145
Lebih jauh lagi, dari variabel peubah bedakala pada Tabel 36 dapat diketahui bahwa perilaku angka usia harapan hidup memerlukan waktu lama
untuk mencapai titik keseimbangannya dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi.
6.2.27. Respon Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pengairan
Dari hasil estimasi atas model persamaan yang dibangun dapat diketahui bahwa perilaku pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan dipengaruhi secara
positif oleh alokasi rupiah murni dan pinjaman luar negeri yang efektif digunakan untuk investasi di sektor ini. Respon pertumbuhan sektor ini atas
pengaruh kedua variabel tersebut adalah inelastis, dan cukup signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa kenaikan alokasi rupiah murni di sektor
pertanian dan pengairan sebesar 1 persen akan meningkatkan pertumbuhan sektor ini sebesar 0.1652 persen, sementara kenaikan penggunaan pinjaman luar
negeri yang efektif digunakan di sektor ini sebesar 1 persen akan meningkatkan angka pertumbuhannya sebesar 1.8536 persen.
Perilaku angka pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan terhadap perubahan alokasi rupiah murni, kebijakan lender, dan utang luar negeri yang
efektif digunakan di sektor pertanian dan pengairan dapat diikuti di Tabel 37.
Tabel 37. Hasil Estimasi dan Elastisitas Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pengairan
Variable Parameter
Elastisitas Prob |T|
Variable Label Estimate
E
SR
E
LR
INTERCEP -2.023579
- -
0.0001 Intercept RPTAN
0.000077615 0.1652
- 0.0023 Pengel. Rp S. Pertanian
DRVTAN -0.000116 -0.0559
- 0.3376 Lender Driven S. Pertanian
EFUTTAN 0.000999
1.8536 -
0.0001 Efektif Utang S. Pertanian
Sebaliknya, peubah penjelas lainnya yaitu intervensi donor dalam pengadaan barang dan jasa publik di sektor pertanian dan pengairan ternyata
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan atas pertumbuhan sektor pertanian dan pengairan, meskipun apabila ditinjau dari pengalaman empiris dan
146
mekanisme pemerintah dalam kebijakan pengalokasian anggaran, hubungan antara kedua variabel ini sesuai dengan harapan.
6.2.28. Respon Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Energi
Perilaku variabel endogen, yaitu pertumbuhan sektor pertambangan dan energi ditentukan secara positif oleh alokasi rupiah murni dan utang luar negeri
yang efektif digunakan di sektor tersebut dengan respon yang inelastis untuk jangka pendek maupun dan elastis jangka panjang. Namun secara statistik,
pengaruh alokasi rupiah murni di sektor pertambangan dan energi tidak terlalu signifikan mempengaruhi pertumbuhan sektor ini, sementara perubahan utang
luar negeri di sektor ini mempunyai pengaruh yang cukup signifikan. Perilaku angka pertumbuhan sektor pertambangan dan energi atas
perubahan variabel eksogennya dapat diikuti pada Tabel 38.
Tabel 38. Hasil Estimasi dan Elastisitas Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Energi
Variable Parameter
Elastisitas Prob |T|
Variable Label Estimate
E
SR
E
LR
RPENG 0.000025349 0.0189 0.0653
0.8831 Pengel. Rp S. Energi EFUTENG
0.000159 0.2561 0.8849 0.0851 Efektif Utang S. Energi
LGENG 0.710617
- -
0.0001 Lag GENG
Hasil pada tabel tersebut dapat diartikan bahwa setiap 1 persen kenaikan alokasi rupiah murni di sektor ini akan menaikkan pertumbuhannya sebesar
0.0189 persen untuk jangka pendek dan 0.0653 persen untuk jangka panjang. Di sisi lain, setiap 1 persen kenaikan pinjaman luar negeri yang efektif digunakan
untuk investasi di sektor ini akan meningkatkan angka pertumbuhannya sebesar 0.2561 persen untuk jangka pendek dan 0.8849 persen untuk jangka panjang.
Dari hasil estimasi tersebut juga dapat diketahui bahwa faktor lain yang turut mempengaruhi angka pertumbuhan sektor pertambangan dan energi adalah
variabel bedakalanya yang signifikan secara statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku pertumbuhan sektor pertambangan dan energi tersebut
memerlukan waktu yang lama untuk menyesuaikan kembali kepada tingkat keseimbangannya dalam merespon perubahan situasi ekonomi yang terjadi.
147
6.2.29. Respon Angka Pertumbuhan Sektor Perhubungan dan Transportasi