Pendekatan Sistem Analisis Sistem

48 Menurut Marimin 2005 ditinjau dari komponen input, proses dan output suatu sistem dapat diklasifikasikan ke dalam sistem analisis, sistem desain dan sistim kontrol. Sistem analisis bila input dan prosesnya dapat diidentifikasi sedangkan outputnya perlu dianalisis, sistem desain apabila komponen input dan outputnya sudah jelas tapi prosesnya masih perlu direkayasa, dan sistim kontrol apabila karakteristik proses dan outputnya sudah jelas diidentifikasi sedangkan inputnya perlu diatur sehingga target outputnya tercapai. Eriyatno 1998 mengatakan bahwa dilihat dari strukturnya maka pende- katan kesisteman merupakan totalitas himpunan hubungan yang mempunyai struktur dalam nilai posisional dan ukuran dimensional ruang dan waktu.

2.9.2 Pendekatan Sistem

Menurut Eriyatno 1998 kata sistem bisa berarti tatanan, seperti dalam sistem pemilu, atau prosedur seperti dalam sistem penganggaran, tata cara seperti pada sistem pabrikasi, mekanisme operasional seperti pada sistem transportasi, atau aturan teknis seperti dalam sistem pendingin lemari es. Dalam mendalami gejala keilmuan, para pemikir kesisteman menggunakan konsep sistem sebagai upaya pencarian kebersamaan struktural dari bermacam ilmu pengetahuan. Persoalan aktual adalah kompleksitas, dimana unitnya adalah keragaman, sehingga pemikiran sistem selalu mencari keterpaduan antar bagian melalui pemahaman yang utuh sehingga diperlukan kerangka berfikir yang disebut pendekatan sistem system approach. Menurut Marimin 2004 pendekatan sistem adalah pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis dan pendekatan sistem ditandai dua hal yaitu : 1 Mencari semua faktor penting yang ada, untuk mendapatkan solusi yang baik dalam menyelesaikan masalah, dan 2 Dibuat suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional. Untuk dapat bekerja secara sempurna suatu pendekatan sistem memerlukan delapan unsur yaitu 1 metodologi untuk perencanaan dan pengelolaan 2 suatu tim yang multidisipliner 3 pengorganisasian 4 disiplin untuk bidang yang non kuantitatif 5 teknik model matematik 6 teknik simulasi 7 teknik optimasi dan 8 aplikasi komputer. Suatu perihal yang dikaji juga seyogyanya memenuhi persyaratan : 1 Kompleks, dimana interaksi antar elemen cukup rumit 49 2 Dinamis, dalam arti faktornya ada yg berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan 3 Probabilistik yaitu diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan maupun rekomendasi. Dalam aplikasi manajemen, teknik sistem dipersyaratkan menggunakan beberapa teori dasar yang bersifat kuantitatif yang meliputi model matematik, analisis fungsi, teori kontrol, teori estimasi, dan teori keputusan. Metode untuk penyelesaian persoalan yang dilakukan dengan pendekatan sistem terdiri dari tahapan proses yaitu 1 analisis, 2 rekayasa sintesa model, 3 implementasi rancangan, 4 implementasi dan 5 operasi sistem tersebut. Tahapan pendekatan sistem menurut Eriyatno 1998 seperti tertera pada Gambar 7. Menurut Eriyatno 1998 analisis sistem meliputi 6 tahap yaitu analisis kebutuhan, identifikasi sistem, formulasi masalah, pembentukan alternatif sistem, determinasi dari realisasi fisik, sosial politik dan penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan finansial. Analisis Sistem didasarkan pada penentuan informasi yang terinci yang dihasilkan tahap demi tahap proses sebagaimana terlihat pada Gambar 8. Bila hal ini dikembangkan, maka perlu diupayakan agar sistem dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan, dimana jumlah output yang spesifik dapat ditentukan, serta jalannya sistem yang spesifik agar mencapai suatu optimasi. Tiga prinsip dasar yang dapat membantu dalam menentukan batasan-batasan yang sesuai dengan sistem dan lingkungan yaitu : 1 Antara sistem dan lingkungan dibatasi oleh suatu hubungan sebab akibat yang lemah sehingga faktor kondisi lingkungan dapat diabaikan 2 Agar dapat membantu dalam penggunaan operasional, konstruksi sistem dilakukan sedemikan rupa sehingga antara faktor dengan faktor lainnya ada jarak dan memungkinkan dilakukan kontrol. 3 Luasnya dari batasan suatu sistem diperjelas, sehingga mempengaruhi ketepatan dalam analisis. Menurut Eriyatno 1998 untuk menentukan tingkat pemanfaatan dari analisis sistem perlu dikaji : 1 Nilai hasil fisik dan non fisik dari konsep sistem ini bagi pengguna 2 Sama atau lebih dari biaya untuk menghasilkan produk pengkajian sistem 3 Kemampuan dan minat dari institusiindividu yang akan menunjang sistem 4 Konsep mana yang mempunyai peluang tinggi secara ekonomi untuk dilaksanakan dengan menggunakan analisis biaya dan manfaat. 50 Analisis Kebutuhan. Analisis kebutuhan merupakan permulaan peng-kajian suatu sistem yang dilakukan dengan hati-hati agar dapat menentukan kebutuhan yg ada dan dapat dipenuhi yaitu komponen-komponen berpengaruh dan berperan dalam sistem. Analisis kebutuhan menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seorang pengambil keputusan terhadap jalannya sistem. Kebutuhan Analisa Sistem Tidak Lengkap? Ya Gugus Solusi Yang Layak Pemodelan Sistem Tidak Cukup Ya Model Abstrak Optimal Rancang Bangun Implementasi Tidak Cukup Ya Spesifikasi Sistem Detail Implementasi Tidak Puas Ya Sistem Operasional Operasi Tidak Puas Re-evaluasi dari Penampilan Gambar 7 Tahap Pendekatan Sistem. 51 Kebutuhan Dasar Analisa Kebutuhan Absah Tidak Lengkap? Ya Persyaratan Kebutuhan Formulasi Permasalahan Tidak Cukup Ya Identifikasi Sistem - Diagram Lingkar - Diagram Kotak Gelap Tidak Lengkap Ya Input out put Parameter Rancang Bangun Rekayasa Awal Model TIdak OK ? Ya Diagram alir Deskriptif Gambar 8 Tahapan Analisis Sistem. 52 Identifikasi Sistem. Identifikasi sistem merupakan rantai hubungan antara pernyataan-dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hal ini sering dinyatakan dengan diagram lingkar sebab akibat causal loop. Gambar 9 memperlihatkan simplifikasi diagram lingkar sistem pengendalian Ekosistem Kawasan Industri. Pendapatan Wilayah Investasi Jumlah Industri Biaya Industri Teknologi Penangan Limbah Jenis Industri Daya Dukung Lingkungan Jumlah dan Jenis Industri Lapangan Kerja + + + + + + + - - + + + - + + Gambar 9 Simplifikasi Diagram Lingkar Sistem Pengendalian Ekosistem Kawasan Industri. Muhammadi et al. 2001 mengatakan gabungan simpal-simpal umpan balik menjelaskan kompleksitas. Semakin banyak simpal menggambarkan semakin banyak variabel unsur dan parameter waktu yang berarti semakin rinci dan semakin dinamis. Kompleksitas rinci dan dinamis ini dapat disederhanakan kedalam empat tipe yang saling berhubungan dengan dominansi dan atau kombinasi simpal tertentu yang menghasilkan perilaku sistem yaitu non linieritas, pembelajaran, emergensi dan ko-evolusi. 53 Non linieritas adalah perilaku hasil penyederhanaan dari kompleksitas proses pengubahan yang tidak berbanding lurus. Pembelajaran adalah perilaku hasil penyederhanaan dari kompleksitas kemampuan sistem untuk menciptakan keluaran berdasarkan proses sebelumnya. Emergensi adalah perilaku hasil penyederhanaan dari kompleksitas pemunculan realitas baru yang tidak terduga dalam sistem. Ko-evolusi adalah perilaku hasil penyederhanaan dari kompleksitas perilaku mikro yang dapat mempengaruhi perilaku makro biasanya memerlukan waktu tunda. Kegiatan yang penting yaitu menginterpretasi diagram lingkar kedalam kotak gelap black box. Para analis harus mampu mengkonstruksi diagram kotak sehingga identifikasi sistem dapat menghasilkan spesifikasi yang terinci tentang peubah yang menyangkut rancangan dan proses kontrol. Identifikasi sistem ditentukan dan ditandai oleh adanya determinasi kriteria jalannya sistem yang akan membantu dalam evaluasi alternatif sistem. Kriterianya meliputi penentuan output yang diharapkan dari sistem dan perhitungan rasio biaya dan manfaat.

2.9.3 Pemodelan Sistem