73
Melalui alat analisis ini akan teridentifikasi pula pengaruh perubahan pendapatan dan belanja pemerintah terhadap keberadaan utang luar negeri
pemerintah. Hal ini akan menjawab tujuan kedua dari penelitian ini. Tujuan ketiga dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kebocoran
penggunaan utang luar negeri terhadap upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi penggunaan utang luar negeri dan kemampuan pembayaran utang untuk
pengurangan stok utang luar negeri pemerintah. Debt Service Ratio Indonesia saat ini masih tergolong cukup tinggi, namun disisi lain anggaran pembangunan
yang berasal dari sumber dalam negeri masih sangat terbatas. Dengan demikian diperlukan suatu strategi yang dapat menjamin utang luar negeri dipergunakan
secara efektif dan efisien guna sebesar-besarnya mencapai tujuan pembangunan nasional.
Dengan mengetahui hasil-hasil analisis tersebut di atas maka dapat diperoleh formulasi strategi kebijakan untuk mendukung pembangunan guna
meningkatkan kinerja perekonomian pada sektor-sektor yang diteliti. Formulasi strategi kebijakan tersebut juga dapat dipergunakan sebagai model bagi
pembangunan sektor-sektor yang lain yang pendanaannya bersumber dari utang luar negeri dalam rangka meningkatkan kontribusinya terhadap pembangunan
nasional dan dalam rangka menuju kemandirian pembangunan melalui penurunan total stok utang secara bertahap.
5.3. Sistem Utang Luar Negeri Pemerintah
Utang pemerintah Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas empat bagian, yaitu: 1 pinjaman utang dalam negeri, 2 pinjaman
utang luar negeri, 3 pemberi pinjaman kreditur, dan 4 penerima pinjaman debitur.
Pinjaman utang pemerintah yang berasal dari pasar dalam negeri banyak dipilih oleh kebanyakan negara di dunia, khususnya oleh negara-negara maju
mengingat utang dalam negeri relatif lebih fleksibel dibanding dengan utang luar negeri. Alasan lainnya adalah bahwa utang dalam negeri tidak dipengaruhi oleh
fluktuasi perubahan kurs nilai tukar mata uang. Pada pemerintahan Orde Baru, pemerintah seolah-
olah ”menabukan” utang yang berasal dari dalam negeri
74 karena prinsip ”Anggaran Berimbang” yang dianut pemerintah seperti yang telah
diuraikan pada bab-bab awal dari penelitian ini. Namun, disamping itu sumber- sumber dana dari dalam negeri pada saat itu juga masih sangat terbatas, sehingga
kemungkinan yang akan dilakukan pemerintah adalah dengan pencetakan uang. Dengan menempuh cara pembiayaan melalui pengadaan utang luar negeri,
pemerintah Orde Baru telah berhasil menghindarkan diri dari pinjaman utang dalam negeri dan pencetakan uang baru sehingga pada akhirnya Indonesia dapat
menghindarkan diri dari terjadinya hiperinflasi. Oleh karena keterbatasan sumber penerimaan dalam negeri yang masih
sangat dibutuhkan untuk pembangunan nasional, pemerintah akhirnya menerapkan anggaran defisit, dan membiayai defisit tersebut dengan pengadaan
utang luar negeri. Namun, utang luar negeri umumnya sangat dikendalikan oleh kreditur sehingga menyebabkan banyak pemerintah di dunia ini menjadi
tergantung dengan utang luar negeri, yang kadang sangat menjerat dalam proses transaksi dan pembayarannya.
Sementara itu, proses aliran dana pinjaman utang terdiri atas: 1 penerimaan dana utang, 2 penggunaan dana, 3 sumber pendanaan, 4
pembayaran utang. Kelancaran pembayaran utang sangat tergantung pada kemampuan dalam negeri negara peminjam untuk menggali potensi kekayaan
domestik, investasi dalam negeri dan luar negeri, dan tingkat transaksi perdagangan dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan kondisi yang demikian, maka kemampuan pemerintah dalam menerapkan strategi pinjaman utang luar negeri akan sangat tergantung dari
kemampuan negosiasi internasional dan diplomasi ekonomi dengan negara kreditur. Persyaratan dalam perjanjian pengadaan utang seringkali memberatkan
debitur, misalnya keharusan menggunakan barang-barang atau penggunaan konsultan yang ditentukan oleh kreditur. Tingkat suku bunga pinjaman akan
mempengaruhi jumlah pengadaan utang baru, sementara perubahan nilai tukar mata uang, juga akan sangat mempengaruhi kemampuan pemerintah dalam
pengembalian cicilan utang luar negeri, terlebih lagi apabila terjadi fluktuasi perubahan nilai tukar mata uang yang sangat tajam.
75
5.4. Model Ekonometrika Utang Luar Negeri Pemerintah