113
Hal ini mengindikasikan bahwa untuk jangka pendek konsumsi pokok masih merupakan kebutuhan penduduk yang mendasar. Angka elastisitas tersebut dapat
diartikan bahwa setiap peningkatan 1 persen pendapatan yang siap dibelanjakan, hanya akan meningkatkan konsumsi rumah tangga sebesar 0.4038 persen dalam
jangka pendek dan 1.219 persen dalam jangka panjang. Ini berarti untuk jangka pendek kenaikan pendapatan yang dapat dibelanjakan bagi sebagian besar
masyarakat tidak banyak merubah pola konsumsi rumah tangga. Artinya apabila pola konsumsi masyarakat, khususnya masyarakat miskin adalah kebutuhan
pokok sandang dan pangan, maka sebagian besar kenaikan pendapatan disposebel akan dikomsumsi untuk membeli tambahan kebutuhan pokok.
Demikian pula dalam hal pengangguran. Hasil estimasi dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1 persen jumlah pengangguran akan menurunkan
konsumsi rumah tangga sebesar 0.1422 persen untuk jangka pendek dan 0.4293 persen untuk jangka panjang. Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi adalah
peubah bedakala, dimana probabilitas peubah bedakala tersebut adalah signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga membutuhkan
waktu yang relatif lambat dalam merespon perubahan ekonomi.
6.2.2. Respon Investasi Masyarakat
Tingkat investasi masyarakat terutama sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Hipotesisnya adalah kenaikan suku bunga dalam negeri akan
menurunkan tingkat investasi masyarakat karena pada kondisi demikian investor cenderung memilih menabung daripada menggunakan uangnya untuk investasi.
Tabel 12. Hasil Estimasi dan Elastisitas Investasi Variable
Parameter Elastisitas
Prob |T| Variable Label
Estimate E
SR
E
LR
INTERCEP 305928
- -
0.0001 Intercept DINTR
-14381 -0.7254 -1.7850 0.0001 Suku Bunga Domestik
BLJPMB 0.419247
0.0474 0.1166
0.4128 Belanja Pembangunan LINVEST
0.593621 -
- 0.0001 Lag INVEST
Hasil estimasi seperti yang dapat dilihat pada Tabel 12 menunjukkan bahwa kenaikan tingkat suku bunga domestik memang akan menurunkan tingkat
114
investasi masyarakat. Responnya adalah inelastis untuk jangka pendek namun elastis untuk jangka panjang, artinya setiap 1 persen kenaikan suku bunga
domestik akan menurunkan investasi masyarakat masing-masing sebesar 0.7254 persen untuk jangka pendek dan 1.785 persen untuk jangka panjang.
Faktor lain yang mempengaruhi investasi masyarakat adalah peubah bedakala, dimana probabilitas peubah bedakala tersebut adalah signifikan. Hal
ini mengindikasikan bahwa investasi masyarakat membutuhkan waktu yang relatif lambat dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi.
6.2.3. Respon Net Ekspor
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa Indonesia adalah negara kecil small country yang mengindikasikan bahwa apabila terjadi aliran arus modal
dan uang maka Indonesia cenderung hanya sebagai pengikut harga price taker. Indikasi dari small country mempunyai implikasi bahwa Indonesia tidak dapat
mempengaruhi tingkat suku bunga dunia, atau dengan kata lain perubahan tingkat eksternal akan mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia.
Tabel 13. Hasil Estimasi dan Elastisitas Net Ekspor Variable
Parameter Elastisitas
Prob |T| Variable Label
Estimate E
SR
E
LR
WINTR 4270.736422 0.2673 0.4622
0.1115 Suku Bunga Pinjaman LN EXCR
4.986212 0.3795 0.6562 0.0612 Exchange Rate
LNXPRT 0.42165
- -
0.0264 Lag NXPRT
Dari hasil estimasi seperti terlihat pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa perilaku ekspor bersih Indonesia dipengaruhi oleh suku bunga dunia dan nilai
tukar mata uang dengan respon yang inelastis. Artinya kenaikan tingkat suku bunga dunia sebesar 1 persen, ceteris paribus, akan meningkatkan net ekspor
Indonesia sebesar 0.2673 persen dalam jangka pendek dan 0.4622 persen dalam jangka panjang. Demikian pula, setiap terjadi depresiasi mata uang rupiah
terhadap mata uang US dolar sebesar 1 persen, net ekspor Indonesia akan meningkat sebesar 0.3795 persen untuk jangka pendek dan 0.6562 persen untuk
jangka panjang. Hal ini dapat dimengerti karena barang produksi Indonesia menjadi lebih murah dalam mata uang US dolar, sehingga ekspor meningkat
115
sementara impor akan menurun karena barang dari luar negeri menjadi lebih mahal dalam mata uang rupiah.
Faktor lain yang mempengaruhi net ekspor Indonesia adalah peubah bedakala, dimana probabilitas peubah bedakala tersebut sangat signifikan pada
taraf kepercayaan 97 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa jika terjadi goncangan pada perekonomian, net ekspor Indonesia membutuhkan waktu yang
relatif lambat untuk menyesuaikan kepada tingkat keseimbangannya.
6.2.4. Respon Pendapatan Pemerintah