185
dari naiknya meningkat konsumsi rumah tangga sebesar 0.537 persen. Hal ini akan meningkatkan pertumbuhan PDBI sebesar 0.578 persen. Secara simultan
dampak yang signifikan dari kebijakan ini adalah turunnya angka pengangguran sebesar 1.802 persen.
7.2.11. Kenaikan Angka Pertumbuhan Sektor Perhubungan dan
Transportasi Sebesar 1 Persen
Tujuan pembangunan sektor perhubungan dan transportasi adalah untuk meningkatkan pelayanan jasa perhubungan dan transportasi secara lebih efisien,
handal, berkualitas, aman dan dengan harga yang terjangkau. Tujuan lainnya adalah untuk mewujudkan sistem perhubungan dan transportasi nasional secara
intermoda dan terpadu dengan pengembangan wilayahnya, dan menjadi bagian dari suatu sistem distribusi yang mampu memberikan pelayanan dan manfaat
bagi masyarakat luas dalam kegiatan perekonomiannya. Kebijakan pemerintah menaikkan pertumbuhan sektor ini sebesar 1 persen akan membawa dampak
pada meningkatnya alokasi pendanaan rupiah murni pada sektor ini sebesar 9.22 persen dan meningkatnya pinjaman luar negerinya sebesar 3.207 persen.
Dampak menyeluruh atas kebijakan pemerintah yang menaikkan angka pertumbuhan sektor perhubungan dan transportasi sebesar 1 persen ini
selengkapnya dapat diikuti pada Tabel 52.
Tabel 52. Dampak Kenaikan Pertumbuhan Sektor Perhubungan dan Transportasi Sebesar 1 Persen
No. Variabel
Nilai Dasar GHUB ↗ 1
Predicted
1 Produk Domestik Bruto
978457 982911
0.455 2
Konsumsi Rumah Tangga 530602
533075 0.466
3 Investasi Masyarakat
271245 272089
0.311 4
Belanja Pemerintah 108873
109848 0.896
5 Nilai Ekspor Bersih
67738 67899
0.238 6
Pendapatan Pemerintah 87920
89307 1.578
7 Defisit Anggaran
2.1019 2.0898 -0.012
8 Pembiayaan Rupiah Murni
16687 17214
3.158 9
Pengel. Rp S. Pendidikan 3322
3379 1.716
10 Pengel. Rp S. Kesehatan
2518 2567
1.946 11
Pengel. Rp S. Pertanian 3939
4071 3.351
186
No. Variabel
Nilai Dasar GHUB ↗ 1
Predicted
12 Pengel. Rp S. Energi
2282 2326
1.928 13
Pengel. Rp S. Perhubungan 2527
2760 9.220
14 Pengel. Rp S. Lainnya
2100 2111
0.524 15
Total Utang LN Pemerintah 29174
29460 0.981
16 Utang LN S. Pendidikan
3951 3958
0.177 17
Utang LN S. Kesehatan 3715
3739 0.646
18 Utang LN S. Pertanian
5442 5467
0.459 19
Utang LN S. Energi 8022
8058 0.449
20 Utang LN S. Perhubungan
6049 6243
3.207 21
Utang LN S. Lainnya 1994
1995 0.065
22 Total Pemby. ULN Pemerintah
4107 4282
4.268 23
Pemb. Utang S. Pendidikan 570
586 2.768
24 Pemb. Utang S. Kesehatan
493 537
8.998 25
Pemb. Utang S. Pertanian 987
1030 4.343
26 Pemb. Utang S. Energi
789 836
5.981 27
Pemb. Utang S. Perhubungan 901
924 2.552
28 Pemb. Utang S. Lainnya
367 369
0.511 29
Angka Partisipasi Sekolah 91.9711
92.1032 0.132
30 Angka Lama Bersekolah
7.0334 7.0485
0.215 31
Angka Kematian Bayi 48.8447
48.5227 -0.659 32
Angka Usia Harapan Hidup 61.4597
61.685 0.367
33 Growth Sektor Pertanian
3.0619 3.5664
0.505 34
Growth Sektor Energi 5.4076
5.8491 0.442
35 Growth Sektor Perhubungan
6.2840 7.2840
1.00
36 Angka Pengangguran
7732 7623 -1.416
Kebijakan pemerintah di sektor perhubungan dan transportasi yang menyebabkan kenaikan alokasi rupiah murni dan pinjaman luar negeri di sektor
ini, akan berdampak pada naiknya belanja pembangunan pemerintah sebesar 0.896 persen. Kenaikan belanja ini direspon oleh pemerintah dengan menaikkan
pendapatan pemerintah sebesar 1.578 persen, yang akan mengakibatkan turunnya keseimbangan fiskal, yang pada gilirannya akan menurunkan defisit
anggaran pemerintah per PDB sebesar 0.012 persen. Lebih lanjut, kenaikan pendapatan pemerintah ini memicu meningkatnya pendapatan masyarakat, yang
tercermin melalui peningkatan konsumsi rumah tangga sebesar 0.466 persen. Selain itu, kenaikan pendapatan pemerintah ini menyebabkan pemerintah
lebih mempunyai ruang gerak dalam mempercepat turunnya stok utang
187
pemerintah dengan cara menaikkan pembayaran cicilan utang pokok sebesar 4.268 persen. Selain digunakan untuk membayar cicilan utang, kenaikan
pendapatan ini juga digunakan untuk menambah investasi di setiap sektor pembangunan. Dampak yang timbul adalah naiknya angka pertumbuhan sektor
pertanian dan pengairan sebesar 0.505 persen serta sektor pertambangan dan energi sebesar 0.442 persen. Penambahan investasi ini juga mendorong
meningkatnya angka partisipasi sekolah, angka tahun lama bersekolah, dan angka usia harapan hidup masing-masing sebesar 0.132 persen, 0.215 persen dan
0.367 persen. Disamping itu, angka kematian bayi akan menurun sebesar 0.659 persen. Dampak akhir dari hasil simulasi ini adalah meningkatnya pertumbuhan
PDB sebesar 0.455 persen yang diiringi dengan menurunnya tingkat pengangguran sebesar 1.416 persen.
7.2.12. Penurunan Angka Pengangguran Sebesar 10 Persen