Uji Kestabilan Model Pengembangan Model Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Time Pedpta_Petani_Sayur 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000 Time Partisipasi 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 45 50 55 60 65 70 75 Time Pendpt_Petani 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 1 2 3 4 5 Uji kestabilan model dilakukan dengan main model dan pada co-model nya. Co-modelnya adalah submodel sosial dan kelembagaan dengan variabel partisipasi dengan submodel ekonomi dengan variabel pendapatan petani sayuran dataran tinggi. Hasil simulasinya terdapat pada gambar dibawah. a b c Gambar 55 Grafik Hasil Simulasi pada Peubah Partisipasi, Pendapatan Petani Sayur dan Pendapatan Petani perkapita di Kawasan Agropolitan. Berdasarkan Gambar 55 terlihat bahwa terdapat kemiripan antara gambar a partisipasi masyarakat dalam USDT Berkelanjutan di kawasan agropolitan b total pendapatan petani sayuran dalam satu tahun c pendapatan petani sayuran dataran tinggi per kapita. Sehubungan dengan terdapat kemiripan grafik antara main model dengan co-model-nya maka model pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan dapat dikategorikan stabil.

10.3.4 Uji Sensitivitas Model

Uji sensitivitas model dilakukan untuk menjelaskan sensitivitas parameter, variabel, dan hubungan antar variabel dalam model dan mengetahui respon model terhadap suatu stimulus. Stimulus diberikan dengan memberikan perlakuan tertentu pada unsur atau struktur model. Respon ditunjukkan dengan perubahan perilaku dan atau kinerja model. Hasil uji sensitivitas model adalah dalam bentuk perubahan perilaku dan atau kinerja model, yang digunakan untuk menganalisis efek intervensi terhadap model Muhammadi et al., 2001. Uji sensitivitas merupakan intervensi parameter input model dan atau struktur model untuk melihat sejauhmana kepekaan nya terhadap perubahan output model, sehingga dapat diamati bagaimana efek atau dampak suatu intervensi terhadap kinerja model secara keseluruhan. Uji sensitivitas ada dua yaitu intervensi fungsional dan struktural. Intervensi fungsional adalah intervensi terhadap parameter tertentu atau kombinasi parameter tertentu ari model dengan menggunakan fasilitas dalam perangkat lunak powersim yang cocok atau mewakili perubahan keputusan, kejadian dan keadaan tertentu. Dalam penelitian ini diuji sensivitas fungsional dengan keputusan mengadakan sosialisasi pengembangan kawasan agropolitan melalui pengelolaan USDT berkelanjutan dan uji sensitivitas menggunakan perangkat lunak powersim forecast. Selanjutnya dilakukan simulasi dan diamati hasilnya terhadap keseluruhan kinerja unsur dalam sistem. Perubahan hasil dan dampak yang bersifat dinamis yang dinyatakan dalam prosentase fungsi waktu. Pola dan kecenderungan hasil dan dampak intervensi adalah bersifat non linear. Penggunaan fasilitas ini sesuai dengan antisipasi perubahan parameter yang mungkin terjadi dalam dunia nyata. Apabila pemerintah melaksanakan sosialisasi program agropolitan secara gencar dan serius maka dapat diprediksi persepsi masyarakat akan meningkat dan mendorong partisipasi masyarakat misalnya menjadi 60 . Dengan adanya peningkatan partisipasi tersebut maka pada tenggang waktu 50 tahun tingkat partisipasi masyarakat akan meningkat sampai mencapai 98,86 seperti terlihat pada Gambar 56. Time Partisipasi 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 60 70 80 90 Gambar 56 Perkembangan Tingkat Partisipasi Masyarakat apabila Melalui Intervensi dengan Tingkat Partisipasi Awal 60 . Dampak meningkatnya partisipasi masyarakat maka tindakan konservasi tanah dan air akan semakin meningkat sehingga angka konstantanya akan menurun mencapai 28,223 sebagaimana terlihat pada Gambar 57. Time Tindl_KTA 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 30 35 40 Gambar 57 Perkembangan Tindakan Konservasi Tanah dan Air Sehingga Menurunkan konstanta Menjadi 28,223. Menurunnya angka konstanta konservasi tanah dan air akan berdampak terhadap menurunnya tingkat erosi sehingga besarnya erosi dapat mencapai 11, 564 ton per ha per tahun setelah tenggang waktu 50 tahun. Lihat Gambar 58. Time Erosi 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 50 100 150 200 Gambar 58 Penurunan Tingkat Erosi dari 222 menjadi 11,56 ton per hektar per tahun di Kawasan Agropolitan