Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model Utang Luar Negeri

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Model yang dibangun dalam penelitian diestimasi dengan menggunakan metode two stages least squares 2-SLS. Dari beberapa spesifikasi yang dilakukan, maka diperoleh hasil pendugaan yang secara ekonomi logis dan mempunyai arti serta dapat dibuktikan secara statistik. Dalam bab ini akan diuraikan keragaan umum hasil pendugaan dan hasil estimasi dari masing- masing persamaan yang dibangun pada penelitian ini.

6.1. Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model Utang Luar Negeri

Hasil pendugaan ekonomi model utang luar negeri pemerintah Indonesia dalam penelitian ini cukup baik sebagaimana terlihat dari nilai koefisien determinasinya R². Dari seluruh persamaan perilaku, setiap persamaan mempunyai nilai R 2 yang berkisar antara 0.8276 sampai 0.9988. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum peubah-peubah penjelas explanatory variables exogenous variable independent variable yang ada dalam persamaan perilaku mampu menjelaskan variasi atau perilaku peubah endogennya endogenous variable dependent variable. Besaran nilai statistik uji F umumnya tinggi, yaitu berkisar antara 21.213 sampai 3869.492, yang berarti variasi peubah-peubah penjelas dalam setiap persamaan perilaku secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variasi peubah endogennya, pada taraf  = 0.0001 dan 0.0081. Disamping itu setiap persamaan struktural mempunyai besaran parameter yang dari sudut pandang statistika tandanya sesuai dengan harapan dan cukup logis dari sudut pandang teori ekonomi statistically significant and theoretically meaningful. Nilai statistik t, digunakan untuk menguji apakah masing-masing peubah penjelas berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya. Hasil statistik t yang diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa explanatory variables yang tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya pada taraf =0.05. Dalam penelitian ini taraf  yang digunakan cukup fleksibel, yaitu pada taraf kepercayaan 85 persen. 112 Berdasarkan hasil uji statistik Durbin-Watson, terdapat 8 persamaan perilaku yang mempunyai masalah serial korelasi. Menurut Pindyck dan Rubinfeld 1991, masalah serial korelasi hanya mengurangi efisiensi pendugaan parameter dan jika serial korelasi tersebut tidak menimbulkan bias parameter regresi, maka hasil dalam pendugaan model pada penelitian ini dapat dinyatakan cukup refresentatif dalam menggambarkan fenomena ekonomi utang luar negeri pemerintah Indonesia.

6.2. Keragaan Model Utang Luar Negeri