Teknik Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja

55 3. Dapat mengidentifikasi dan memahami berbagai aspek dari suatu permasalahan serta dapat mengarahkan permasalahan secara menyeluruh 4. Sangat menonjolkan tujuan yang ingin dicapai dan tidak terikat pada prosedur koordinasi atau pengawasan dan pengendalian itu sendir 5. Berguna sebagai cara berpikir dalam suatu kerangka analisis yang dapat memberi pengertian yang lebih mendasar mengenai perilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuannya. Kelemahan dari pendekatan sistem adalah : 1. Menambah kompleksitas analisis yang kadang pendekatan sistem mengakibatkan kebingungan terutama bagi peneliti atau pemakai pemula 2. Tidak bisa memberikan resep yang langsung bisa diterapkan karena harus melakukan pengolahan lebih jauh lagi 3. Menghendaki seseorang untuk bersikap kritis dan mempunyai kemampuan diagnostik yang dapat memahami setiap permasalahan dalam kaitannya dengan lingkungan yang dihadapi. Doppelt 1987 mengatakan bahwa suatu rancangan sistem yang kompleks sangat tergantung pada partisipasi dan kontribusi banyak orang.

2.9.4 Teknik Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja

Suatu persoalan yang sulit dan kompleks yang diekspresikan secara sistemik dapat diselesaikan dengan alat bantu teknik keputusan Marimin, 2004. 1 Permasalahan Keputusan Marimin 2004 mengatakan seseorang seringkali dihadapkan pada berbagai keadaan dalam pengambilan keputusan antara lain : 1 Unik, yaitu tidak mempunyai preseden dan mungkin tidak berulang lagi di masa depan 2 Tidak pasti, yaitu faktor-faktor yang diharapkan mempengaruhi dan memiliki kadar ketahuan atau informasi yang sangat rendah 3 Jangka panjang, yaitu implikasinya memiliki jangkauan yang cukup jauh kedepan dan melibatkan sumber-sumber usaha yang penting. 4 Kompleks, yaitu dalam pengertiannya preferensi pengambilan keputusan atas risiko dan waktu memiliki peranan yang besar, serta sifat komponen dan keterkaitannya sering bersifat dinamik. 56 2 Lingkup Keputusan Marimin 2004 mengatakan bahwa dalam pengambilan keputusan terdapat dua basis yaitu berdasarkan intuisi dan berdasarkan keputusan rasional. Komponen dan langkah pengambilan keputusan rasional mirip dengan intuisi kecuali pada tahap analisis keputusan secara normatif. 3 Tahapan Keputusan Mengambil keputusan adalah suatu proses yang dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada padanya pada saat tersebut dengan harapan bahwa sesuatu akan terjadi. Keputusan dapat diambil dari alternatif-alternatif keputusan yang ada. Alternatif keputusan tersebut dapat dilakukan dengan adanya informasi yang diolah dan disajikan dengan dukungan sistem penunjang keputusan. Informasi terbentuk dari adanya data yang terdiri dari bilangan dan terms yang disusun, diolah, disajikan dengan dukungan sistem informasi manajemen. Keputusan yang diambil perlu ditindak lanjuti dengan aksi yang dalam pelaksanaannya perlu mengacu pada standar prosedur operasi dan akan membentuk kembali data. 4 Teknik Pengambilan Keputusan Beberapa teknik pengambilan keputusan antara lain teknik pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja seperti Teknik Perbandingan Indeks Kinerja Comparative Performance Index, CPI dan Metode Perbandingan Eksponensial MPE. Proses Hierarki Analitik Analytical Hierarchy Process, AHP merupakan teknik pengambilan keputusan yang efektif terhadap suatu persoalan yang kompleks, yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir. Teknik Perbandingan Indeks Kinerja Comparative Performance Index, CPI. Menurut Marimin 2004 Teknik Perbandingan Indeks Kinerja merupakan indeks gabungan composite index yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif i berdasarkan beberapa kriteria j. Cara pengambilan keputusannya adalah dengan membuat matriks awal penilaian alternatif yang disusun berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan kemudian dilakukan transformasi dengan menggunakan Teknik Perbandingan Indeks Kinerja. Hasil transformasi dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang didasarkan pada peringkat yang diperoleh. 57 Metode Perbandingan Eksponensial MPE. Menurut Marimin 2004 Metode Perbandingan Eksponensial MPE merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan untuk membantu pengambil keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses. Metode Perbandingan Eksponensial MPE memiliki keuntungan dalam mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisis karena nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar fungsi eksponensial sehingga urutan prioritas alternatif keputusan menjadi lebih nyata. Penggunaan teknik ini harus mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih 2. Menentukan kriteriaperbandingan kriteria keputusan penting untuk dievaluasi 3. Menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan atau pertimbangan kriteria 4. Melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada kriteria 5. Menghitung skor atau nilai total setiap alternatif 6. Menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing-masing alternatif. Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat, sedangkan penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif semakin besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial. Proses Hierarki AnalitikPHA Analytical Hierarchy ProcessAHP. Lahan sebagai sumberdaya merupakan suatu sistem yang kompleks dari berbagai unsur yang saling berinteraksi sehingga dapat menimbulkan suatu permasalahan yang kompleks pula. Pengambil keputusan harus dapat mengembangkan suatu cara untuk mengevaluasi sumberdaya potensial secara dinamis. Dalam penanganan permasalahan tersebut harus dilakukan pengambilan keputusan dan AHP merupakan metode yang praktis Saaty, 1991. Dasar pemikiran AHP adalah memandang suatu permasalahan dalam kerangka yang terorganisir tetapi kompleks, yang memungkinkan adanya interaksi dan saling ketergantungan antar faktor, namun tetap dapat memikirkan faktor-faktor secara sederhana. 58 Dengan demikian AHP dapat digunakan untuk : 1 Memutuskan apakah akan melaksanakan proyek tertentu 2 Melaksanakan aktivitas yang paling produktif dengan rasio manfaatbiaya tertinggi 3 Memilih suatu proyek yang manfaatnya dapat didistribusikan diantara penduduk dengan cara khusus 4 Memaksimumkan manfaat total dalam kendala tertentu misalnya anggaran 5 Meninjau ulang seperangkat proyek yang ada, untuk melihat kemungkinan untuk menghapus atau merealokasikan sumberdaya. Metode AHP dilaksanakan dengan memecah suatu persoalan yang kompleks, tidak terstruktur kedalam bagian-bagian komponennya, menata bagian dalam suatu susunan hierarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel, dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Manfaat AHP adalah dapat mengambil keputusan secara berkelompok, efektif dan cepat, dapat memperbaiki konsistensi pertimbangan serta dapat meningkatkan keandalan sebagai alat pengambilan keputusan. Menurut Marimin 2004 prinsip kerja AHP meliputi empat ide dasar yaitu: 1 Penyusunan Hierarki Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi kriteria dan alternative, lalu disusun menjadi hierarki, dimana alternatif terdapat pada level bawah. 2 Penilaian Kriteria dan Alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Skala 1 sampai 9 merupakan skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. 3 Penentuan Prioritas Setiap kriteria dan alternatif dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparison dan nilai perbandingan relatifnya diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Kriteria kualitatif dan kuantitatif dapat dibandingkan sesuai judgement untuk menghasilkan bobot dan prioritas, yang dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. 4 Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis. 59 2.10 Program Pembangunan Pertanian Terpadu 2.10.1 Konsep Pertanian Terpadu