Kinerja Utang Luar Negeri Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi

6

1.1.4. Kinerja Utang Luar Negeri Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi

Agar utang luar negeri dapat digunakan untuk turut membiayai pembangunan dan investasi di berbagai bidang sektor pembangunan, diperlukan perencanaan pemanfaatan utang luar negeri yang betul-betul cermat dan mengacu kepada prioritas pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam dokumen resmi perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan proyek yang asal-asalan dan tidak mengacu pada prioritas, bahkan cenderung lender driven, selain manfaatnya kurang dapat dirasakan oleh masyarakat dan kurang produktif, juga akan menjadi beban dalam pembayarannya kembali. Selain itu, proyek yang lambat pelaksanaannya juga akan menjadi beban tersendiri. Berdasarkan buku Laporan Kinerja Pelaksanaan Proyek Pinjaman Luar Negeri yang diterbitkan secara triwulanan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas selama 10 tahun terakhir ini, diketahui bahwa jumlah penyerapan dana utang luar negeri selalu dibawah dari target yang ditetapkan, yaitu berkisar antara 60 - 70 persen. Gambaran ini dapat diikuti pada Tabel 5. Tabel 5. Laporan Kinerja Pelaksanaan Proyek Pinjaman Luar Negeri Tahun 1995 – 2005 juta USD Tahun Nilai Proyek Yang Sedang Berjalan Target Penyerapan Realisasi Penyerapan Jumlah Persentase 1995 17 156.10 2 009.09 1 105.24 55.01 1996 28 840.55 3 678.93 2 275.89 61.86 1997 26 814.14 3 142.46 1 785.17 56.81 1998 25 267.16 2 867.37 1 531.65 53.42 1999 30 292.58 3 755.35 2 279.27 60.69 2000 22 052.61 2 099.01 1 670.02 79.56 2001 17 982.90 2 663.96 2 026.98 76.09 2002 15 136.70 2 244.83 1 376.38 61.31 2003 13 292.85 2 314.18 1 737.73 75.09 2004 15 808.31 2 518.24 1 834.95 72.87 2005 15 007.07 2 263.96 1 716.87 75.83 Sumber: Laporan Kinerja Pelaksanaan Proyek Pinjaman Luar Negeri Tahun 1995 - 2005, Bappenas diolah. Dampak yang timbul akibat keterlambatan ini antara lain adalah bertambahnya commitment fee atas undisbursed loan yang harus dibayar oleh pemerintah, bertambahnya beban bunga atas inital deposit, serta terlambatnya manfaat proyek dirasakan oleh masyarakat. Dampak yang lebih jauh lagi adalah 7 utang tersebut kurang mendorong pertumbuhan perekonomian, sehingga akan menjadi beban dalam pembayarannya kembali, serta akan menjadi beban bagi peningkatan kinerja perekonomian Indonesia secara menyeluruh.

1.1.5. Utang Luar Negeri Pemerintah Pada Beberapa Sektor Utama