Utang Luar Negeri Pemerintah Pada Beberapa Sektor Utama

7 utang tersebut kurang mendorong pertumbuhan perekonomian, sehingga akan menjadi beban dalam pembayarannya kembali, serta akan menjadi beban bagi peningkatan kinerja perekonomian Indonesia secara menyeluruh.

1.1.5. Utang Luar Negeri Pemerintah Pada Beberapa Sektor Utama

Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan kemiskinan yang tetap adalah adanya pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi menjadi tidak berarti khususnya bagi kaum miskin, jika penurunan kemiskinan tidak diiringi dengan penurunan kesenjangan dan pemerataan pembangunan untuk memenuhi hak-hak dasar manusia. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia di akhir dekade 1990-an menunjukkan bahwa pembangunan yang hanya mengejar pertumbuhan namun melupakan upaya pemerataan, pengentasan kemiskinan, pengurangan kesenjangan dan pembangunan hak-hak dasar manusia seutuhnya, tidak memberikan pondasi yang kokoh bagi perekonomian negara. Salah satu tugas pembangunan yang terpenting adalah menerjemahkan pertumbuhan ekonomi menjadi peningkatan pembangunan manusia. Untuk dapat mengetahui hasil-hasil pembangunan manusia, digunakan ukuran Indeks Pembangunan Manusia, IPM Human Development Index, HDI, yang sebagian besar didukung dari hasil pembangunan di sektor pendidikan dan sektor kesehatan. Oleh karena itu, sejak pemerintahan Orde Baru, alokasi pendanaan untuk pembangunan sektor-sektor tersebut termasuk dari sumber utang luar negeri, mendapat perhatian yang cukup besar. Laporan Pembangunan Manusia Global dari United Nations Development Programme UNDP tahun 2004 menunjukkan bahwa sejak tahun 1975 IPM Indonesia merangkak naik dengan stabil sampai tahun 2001. Berawal dari angka yang cukup rendah pada tahun 1975, Indonesia mampu mencapai kenaikan IPM yang lebih cepat dibanding Malaysia, Thailand dan Filipina. Namun, secara absolut dalam beberapa hal seperti angka melek huruf, angka usia harapan hidup, kesetaraan jender, prestasi Indonesia masih ketinggalan. Kontribusi, peranan dan dampak pendanaan dari sumber utang luar negeri untuk pembangunan di sektor pendidikan dan sektor kesehatan perlu diteliti lebih lanjut. 8 Di samping itu, beberapa sektor utama lainnya yaitu sektor pertanian dan pengairan, sektor pertambangan dan energi, serta sektor perhubungan dan transportasi, juga mendapat alokasi pendanaan yang besar, termasuk dari sumber utang luar negeri. Sektor pertanian dan pengairan yang menyangkut tanaman bahan makanan, peternakan, hortikultura, perkebunan, dan perikanan berperan besar dalam rangka penyediaan pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dalam memenuhi hak atas pangan the right to food dan menyumbang penerimaan devisa dan PDB. Selain itu sektor pertanian dan pengairan juga mencakup penyediaan air untuk irigasi. Pada tahun 2003 sektor pertanian dan pengairan menyerap 46.3 persen tenaga kerja dari total angkatan kerja, menyumbang 6.9 persen dari total nilai ekspor non migas, dan memberikan kontribusi sebesar 15 persen terhadap PDB nasional. Kesempatan panen beberapa komoditi pertanian yang sebelumnya hanya setahun sekali, sekarang sudah bisa mencapai 3 atau 4 kali setahun. Dengan demikian peranan dan dampak pendanaan dari sumber utang luar negeri untuk pembangunan di sektor pertanian dan pengairan menarik untuk diteliti lebih lanjut. Pembangunan di sektor infrastruktur dan prasarana diyakini dapat menjadi penggerak pertumbuhan pembangunan di sektor-sektor lainnya. Kemajuan Indonesia dalam pembangunan di sektor infrastruktur dan prasarana cukup mengesankan. Jarak tempuh dari daerah perdesaan menuju perkotaan yang pada awal pemerintahan Orde Baru harus ditempuh berhari-hari, sekarang dapat dicapai hanya dalam hitungan jam. Lampu penerangan di rumah-rumah yang dulu menggunakan lampu minyak, sekarang sudah dialiri listrik dari Perusahaan Listrik Negara PLN. Hasil kemajuan di sektor ini antara lain disebabkan oleh besarnya alokasi pendanaan pembangunan yang berasal dari sumber utang luar negeri. Oleh karena itu peranan dan dampak pendanaan dari sumber utang luar negeri untuk pembangunan di bidang infrastruktur dan prasarana yang dikelompokkan kedalam sektor perhubungan dan transportasi menarik untuk diteliti lebih lanjut. Di samping itu, terdapat beberapa pendapat di masyarakat bahwa kebocoran penggunaan utang luar negeri dalam pembangunan di Indonesia mencapai angka 30 persen. Kebocoran ini jelas akan mempengaruhi kinerja 9 penggunaan utang luar negeri untuk pembangunan. Apabila pendapat ini dapat dibuktikan kebenarannya, paling tidak realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama bertahun-tahun ini dapat mencapai angka yang lebih menakjubkan dibanding dengan yang telah dicapai hingga saat ini.

1.2. Perumusan Masalah