Penurunan Angka Pengangguran Sebesar 10 Persen

187 pemerintah dengan cara menaikkan pembayaran cicilan utang pokok sebesar 4.268 persen. Selain digunakan untuk membayar cicilan utang, kenaikan pendapatan ini juga digunakan untuk menambah investasi di setiap sektor pembangunan. Dampak yang timbul adalah naiknya angka pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan sebesar 0.505 persen serta sektor pertambangan dan energi sebesar 0.442 persen. Penambahan investasi ini juga mendorong meningkatnya angka partisipasi sekolah, angka tahun lama bersekolah, dan angka usia harapan hidup masing-masing sebesar 0.132 persen, 0.215 persen dan 0.367 persen. Disamping itu, angka kematian bayi akan menurun sebesar 0.659 persen. Dampak akhir dari hasil simulasi ini adalah meningkatnya pertumbuhan PDB sebesar 0.455 persen yang diiringi dengan menurunnya tingkat pengangguran sebesar 1.416 persen.

7.2.12. Penurunan Angka Pengangguran Sebesar 10 Persen

Angka pengangguran terbuka di Indonesia sampai saat ini masih tergolong cukup tinggi. Meskipun dari tahun ke tahun perkembangan ekonomi menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun perkembangan ekonomi tersebut belum dapat mengimbangi meningkatnya angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. Bahkan ada kecenderungan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia semakin meningkat. Oleh karena itu menjadi tugas pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja, baik melalui investasi langsung maupun melalui regulasi sehingga dunia swasta dapat terus tumbuh dan berkembang dengan iklim yang baik sehingga bisa menciptakan lapangan kerja guna mengurangi pengangguran. Kebijakan pemerintah menurunkan angka pengangguran sebesar 10 persen dari tahun sebelumnya dilakukan melalui kenaikan investasi langsung pemerintah di seluruh sektor pembangunan. Kenaikan tersebut didorong oleh naiknya alokasi pendanaan rupiah murni untuk seluruh sektor sebesar 2.277 persen, yang disebabkan oleh naiknya alokasi pendanaan rupiah murni di sektor pendidikan sebesar 2.017 persen, di sektor kesehatan sebesar 1.509 persen, di sektor pertanian dan pengairan sebesar 3.808 persen, di sektor pertambangan dan energi sebesar 1.358 persen, dan di sektor perhubungan sebesar 3.126 persen. 188 Selain itu, kenaikan investasi langsung pemerintah tersebut juga didukung oleh naiknya pinjaman luar negeri pemerintah yang terjadi di seluruh sektor pembangunan. Kenaikan pinjaman luar negeri tersebut terjadi di sektor pendidikan sebesar 0.124 persen, di sektor kesehatan sebesar 0.163 persen, di sektor pertanian dan pengairan sebesar 0.165 persen, di sektor pertambangan dan energi sebesar 0.215 persen, di sektor perhubungan dan transportasi sebesar 0.098 persen serta di sektor lainnya sebesar 0.358 persen. Akibat dari kenaikan investasi pemerintah ini adalah bergeraknya sektor swasta untuk meningkatkan investasinya sebesar 2.836 persen dan naiknya konsumsi rumah tangga sebesar 3.761 persen, serta naiknya nilai ekspor bersih sebesar 2.067 persen. Dampak lain dari penurunan angka pengangguran ini adalah turunnya total pembayaran utang luar negeri pemerintah sebesar 1.342 persen karena pemerintah menggunakan sebagian pendapatan pemerintah untuk menambah investasi langsungnya dengan menaikkan belanja pembangunannya sebesar 2.136 persen. Kenaikan belanja ini menyebabkan pemerintah harus mencari tambahan pendapatan pemerintah sebesar 1.459 persen. Namun, akibat persentase kenaikan belanja pemerintah yang lebih tinggi dari kenaikan pendapatan pemerintah, keseimbangan fiskal pemerintah menjadi meningkat sehingga persentase defisit anggaran pemerintah terhadap PDB membengkak sebesar 0.076 persen. Dampak selengkapnya kebijakan pemerintah menurunkan angka pengangguran sebesar 10 persen terhadap indikator ekonomi makro Indonesia dan indikator pembangunan sektoral dapat dilihat pada Tabel 53. Tabel 53. Dampak Penurunan Angka Pengangguran Sebesar 10 Persen No. Variabel Nilai Dasar UNEM ↙ 10 Predicted 1 Produk Domestik Bruto 978457 1009830 3.206 2 Konsumsi Rumah Tangga 530602 550556 3.761 3 Investasi Masyarakat 271245 278938 2.836 4 Belanja Pemerintah 108873 111198 2.136 5 Nilai Ekspor Bersih 67738 69138 2.067 6 Pendapatan Pemerintah 87920 89203 1.459 7 Defisit Anggaran 2.1019 2.1781 0.076 8 Pembiayaan Rupiah Murni 16687 17067 2.277 9 Pengel. Rp S. Pendidikan 3322 3389 2.017 189 No. Variabel Nilai Dasar UNEM ↙ 10 Predicted 10 Pengel. Rp S. Kesehatan 2518 2556 1.509 11 Pengel. Rp S. Pertanian 3939 4089 3.808 12 Pengel. Rp S. Energi 2282 2313 1.358 13 Pengel. Rp S. Perhubungan 2527 2606 3.126 14 Pengel. Rp S. Lainnya 2100 2114 0.667 15 Total Utang LN Pemerintah 29174 29223 0.169 16 Utang LN S. Pendidikan 3951 3956 0.124 17 Utang LN S. Kesehatan 3715 3721 0.163 18 Utang LN S. Pertanian 5442 5451 0.165 19 Utang LN S. Energi 8022 8039 0.215 20 Utang LN S. Perhubungan 6049 6055 0.098 21 Utang LN S. Lainnya 1994 2001 0.358 22 Total Pemby. ULN Pemerintah 4107 4052 -1.342 23 Pemb. Utang S. Pendidikan 570 567 -0.682 24 Pemb. Utang S. Kesehatan 493 482 -2.180 25 Pemb. Utang S. Pertanian 987 973 -1.476 26 Pemb. Utang S. Energi 789 768 -2.576 27 Pemb. Utang S. Perhubungan 901 896 -0.572 28 Pemb. Utang S. Lainnya 367 366 -0.177 29 Angka Partisipasi Sekolah 91.9711 93.225 1.254 30 Angka Lama Bersekolah 7.0334 7.0995 0.940 31 Angka Kematian Bayi 48.8447 48.11948 -1.485 32 Angka Usia Harapan Hidup 61.4597 62.1905 1.189 33 Growth Sektor Pertanian 3.0619 4.9283 1.866 34 Growth Sektor Energi 5.4076 5.9754 0.568 35 Growth Sektor Perhubungan 6.2840 7.4220 1.138 36 Angka Pengangguran 7732 6959 -10.00 Dampak yang lain dari kebijakan pemerintah ini adalah berubahnya angka indeks pembangunan manusia, yang dicirikan melalui naiknya angka partisipasi sekolah, angka tahun lama bersekolah, dan angka usia harapan hidup masing-masing sebesar 1.254 persen, 0.94 persen, dan 1.189 persen. Disamping itu, angka kematian bayi juga menurun sebesar 1.485 persen. Ditinjau dari indikator perekonomian makro Indonesia, kebijakan pemerintah menurunkan angka pengangguran sebesar 10 persen ini pada akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan PDB meningkat sebesar 3.206 persen. 190

7.2.13. Kombinasi Kebijakan Simultan