Pengurangan Utang LN Pemerintah Sebesar 10 Persen

158 0.248 persen, 0.542 persen, 0.435 persen, dan 0.324 persen, serta naiknya angka kematian bayi sebesar 0.575 persen. Secara simultan dampak yang signifikan adalah naiknya angka pengangguran sebesar 2.819 persen. Hal ini menunjukkan bahwa, ceteris paribus, apabila tingkat suku bunga pinjaman luar negeri sedang dalam posisi yang murah, pemerintah dapat meningkatkan pembiayaan pembangunan dari utang luar negeri sebagai salah satu sumber pendanaan pembangunan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. Dampak terbesar penurunan indikator pertumbuhan sektoral salah satunya adalah di sektor pertanian. Ini menunjukkan bahwa sektor tersebut dapat diandalkan menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi sektor-sektor lainnya.

7.2.2. Pengurangan Utang LN Pemerintah Sebesar 10 Persen

Kebijakan pemerintah dalam pengurangan utang luar negeri pemerintah sebesar 10 persen akan mengakibatkan turunnya jumlah pendanaan rupiah murni yang harus dialokasikan untuk semua sektor. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya ketentuan dalam Loan Agreement selalu mensyaratkan adanya sharing budget dalam pembiayaan proyek pembangunan, dengan cara pemerintah harus menyediakan dana pendamping atau dana pendukung dari rupiah murni untuk pembiayaan setiap proyek yang dibiayai dari loan. Lender tidak akan menyediakan loan sebesar 100 persen dari seluruh kebutuhan biaya untuk pembangunan suatu proyek. Namun, karena target pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan perlu terus dipertahankan, pemerintah akan berupaya untuk meningkatkan belanja investasinya, melalui peningkatan alokasi pendanaan rupiah murni sebesar 7.107 persen. Peningkatan ini, namun yang disertai dengan penurunan pinjaman luar negeri menyebabkan belanja pemerintah secara keseluruhan turun sebesar 1.934 persen. Selain itu, pengurangan utang luar negeri, dimana didalamnya termasuk pengurangan komponen hibah grant aid menyebabkan pemerintah akan memacu sumber-sumber penerimaan dalam negeri lainnya untuk meningkatkan penerimaan negara. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan pada pendapatan pemerintah sebesar 1.936 persen. 159 Terhadap indikator makro ekonomi, pengurangan utang luar negeri tersebut akan menurunkan konsumsi rumah tangga sebesar 2.122 persen dan investasi masyarakat sebesar 0.382 persen, serta ekspor bersih sebesar 1.934 persen. Mengingat konsumsi masyarakat merupakan komponen terbesar dalam struktur PDB, maka penurunan utang luar negeri sebesar 10 persen ini pada akhirnya akan menurunkan PDB Indonesia sebesar 1.359 persen. Hasil selengkapnya dari simulasi akibat kebijakan pemerintah yang menurunkan jumlah utang luar negeri sebesar 10 persen ini dapat diikuti pada Tabel 43. Tabel 43. Dampak Pengurangan Utang LN Pemerintah Sebesar 10 Persen No. Variabel Nilai Dasar UTLN ↙ 10 Predicted 1 Produk Domestik Bruto 978457 965164 -1.359 2 Konsumsi Rumah Tangga 530602 519344 -2.122 3 Investasi Masyarakat 271245 270209 -0.382 4 Belanja Pemerintah 108873 106767 -1.934 5 Nilai Ekspor Bersih 67738 68844 1.633 6 Pendapatan Pemerintah 87920 89622 1.936 7 Defisit Anggaran 2.1019 1.7764 -0.326 8 Pembiayaan Rupiah Murni 16687 17873 7.107 9 Pengel. Rp S. Pendidikan 3322 3542 6.636 10 Pengel. Rp S. Kesehatan 2518 2644 5.002 11 Pengel. Rp S. Pertanian 3939 4227 7.308 12 Pengel. Rp S. Energi 2282 2486 8.928 13 Pengel. Rp S. Perhubungan 2527 2770 9.604 14 Pengel. Rp S. Lainnya 2100 2204 4.963 15 Total Utang LN Pemerintah 29174 26257 -10.000 16 Utang LN S. Pendidikan 3951 3556 -10.00 17 Utang LN S. Kesehatan 3715 3344 -10.00 18 Utang LN S. Pertanian 5442 4898 -10.00 19 Utang LN S. Energi 8022 7220 -10.00 20 Utang LN S. Perhubungan 6049 5444 -10.00 21 Utang LN S. Lainnya 1994 1795 -10.00 22 Total Pemby. ULN Pemerintah 4107 4049 -1.407 23 Pemb. Utang S. Pendidikan 570 551 -3.396 24 Pemb. Utang S. Kesehatan 493 477 -3.324 25 Pemb. Utang S. Pertanian 987 978 -0.883 26 Pemb. Utang S. Energi 789 788 -0.114 27 Pemb. Utang S. Perhubungan 901 898 -0.366 160 No. Variabel Nilai Dasar UTLN ↙ 10 Predicted 28 Pemb. Utang S. Lainnya 367 358 -2.536 29 Angka Partisipasi Sekolah 91.9711 91.0315 -0.940 30 Angka Lama Bersekolah 7.0334 6.8352 -2.818 31 Angka Kematian Bayi 48.8447 49.812 1.980 32 Angka Usia Harapan Hidup 61.4597 60.5409 -1.495 33 Growth Sektor Pertanian 3.0619 2.7889 -0.273 34 Growth Sektor Energi 5.4076 5.1764 -0.231 35 Growth Sektor Perhubungan 6.2840 6.1299 -0.154 36 Angka Pengangguran 7732 8059 4.228 Dari hasil simulasi pada penelitian disertasi ini diketahui adanya hubungan negatif antara tingkat pertumbuhan PDB dengan investasi. Hasil ini sesuai dengan analisa empiris yang dilakukan oleh Hansen 2001, yang melakukan penelitian cross-country regression untuk mengetahui dampak pinjaman luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi di negara- negara berkembang dengan menggunakan data tahun 1970-1993. Diperoleh bukti yang kuat adanya hubungan positif antara utang dengan tingkat pertumbuhan PDB dan investasi. Namun analisa empiris juga menunjukkan adanya hubungan yang negatif. Akan tetapi, respon negatif ini berbeda antara negara yang satu dengan yang lain. Disisi lain, kebijakan ini menimbulkan selisih peningkatan pendapatan pemerintah dan penurunan belanja pemerintah per PDB yang menurun bila dibandingkan dengan sebelum ada kebijakan. Dengan kata lain persentase defisit anggaran pemerintah terhadap PDB menurun sebesar 0.326 persen. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa pengurangan utang luar negeri pemerintah sebesar 10 persen tersebut akan berdampak pada perubahan indikator-indikator pembangunan sektoral, yaitu turunnya berturut-turut APS sebesar 0.94 persen, THSEK sebesar 2.818 persen, UHH sebesar 1.495 persen, serta naiknya AKB sebesar 1.98 persen. Pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan, sektor pertambangan dan energi, serta sektor perhubungan dan transportasi masing-masing akan turun sebesar 0.273 persen, 0.231 persen, dan 0.154 persen. Secara simultan dampak yang signifikan adalah meningkatnya angka pengangguran sebesar 4.228 persen. 161

7.2.3. Penurunan Pengaruh Lender Driven Sebesar 10 Persen