Kaitan Pertambahan Penduduk dengan Sumberdaya Lahan

19 Sumberdaya LahanTanah menggambarkan gabungan antara sifat sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, yang tidak dapat diperbaharui serta sumberdaya biologis Sitorus, 2004. Sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbarui, kesuburan tanah, yang sangat erat berhubungan dengan organisme , sifat kimia alami tanah dan aktivitas akar tanaman, dapat diperbaiki dengan pemberian kapur agar hara tanah dapat diserap tanaman. Sifat fisik tanah, misalnya tekstur tanah, sulit dirubah sehingga merupakan sifat seperti sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui. Apabila sumberdaya lahantanah digunakan, ditingkatkan atau dipertahankan sehingga kesuburannya bertambah atau berkurang sebagai akibat dari pengaruh manusia maka merupakan sifat sumberdaya biologis. Pada dasarnya perbedaan antara sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbaharui hanya tergantung pada derajat keberadaannya.

2.2 Kaitan Pertambahan Penduduk dengan Sumberdaya Lahan

Penggunaan sumberdaya alam berarti melakukan suatu perubahan dalam suatu ekosistem, yang dampaknya akan mempengaruhi sistem kehidupan. Homer-Dixon et al. 1993 dalam Mitchel et al. 2003 menjelaskan bahwa kegiatan manusia dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau kelangkaan sumberdaya dalam tiga cara yaitu : 1 Kegiatan manusia dapat menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas sumberdaya 2 Penurunan atau kelangkaan sumberdaya disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan 3 Akses terhadap lingkungan dan sumberdaya alam yang tidak seimbang juga akan menyebabkan banyak persoalan. Jumlah sumberdaya alam tidak bertambah atau terbatas, sehingga pertambahan penduduk yang cepat dalam suatu wilayah menurut Lastario 2001 dapat menyebabkan lebih besar dari daya tampungnya, sehingga akan terjadi tekanan pada sumberdaya alam tersebut. Gejalanya dapat terlihat dari kurangnya penyediaan lapangan kerja dan pendapatan yang rendah dan jumlah penduduk miskin yang terus bertambah besar. Pierce dan Lal 1997 menyatakan bahwa secara global, dua masalah paling penting yang dihadapi pada abad 21, pertama adalah kecukupan sumberdaya tanahlahan dunia untuk memenuhi permintaan pangan dan serat 20 akibat dari pertambahan penduduk dunia dan kedua adalah kualitas lingkungan baik udara, air dan tanahlahan. Sitorus 2004 juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk yang sedemikian besarnya dalam beberapa dekade terakhir ini mengakibatkan permasalahan penyediaan pangan dan kebutuhan pokok lainnya menjadi sangat menonjol sehingga memerlukan pendekatan permasalahan yang sifatnya lebih menyeluruh. Proses tersebut dapat membahayakan fungsi hidrologi, produksi pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi di daerah lingkungan pengaruhnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa kelangkaan sumberdaya lahan bersangkut paut dengan pertumbuhan penduduk dan persaingan permintaan competiting demand terhadap lahan. Sebagian masyarakat berpenghasilan tinggi akan menyalurkan kelebihan daya belinya dalam bentuk investasi pada tanahlahan, sehingga nilai harga tanah cenderung naik. Pergeseran pemilikan tanah sering terjadi karena adanya jual beli tanah oleh pemilik kepada pihak lain yang bermodal sehingga terjadi akumulasi dan pemusatan lahan di tangan segolongan orang yang dapat menimbulkan gejala tanah guntai absentee ownership atau para pemilik tanah semula, kini statusnya menjadi penggarap atau buruh tani di atas tanah yang secara hukum menjadi milik orang lain. Perimbangan hubungan antara pemilikan, penguasaan dan penggarapan tanah terutama yang menyangkut pembagian hasil dan imbalan jasa antara pihak pemilik tanah, pihak yang menguasai tanah dan pihak penggarap tanah merupakan masalah dengan implikasi luas dan berantai. Suripin 2002 menyatakan bahwa kepemilikan lahan per kapita di dunia semakin menurun dan jika penurunan tersebut diikuti pula dengan penurunan tingkat produktivitas lahan akibat degradasi, maka umat manusia akan menemui kesulitan besar dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan maupun lahan untuk tempat tinggal.

2.3 Degradasi Tanah