Sub Model Teknologi dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan

konservasi tanah dan air. Demikian pula meningkatnya partisipasi masyarakat di kawasan agropolitan dalam pengelolaan USDT berkelanjutan akan memungkinkan meningkatnya tindakan konservasi tanah dan air ditunjukkan dengan nilai konstanta tindakan konservasi tanah dan air yang akan menurun. Petani di kawasan agropolitan dalam mengelola lahan USDT-nya dapat ditinjau dari aspek teknologi asta usahatani, yang mencakup a pengolahan tanah, b penggunaan benih, c pengairan, d pengedalian hama dan penyakit, e pemupukan, f panen g pasca panen, dan h konservasi tanah dan air. Dengan demikian semakin tinggi tingkat penerapan teknologi asta usaha akan semakin meningkatkan tindakan konservasi tanah dan air yang berarti pula menurunnya nilai konstanta tindakan konservasi tanah dan air. Secara bersama-sama aspek bantuan pemerintah, tingkat penerapan teknologi asta usaha dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan USDT berkelanjutan akan meningkatkan tindakan konservasi tanah dan air sehingga menurunkan nilai konstanta tindakan konservasi tanah dan air. Dengan telah selesainya pembuatan diagram sebab-akibat causal loop secara lengkap, maka perlu dibuat struktur dari sub model teknologi dalam pengelolaan USDT berkelanjutan sesuai skenario yang telah dikemukakan sebelumnya. Pembuatan struktur dilakukan dengan cara melakukan pendefinisian terhadap setiap peubah yang ada dan memberikan arti hubungan antara peubah yang satu dengan lainnya. Dengan telah didefinisikannya setiap peubah, maka seluruh diagram alir telah siap untuk disimulasikan. Struktur dari sub model teknologi dalam pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan sebagaimana terlihat pada Gambar 42. Berdasarkan struktur tersebut terlihat bahwa meningkatnya bantuan pemerintah, penerapan teknologi asta usaha dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan USDT berkelanjutan, akan menyebabkan tindakan konservasi tanah dan air akan meningkat dan tindakan tersebut akan bertambah mantap, yang berarti nilai konstanta tindakan konservasi tanah dan air akan menurun. Namun demikian, karena dihadapkan kepada pembatasan kegiatan, maka suatu saat akan tiba pada tahap keseimbangan sehingga peningkatan tingkat penerapan teknologi asta usaha, bantuan pemerintah dan partisipasi masyarakat akan memperlambat tindakan konservasi tanah dan air dalam pengelolaan USDT berkelanjutan. Bantuan_Luh Biaya_perunit Bantuan_Modal Fraksi_Bantuan Partisipasi Kursus_Tani Dem_Plot Partisipasi Penerpn_Tek Laju_Anggaran Bantuan_Pem LajuKTA Tindl_KTA Gambar 42 Struktur dari Sub Model Teknologi dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan Di Kawasan Agropolitan. Struktur simpal kausal negatif adalah hubungan yang menghasilkan pertumbuhan untuk mencapai tujuan, yang digambarkan dalam bentuk pola peningkatan mencapai maksimum atau penurunan sampai mendekati nol. Jumlah bantuan pemerintah yang semakin besar, tingkat penerapn teknologi yang semakin meningkat dan partisipasinya yang semakin meningkat akan menyesuaikan adaptation dan keseimbangan equilibrium sehingga sistem menyesuaikan diri mencapai tujuan dan mencapai kemantapan. Bantuan Pe merintah. Apabila bantuan pemerintah dalam upaya peningkatan pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan terutama berupa bantuan penyuluhan dan bantuan modal maka peningkatan bantuan pemerintah dapat didekati dengan dengan rumus sebagai berikut: Bp t = Bp t-1 + dt Bp t dt Bp t = [Bl t-1 +Bm t-1 aBp t-1 ] Dimana : Bp t : Besarnya bantuan pemerintah pada saat ini Juta Rp Bp t-1 : Besarnya bantuan pemerintah pada tahun sebelumnya Juta Rp dt Bp t : Laju bantuan pemerintah Juta Rp Bl t-1 : Besarnya bantuan penyuluhan pada tahun sebelumnya Juta Rp Bm t-1 : Besarnya bantuan modal pada tahun sebelumnya Juta Rp a : konstanta ditetapkan besarnya 10.0 Dengan menggunakan rumus tersebut maka peningkatan bantuan pemerintah dapat diketahui. Gambaran peningkatan bantuan pemerintah di kawasan agropolitan seperti tertera pada Tabel 66. Tabel 66 Peningkatan Bantuan Pemerintah Di Kawasan Agropolitan Time 2,007 2,008 2,009 2,010 2,011 2,012 2,013 2,014 2,015 Bantuan_Pem Laju_AnggaranBantuan_ModalFraksi_Bantuan Bantuan_Luh 200.00 2.50 30.00 10.00 20.00 202.50 2.47 30.00 10.00 20.00 204.97 2.44 30.00 10.00 20.00 207.41 2.41 30.00 10.00 20.00 209.82 2.38 30.00 10.00 20.00 212.20 2.36 30.00 10.00 20.00 214.56 2.33 30.00 10.00 20.00 216.89 2.31 30.00 10.00 20.00 219.19 2.28 30.00 10.00 20.00 Perilaku struktur simpal kausal positif tipe pertumbuhan menurut waktu dari peubah bantuan pemerintah di kawasan agropolitan digambarkan menurut model analog model diagramatik dalam bentuk grafik sebagaimana terlihat pada Gambar 43. Time Bantuan_Pem 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 200 250 300 Gambar 43 Perkiraan Bantuan Pemerintah dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan di Kawasan Agropolitan. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa dengan berjalannya waktu, maka bantuan pemerintah untuk pengelolaan USDT berkelanjutan akan meningkat mulai Rp 200 juta menjadi Rp 300,34 juta lima puluh tahun kemudian. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tahapan sub model sosial dan kelembagaan masih berada pada tahap peralihan, belum berada pada tahap mantap. Tindakan Konservasi Tanah dan Air. Tindakan konservasi tanah dan air KTA diasumsikan sangat dipengaruhi tingkat partisipasi masyarakat pertanian, tingkat penerapan teknologi serta besarnya bantuan pemerintah. Tindakan KTA yang semakin meningkat ditunjukkan oleh nilai konstanta KTA yang semakin menurun, sehingga dapat didekati dengan dengan rumus sebagai berikut: Kta t = Kta t-1 - dt Kta t dt Kta t = {[Kta t-1 Pp t +Pt t 2]dt Bp t } Dimana : dt Bp t : Laju bantuan pemerintah pada saat ini Kta t : Nilai Tindakan konservasi tanah dan air pada saat ini Kta t-1 : Nilai Tindakan konservasi tanah dan air pada tahun sebelumnya Pp t : Tingkat Partisipasi Masyarakat pertanian pada saat ini Pt t : Tingkat Penerapan teknologi asta usaha pada saat ini a : konstanta ditetapkan besarnya 10.0 Dengan menggunakan rumus tersebut maka peningkatan tindakan konservasi tanah dan air yang ditunjukkan dengan menurunnya nilai konservasi tanah dan air dapat diketahui. Gambaran peningkatan tindakan konservasi tanah dan air yang ditunjukkan oleh menurunnya nilai koonservasi tanah dan air seperti tertera pada Tabel 67. Tabel 67 Peningkatan Tindakan Konservasi Tanah dan Air Ditunjukkan dengan Nilai KTA yang Menurun Di Kawasan Agropolitan Time 2,007 2,008 2,009 2,010 2,011 2,012 2,013 2,014 2,015 Tindl_KTA LajuKTA Partisipasi Penerpn_Tek Laju_Anggaran 40.00 0.277 45.60 70.00 2.50 39.72 0.278 45.60 70.00 2.47 39.44 0.28 45.60 70.00 2.44 39.17 0.281 45.60 70.00 2.41 38.88 0.282 45.60 70.00 2.38 38.60 0.283 45.60 70.00 2.36 38.32 0.284 45.60 70.00 2.33 38.03 0.285 45.60 70.00 2.31 37.75 0.286 45.60 70.00 2.28 Perilaku struktur simpal kausal negatif tipe pertumbuhan menurut waktu dari peubah tindakan konservasi tanah dan air di kawasan agropolitan digambarkan menurut model analog model diagramatik dalam bentuk grafik sebagaimana terlihat pada Gambar 44. Grafik perilaku struktur simpal kausal negatif menurut waktu dari peubah tindakan konservasi tanah dan air dalam pengelolaan USDT berkelanjutan sebagaimana terlihat pada Gambar 44. Time Tindl_KTA 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 25 30 35 40 Gambar 44 Perilaku Tindakan Konservasi Tanah dan Air dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan di Kawasan Agropolitan. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa dengan berjalannya waktu, maka bertambahnya bantuan pemerintah, penerapan teknologi asta usaha dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan USDT berkelanjutan akan memperkuat dan meningkatkan tindakan konservasi tanah dan air sehingga nilai konstanta menurun dari 0,40 menjadi 0.2579. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tahapan sub model teknologi masih berada pada tahap peralihan, belum berada pada tahap mantap. Persamaan powersim dari perilaku tindakan KTA dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan di Kawasan Agropolitan terdapat pada Lampiran 36.

10.1.3 Sub Model Lingkungan

dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan Sub model lingkungan dalam pengelolaan USDT berkelanjutan merupakan model dinamik yang memberi gambaran aspek lingkungan dalam pengelolaan USDT berkelanjutan terutama aspek erosi. Menurut Troeh et al.2004 besarnya erosi A dipengaruhi oleh besarnya curah hujan R, kepekaan erodibilitas tanah K, faktor panjang dan kemiringan lereng LS, pengelolaan penutup serta faktor tindakan pengelolaan tanah P maka rumus erosinya adalah sebagai berikut: A = R x K x LS x C x P . Aspek-aspek tersebut mencakup bagaimana faktor tetap dan faktor tidak tetap labil mempengaruhi besarnya erosi di kawasan agropolitan. Faktor tetap yaitu erodibilitas tanah dan faktor lereng yang relatif tetap sepanjang masa sedangkan yang pengaruhnya cukup kuat adalah faktor labil berupa energi kinetis hujan, tindakan konservasi tanah dan air serta faktor penutupan tanah. Peubah-peubah variabel-variabel yang berpengaruh dalam pengelolaan USDT berkelanjutan terdapat pada diagram sebab-akibat atau simpal-kausal causal loop pada Gambar 45. Erosi Tindakan KTA Faktor Lereng Fak-Pnutpan- Tan Erodibilitas Tanah Energi Kinetis Faktor Tetap - Faktor Labil + + + + + + + - - Gambar 45 Causal Loop Sub Model Lingkungan dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan Di Kawasan Agropolitan.