondisi suhu 12 C masih digunakan untuk menanam lobak maka termasuk Kelas S3 2 Berdasarkan aspek ketersediaan air, di kawasan agropolitan lobak masih ditanam pada musim hujan dengan curah hujan semasa pertumbuhan 600- 1000 mm, atau 150-200 mm di musim kemarau, sehingga termasuk Kelas S3 3 Berdasarkan aspek lereng, caisim terbaik diusahakan pada lereng 8 S1 atau 8-16 , tetapi oleh petani masih diusahakan sampai kemiringan 30 . Berdasarkan tabel tersebut juga terlihat bahwa penggunaan lahan untuk tanaman brokoli termasuk kategori kelas kesesuaian lahan S2, hal ini karena dari aspek ketersediaan air, brokoli terbaik membutuhkan curah hujan 350-800 mm saat pertumbuhan, namun di kawasan agropolitan brokoli ditanam juga pada musim hujan dimana curah hujan mencapai 800-1.000 mm.

6.3 Komoditas Unggulan

Berdasarkan hasil wawancara yang hasilnya tertera pada Tabel 42 dapat disimpulkan bahwa komoditas yang banyak diusahakan petani adalah wortel, bawang daun, caisim, lobak dan brokoli. Hal tersebut sesuai dengan data sekunder yang menunjukkan areal panen terluas sayuran pada tahun 2006 di kecamatan Cipanas adalah wortel 562 hektar, bawang daun 279 hektar, kubis 87 hektar dan sawipetsai 68 hektar serta lobak 114 ha BPP Cipanas, 2007, sedangkan di kecamatan Pacet areal panen terluas adalah wortel 801 hektar, bawang daun 612 hektar dan brokoli 48 hektar BPP Pacet, 2007.

6.3.1 Kriteria Komoditas Unggulan

Aspek Sosial. Analisis komoditas unggulan dilakukan antara lain dengan menggunakan kriteria sosial. Aspek sosial yang menjadi pertimbangan dalam penentuan komoditas unggulan adalah komoditas tersebut secara sosial diterima oleh masyarakat socially accepted yang ditunjukkan dengan luas areal dan tingkat penerapan teknologi masing-masing diberi bobot 0.2. Luas areal komoditas ditunjukkan dengan seberapa luas areal di Kawasan Agropolitan ditanami dengan komoditas tersebut yang dinyatakan dengan hektar. Berdasarkan data sekunder pada Tabel 23 dan Tabel 25 diperoleh luas areal total penggunaan lahan untuk komoditas wortel 1363 hektar, bawang daun 891 hektar, caisim 68 hektar, lobak 114 hektar dan luas areal brokoli 54 hektar BPP Pacet dan Cipanas, 2007. Tingkat penerapan teknologi adalah kemampuan petani dalam menerapkan teknologi asta usaha, dinyatakan dalam persen, yang mencakup pengolahan tanah, benih, pupuk, pestisida, pengairan, panen dan pasca panen serta teknologi konservasi tanah dan air. Tingkat penerapan teknologi oleh petani diperoleh dari data pada Lampiran 16 yang dapat dirinci berdasarkan masing– masing komoditas sebagaimana terdapat pada Tabel 42. Berdasarkan pada Tabel 42 terlihat bahwa tingkat penerapan teknologi Asta Usaha pada komoditas wortel sebesar 70,58 , bawang daun 76,10 , caisim 71,90 , lobak 67,0 dan brokoli 74,38 . Dengan demikian dapat diketahui tingkat penerapan teknologi tertinggi terdapat pada komoditas bawang daun yaitu 76,10 . Tabel 42 Tingkat Penerapan Teknologi Asta Usaha pada Setiap Alternatif Komoditas Unggulan