Kenaikan Angka Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pengairan

179 sebesar 0.206 persen, sementara kebijakan meningkatkan angka usia harapan hidup sebesar 5 persen akan meningkatkan total pinjaman baru pemerintah dari luar negeri sebesar 0.49 persen. Sebagai dampak akhir adalah kenaikan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 0.191 persen akibat kebijakan pemerintah menurunkan angka kematian bayi sebesar 5 persen, dan kenaikan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 0.165 persen akibat kebijakan pemerintah menaikkan angka usia harapan hidup sebesar 5 persen. Dilihat dari pengaruhnya terhadap indikator pembangunan sektoral, kebijakan pemerintah menurunkan angka kematian bayi sebesar 5 persen akan meningkatkan indikator pertumbuhan sektoral, dimana angka partisipasi sekolah akan naik sebesar 0.054 persen, angka tahun lama bersekolah akan naik 0.058 persen, angka usia harapan hidup akan naik 0.556 persen, pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan, sektor pertambangan dan energi, serta sektor perhubungan dan transportasi, masing-masing akan naik sebesar 0.025 persen, 0.022 persen, dan 0.013 persen. Di sisi lain, kebijakan pemerintah menaikkan angka usia harapan hidup sebesar 5 persen akan meningkatkan angka partisipasi sekolah sebesar 0.054 persen, angka tahun lama bersekolah naik 0.06 persen, pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan, sektor pertambangan dan energi, serta sektor perhubungan dan transportasi, masing-masing akan naik sebesar 0.024 persen, 0.021 persen, dan 0.013 persen. Secara simultan dampak yang signifikan dari kebijakan pemerintah dalam intervensi di indikator sektor kesehatan ini adalah turunnya angka pengangguran sebesar 0.595 persen jika angka kematian bayi diturunkan 5 persen, dan turun sebesar 0.515 persen jika angka usia harapan hidup dinaikkan 5 persen.

7.2.9. Kenaikan Angka Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pengairan

Sebesar 1 Persen Sektor pertanian dan pengairan mempunyai peranan yang besar dalam penyediaan pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan menyumbang penerimaan dalam PDBI, serta dalam menyerap tenaga kerja. 180 Namun usaha pembangunan di sektor ini masih menghadapi berbagai kendala antara lain masih rendahnya tingkat kesejahteraan petani, masih rendahnya penguasaan teknologi pengolahan hasil-hasil pertanian, dan terbatasnya penyediaan air untuk irigasi. Oleh karena itu, sejak pemerintahan Orde Baru, sektor ini mendapat prioritas yang tinggi dalam pembangunan nasional. Kebijakan pemerintah yang mentargetkan pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan naik 1 persen akan berdampak pada naiknya investasi langsung pemerintah di sektor tersebut baik melalui alokasi pendanaan rupiah murni di sektor tersebut yang naik sebesar 7.565 persen, maupun melalui kenaikan pinjaman luar negeri di sektor tersebut yang naik sebesar 0.202 persen. Dampak ini akan berlanjut dengan naiknya pembiayaan rupiah murni di seluruh sektor pembangunan sebesar 3.703 persen dan pinjaman luar negeri pemerintah sebesar 0.323 persen. Kenaikan pendanaan pembangunan di seluruh sektor ini baik rupiah murni maupun pinjaman luar negeri akan berdampak pada naiknya belanja pemerintah sebesar 1.027 persen. Alokasi untuk investasi yang semakin besar ini akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan sektor-sektor yang lain, yaitu sektor pertambangan dan energi serta sektor perhubungan dan transportasi yang masing-masing akan tumbuh sebesar 0.093 persen dan 0.065 persen. Pertumbuhan ini akan meningkatkan ekspor bersih sebesar 0.279 persen dan memacu pertumbuhan investasi masyarakat sebesar 0.37 persen. Indeks Pembangunan Manusia IPM, yang dicirikan melalui indikator di sektor pendidikan dan kesehatan juga mengalami kemajuan, yang tercermin pada kenaikan-kenaikan angka partisipasi sekolah sebesar 0.158 persen, angka tahun lama bersekolah sebesar 0.257 persen, angka usia harapan hidup sebesar 0.109 persen, serta turunnya angka kematian bayi sebesar 0.552 persen. Akibatnya pendapatan pemerintah akan meningkat sebesar 1.91 persen. Kenaikan ini menyebabkan penghasilan masyarakat juga akan meningkat yang menyebabkan mereka mampu untuk menambah pengeluarannya, yang diindikasikan oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga sebesar 0.82 persen. Hasil simulasi akibat dari kebijakan pemerintah meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan ini dapat diikuti pada Tabel 50. 181 Tabel 50. Dampak Kenaikan Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pengairan Sebesar 1 Persen No. Variabel Nilai Dasar GTAN ↗ 1 Predicted 1 Produk Domestik Bruto 978457 985118 0.681 2 Konsumsi Rumah Tangga 530602 534951 0.820 3 Investasi Masyarakat 271245 272249 0.370 4 Belanja Pemerintah 108873 109991 1.027 5 Nilai Ekspor Bersih 67738 67927 0.279 6 Pendapatan Pemerintah 87920 89599 1.910 7 Defisit Anggaran 2.1019 2.0700 -0.032 8 Pembiayaan Rupiah Murni 16687 17305 3.703 9 Pengel. Rp S. Pendidikan 3322 3412 2.709 10 Pengel. Rp S. Kesehatan 2518 2588 2.780 11 Pengel. Rp S. Pertanian 3939 4237 7.565 12 Pengel. Rp S. Energi 2282 2309 1.183 13 Pengel. Rp S. Perhubungan 2527 2594 2.651 14 Pengel. Rp S. Lainnya 2100 2165 3.095 15 Total Utang LN Pemerintah 29174 29268 0.323 16 Utang LN S. Pendidikan 3951 3961 0.253 17 Utang LN S. Kesehatan 3715 3750 0.942 18 Utang LN S. Pertanian 5442 5453 0.202 19 Utang LN S. Energi 8022 8040 0.224 20 Utang LN S. Perhubungan 6049 6067 0.298 21 Utang LN S. Lainnya 1994 1997 0.156 22 Total Pemby. ULN Pemerintah 4107 4305 4.823 23 Pemb. Utang S. Pendidikan 570 590 3.398 24 Pemb. Utang S. Kesehatan 493 523 6.109 25 Pemb. Utang S. Pertanian 987 1040 5.356 26 Pemb. Utang S. Energi 789 854 8.242 27 Pemb. Utang S. Perhubungan 901 929 3.114 28 Pemb. Utang S. Lainnya 367 369 0.662 29 Angka Partisipasi Sekolah 91.9711 92.1288 0.158 30 Angka Lama Bersekolah 7.0334 7.0515 0.257 31 Angka Kematian Bayi 48.8447 48.5749 -0.552 32 Angka Usia Harapan Hidup 61.4597 61.5268 0.109 33 Growth Sektor Pertanian 3.0619 4.0619 1.00 34 Growth Sektor Energi 5.4076 5.5008 0.093 35 Growth Sektor Perhubungan 6.2840 6.3489 0.065 36 Angka Pengangguran 7732 7568 -2.124 182 Kemampuan keuangan pemerintah yang semakin meningkat ini menyebabkan pemerintah mampu menyisihkan sebagian pendapatannya untuk menambah pembayaran utang luar negerinya sebesar 4.823 persen. Selanjutnya, akibat kenaikan dari pendapatan pemerintah yang persentasenya lebih besar dari persentase kenaikan belanja pemerintah tersebut menyebabkan keseimbangan fiskal pemerintah menurun sehingga defisit anggaran pemerintah per PDB juga akan menurun sebesar 0.032 persen. Selain itu, kebijakan pemerintah menetapkan target kenaikan pertumbuhan sektor pertanian yang akhirnya dapat memacu pertumbuhan sektor- sektor lainnya ini, berdampak pada meningkatnya pertumbuhan PDB sebesar 0.681 persen. Dari simulasi kebijakan ini lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa kenaikan pinjaman luar negeri di sektor pertanian hanya mampu meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian sebesar 1 persen. Kemungkinan penyebabnya adalah penggunaan utang luar negeri atau investasi di sektor pertanian ini salah sasaran. Hal ini sejalan dengan Laporan Bank Dunia tahun 2008 tentang Agriculture for Development bahwa diduga telah terjadi under-investment dan mis-investment di sektor pertanian. Namun, secara simultan dampak yang signifikan adalah turunnya angka pengangguran sebesar 2.124 persen.

7.2.10. Kenaikan Angka Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Energi