PenurunanKenaikan Indikator Pembangunan di Sektor Kesehatan

176 Dilihat dari perkembangan indikator pembangunan sektoral, kebijakan pemerintah menaikkan angka partisipasi sekolah sebesar 1 persen Alt.1 ini akan menyebabkan angka tahun lama bersekolah naik sebesar 0.057 persen, angka kematian bayi turun 1.501 persen, dan angka usia harapan hidup naik sebesar 0.537 persen. Sementara itu pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan akan meningkat sebesar 0.023 persen, pertumbuhan sektor pertambangan dan energi naik sebesar 0.021 persen, dan pertumbuhan sektor perhubungan meningkat sebesar 0.014 persen. Secara simultan dampak yang signifikan dari kebijakan ini adalah turunnya angka pengangguran sebesar 0.543 persen. Di sisi lain, kebijakan pemerintah menaikkan angka tahun lama bersekolah sebesar 5 persen Alt.2 akan berdampak pada naiknya angka partisipasi sekolah sebesar 0.681 persen, angka kematian bayi turun sebesar 1.537 persen, dan angka usia harapan hidup naik sebesar 0.512 persen. Sementara itu pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan akan meningkat sebesar 0.022 persen, pertumbuhan sektor pertambangan dan energi naik sebesar 0.019 persen, dan pertumbuhan sektor perhubungan dan transportasi meningkat sebesar 0.013 persen. Secara simultan dampak yang signifikan dari kebijakan ini adalah turunnya angka pengangguran sebesar 0.516 persen. Ke dua simulasi kebijakan seperti tersebut di atas menunjukkan bahwa pencapaian pertumbuhan indikator pembangunan sektoral dapat dicapai tanpa harus melalui intervensi langsung di bidang pembangunan yang terkait, tetapi juga bisa dicapai melalui kerangka regulasi yang dapat menggerakkan peranserta masyarakat dan swasta dalam pembangunan.

7.2.8. PenurunanKenaikan Indikator Pembangunan di Sektor Kesehatan

Pembangunan di sektor kesehatan merupakan salah satu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia IPM, kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama, yang dicirikan melalui angka kematian bayi dan angka usia harapan hidup sebagai indikatornya. Hasil simulasi kebijakan atas penurunan angka kematian bayi sebesar 5 persen Alt.1 dan kenaikan usia harapan hidup sebesar 5 persen Alt.2 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 49. 177 Tabel 49. Dampak Penurunan Angka Kematian Bayi Sebesar 5 Persen dan Kenaikan Angka Usia Harapan Hidup Sebesar 5 Persen No. Variabel Nilai Dasar AKB ↙ 5 UHH ↗ 5 Predicted Predicted 1 Produk Domestik Bruto 978457 980323 0.191 980073 0.165 2 Konsumsi Rumah Tangga 530602 532112 0.285 532008 0.265 3 Investasi Masyarakat 271245 271446 0.074 271318 0.027 4 Belanja Pemerintah 108873 108992 0.109 108985 0.103 5 Nilai Ekspor Bersih 67738 67773 0.052 67762 0.035 6 Pendapatan Pemerintah 87920 88261 0.388 88233 0.356 7 Defisit Anggaran 2.1019 2.1147 0.013 2.1174 0.015 8 Pembiayaan Rupiah Murni 16687 16846 0.953 16868 1.087 9 Pengel. Rp S. Pendidikan 3322 3337 0.452 3335.4 0.403 10 Pengel. Rp S. Kesehatan 2518 2548 1.191 2573 2.184 11 Pengel. Rp S. Pertanian 3939 3962 0.584 3963 0.609 12 Pengel. Rp S. Energi 2282 2331 2.147 2331 2.147 13 Pengel. Rp S. Perhubungan 2527 2552 0.989 2549 0.871 14 Pengel. Rp S. Lainnya 2100 2116 0.762 2117 0.810 15 Total Utang LN Pemerintah 29174 29234 0.206 29317 0.490 16 Utang LN S. Pendidikan 3951 3958 0.177 3955 0.101 17 Utang LN S. Kesehatan 3715 3727 0.323 3761 1.238 18 Utang LN S. Pertanian 5442 5456 0.257 5456 0.257 19 Utang LN S. Energi 8022 8039 0.212 8039 0.212 20 Utang LN S. Perhubungan 6049 6056 0.116 6108 0.975 21 Utang LN S. Lainnya 1994 1998 0.201 1998 0.201 22 Total Pemby. ULN Pemerintah 4107 4181 1.802 4173 1.607 23 Pemb. Utang S. Pendidikan 570 575 0.798 575 0.798 24 Pemb. Utang S. Kesehatan 493 515 4.474 513 4.069 25 Pemb. Utang S. Pertanian 987 1003 1.608 1001 1.406 26 Pemb. Utang S. Energi 789 812 2.957 809 2.577 27 Pemb. Utang S. Perhubungan 901 908 0.756 907 0.645 28 Pemb. Utang S. Lainnya 367 368 0.323 368 0.323 29 Angka Partisipasi Sekolah 91.9711 92.0251 0.054 92.0253 0.054 30 Angka Lama Bersekolah 7.0334 7.0375 0.058 7.0376 0.060 31 Angka Kematian Bayi 48.8447 46.4025 -5.00 48.0621 -1.602 32 Angka Usia Harapan Hidup 61.4597 61.8015 0.556 64.5327 5.00 33 Growth Sektor Pertanian 3.0619 3.0872 0.025 3.0864 0.024 34 Growth Sektor Energi 5.4076 5.4294 0.022 5.4284 0.021 35 Growth Sektor Perhubungan 6.2840 6.2974 0.013 6.2973 0.013 36 Angka Pengangguran 7732 7686 -0.595 7692 -0.515 178 Upaya pemerintah untuk mengurangi angka kematian bayi dan menaikkan angka usia harapan hidup akan membutuhkan investasi yang besar, yang bisa berasal dari investasi langsung pemerintah baik melalui alokasi pendanaan rupiah murni maupun pinjaman luar negeri, atau investasi dari swasta melalui intervensi kerangka regulasi yang kondusif di sektor kesehatan. Dampak dari kebijakan pemerintah menurunkan angka kematian bayi sebesar 5 persen adalah naiknya investasi langsung pemerintah di sektor kesehatan melalui kenaikan alokasi pendanaan rupiah murni di sektor ini sebesar 1.191 persen dan naiknya pinjaman luar negeri di sektor ini sebesar 0.323 persen. Sementara itu dampak dari kenaikan angka usia harapan hidup sebesar 5 persen adalah naiknya alokasi pendanaan rupiah murni di sektor kesehatan sebesar 2.184 persen dan naiknya pinjaman luar negeri di sektor ini sebesar 1.238 persen. Secara total belanja pemerintah dan pendapatan pemerintah akan naik masing-masing menjadi sebesar 0.109 persen dan 0.388 persen akibat kebijakan Alt.1, serta kenaikan sebesar 0.103 persen dan 0.356 persen akibat kebijakan pemerintah Alt.2. Selain itu, naiknya belanja pemerintah ini disebabkan juga oleh sumbangan naiknya belanja rutin antara lain melalui naiknya total pembayaran utang luar negeri sebesar 1.802 persen akibat kebijakan Alt.1, dan sebesar 1.607 persen akibat kebijakan Alt.2. Kenaikan pendapatan dan belanja pemerintah ini menyebabkan keseimbangan fiskal pemerintah berubah sehingga menimbulkan dampak yaitu persentase defisit anggaran terhadap PDB naik masing-masing sebesar 0.013 persen akibat kebijakan Alt.1, dan sebesar 0.015 persen akibat kebijakan Alt.2. Akibatnya selanjutnya, indikator ekonomi makro Indonesia juga mengalami perubahan, antara lain konsumsi rumah tangga akan naik, masing-masing sebesar 0.285 persen akibat kebijakan Alt.1 dan sebesar 0.265 persen akibat kebijakan Alt.2, sementara investasi masyarakat akan naik masing-masing sebesar 0.074 persen akibat kebijakan Alt.1 dan sebesar 0.027 persen akibat kebijakan Alt.2. Namun, kebijakan pemerintah menurunkan angka kematian bayi sebesar 5 persen ini akan meningkatkan total pinjaman baru pemerintah dari luar negeri 179 sebesar 0.206 persen, sementara kebijakan meningkatkan angka usia harapan hidup sebesar 5 persen akan meningkatkan total pinjaman baru pemerintah dari luar negeri sebesar 0.49 persen. Sebagai dampak akhir adalah kenaikan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 0.191 persen akibat kebijakan pemerintah menurunkan angka kematian bayi sebesar 5 persen, dan kenaikan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 0.165 persen akibat kebijakan pemerintah menaikkan angka usia harapan hidup sebesar 5 persen. Dilihat dari pengaruhnya terhadap indikator pembangunan sektoral, kebijakan pemerintah menurunkan angka kematian bayi sebesar 5 persen akan meningkatkan indikator pertumbuhan sektoral, dimana angka partisipasi sekolah akan naik sebesar 0.054 persen, angka tahun lama bersekolah akan naik 0.058 persen, angka usia harapan hidup akan naik 0.556 persen, pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan, sektor pertambangan dan energi, serta sektor perhubungan dan transportasi, masing-masing akan naik sebesar 0.025 persen, 0.022 persen, dan 0.013 persen. Di sisi lain, kebijakan pemerintah menaikkan angka usia harapan hidup sebesar 5 persen akan meningkatkan angka partisipasi sekolah sebesar 0.054 persen, angka tahun lama bersekolah naik 0.06 persen, pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan, sektor pertambangan dan energi, serta sektor perhubungan dan transportasi, masing-masing akan naik sebesar 0.024 persen, 0.021 persen, dan 0.013 persen. Secara simultan dampak yang signifikan dari kebijakan pemerintah dalam intervensi di indikator sektor kesehatan ini adalah turunnya angka pengangguran sebesar 0.595 persen jika angka kematian bayi diturunkan 5 persen, dan turun sebesar 0.515 persen jika angka usia harapan hidup dinaikkan 5 persen.

7.2.9. Kenaikan Angka Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pengairan