Aspek Teknologi Analisis Partisipasi

- melakukan pengolahan hasil sayuran agar pengelolaan USDT dapat berkelanjutan yang memperoleh nilai 1,30 sehingga termasuk kategori tidak pernah berpartisipasi - membuat sumur resapan agar pengelolaan USDT dapat berkelanjutan yang memperoleh nilai 1,53 sehingga termasuk kategori jarang ikut berpartisipasi. Indikator teknologi yang sudah cukup baik karena masyarakat sering partisipasi atau aktif dalam pengelolaan USDT berkelanjutan ádalah : - melakukan pembuatan saluran pembuangan air agar pengelolaan USDT dapat berkelanjutan yang memperoleh nilai 3,90 sehingga termasuk kategori sering berpartisipasi - menggunakan pupuk kandang agar pengelolaan USDT dapat berkelanjutan yang memperoleh nilai 3,87 sehingga termasuk kategori sering berpartisipasi

8.3.4 Aspek Lingkungan

Berdasarkan data pada Tabel 54 juga dapat dilihat bahwa aspek lingkungan memperoleh nilai rerata yaitu 2,75, sehingga termasuk pada kategori kadang-kadang berpartisipasi. Dengan demikian pada dasarnya masyarakat pertanian di Kawasan Agropolitan Pacet cukup aktif berpartisipasi pada aspek lingkungan dalam pengelolaan USDT berkelanjutan. `Pada aspek lingkungan ini, yang menyebabkan nilai partisipasinya rendah ádalah pada parameter sebagai berikut: - melakukan pencegahan aliran permukaan dalam pengelolaan USDT berkelanjutan yang memperoleh nilai 2,40 sehingga termasuk kategori jarang berpartisipasi - mencegah pencemaran sampah rumah tangga dalam upaya pengelolaan USDT berkelanjutan yang memperoleh nilai 2,57 sehingga termasuk kategori kadang-kadang berpartisipasi. Indikator lingkungan yang sudah cukup baik karena nilainya cukup tinggi walaupun partisipasi masyarakat masih termasuk kadang-kadang berpartisipasi ádalah : - melakukan pencegahan penggunaan pestisida secara berlebihan dalam pengelolaan USDT berkelanjutan yang memperoleh nilai 3,10 sehingga termasuk kategori kadang-kadang berpartisipasi - melakukan pencegahan erosi dalam pengelolaan USDT berkelanjutan dengan nilai 3,08 sehingga termasuk kategori kadang-kadang berpartisipasi

8.3.5 Aspek Kelembagaan

Berdasarkan data pada Tabel 54 juga dapat dilihat bahwa aspek kelembagaan memperoleh nilai rerata yaitu 1,93, sehingga termasuk pada kategori jarang berpartisipasi. Dengan demikian pada dasarnya masyarakat pertanian di Kawasan Agropolitan Pacet tidak aktif berpartisipasi pada aspek kelembagaan dalam pengelolaan USDT berkelanjutan. Pada aspek kelembagaan ini, yang menyebabkan nilai partisipasinya rendah ádalah pada parameter sebagai berikut: - menjadi anggota koperasi agar dalam pengelolaan USDT dapat berkelanjutan yang memperoleh nilai 1,54 sehingga termasuk kategori jarang berpartisipasi - melakukan kegiatan evaluasi dalam pengelolaan USDT berkelanjutan yang memperoleh nilai 1,60 sehingga termasuk kategori jarang berpartisipasi. Indikator kelembagaan yang nilainya sudah cukup baik sehingga partisipasi masyarakat termasuk kadang-kadang berpartisipasi atau cukup aktif berpartisipasi ádalah : - menjadi anggota kelompok tani dalam upaya pengelolaan USDT berkelanjutan yang memperoleh nilai 2,26 sehingga termasuk kategori kadang- kadang berpartisipasi - hadir dalam kegiatan kelembagaan dalam pengelolaan USDT berkelanjutan yang memperoleh nilai 2,24 sehingga termasuk kategori kadang-kadang berpartisipasi.

8.4 Keterkaitan Persepsi dengan Partisipasi Masyarakat

Persepsi menurut Anonim 2007 adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. John Locke berargumentasi bahwa sejumlah kualitas sebagai ciri dari sebuah obyek, akan eksis hanya apabila ada interaksi antara subyek yang memersepsidan obyek yang dipersepsi Anonim, 2007. Persepsi masyarakat yang didekati dengan pendapat masyarakat di Kawasan Agropolitan Pacet terhadap pengelolaan USDT berkelanjutan sudah tinggi. Kondisi tersebut hampir sama dengan hasil penelitian Gunawan 2007 tentang tingkat persepsi masyarakat desa Sirnarasa terhadap pelestarian sumberdaya hutan di Taman Nasional Gunung Halimun yang berada pada tingkat sedang sampai tinggi.