Respon Alokasi Rupiah Murni Sektor Perhubungan dan

121 Namun, respon perubahan alokasi rupiah sektor pertambangan dan energi terhadap perubahan pertumbuhan sektor ini adalah negatif dan inelastis baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Artinya setiap 1 persen kenaikan pertumbuhan sektor ini pada tahun lalu akan menurunkan 0.1411 persen alokasi rupiah murni sektor ini untuk jangka pendek dan sebesar 0.4455 persen untuk jangka panjang. Dalam praktek penyusunan alokasi anggaran pembangunan, hal ini berarti apabila sektor pertambangan dan energi pada tahun sebelumnya tumbuh positif, maka alokasi anggaran rupiah murni sektor ini pada tahun berjalan akan diturunkan untuk menambah investasi di sektor lain yang juga masih kekurangan pendanaan. Faktor lain yang mempengaruhi alokasi rupiah murni pada sektor pertambangan dan energi adalah peubah bedakala dengan taraf yang cukup signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian, alokasi rupiah murni sektor pertambangan dan energi membutuhkan waktu yang relatif lambat untuk menyesuaikan kembali kepada tingkat keseimbangannya.

6.2.9. Respon Alokasi Rupiah Murni Sektor Perhubungan dan

Transportasi Tujuan pembangunan sektor perhubungan dan transportasi antara lain adalah untuk mewujudkan sistem perhubungan dan transportasi nasional secara intermoda dan terpadu dengan pengembangan wilayahnya, dan menjadi bagian dari suatu sistem distribusi yang mampu memberikan pelayanan dan manfaat bagi masyarakat luas. Dari aspek pendanaan, akibat karakteristik infrastruktur sektor perhubungan dan transportasi yang membutuhkan biaya investasi yang besar dan jangka waktu pengembalian yang panjang, sedangkan sebagian besar tarif yang dikenakan tidak dapat mencapai tingkat full cost recovery secara finansial, serta masih banyaknya penyelenggaraan infrastruktur perhubungan dan transportasi yang dilakukan secara monopoli, maka peran pemerintah sebagai regulator sangat diperlukan. Respon alokasi rupiah murni sektor perhubungan dan transportasi atas perubahan variabel-variabel endogennya dapat diikuti pada Tabel 19. 122 Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa kenaikan pendapatan pemerintah akan meningkatkan alokasi rupiah murni untuk pembangunan sektor perhubungan dan transportasi dengan respon yang inelastis untuk jangka pendek dan elastis untuk jangka panjang. Artinya setiap kenaikan 1 persen pendapatan pemerintah akan menaikkan alokasi rupiah sektor perhubungan dan transportasi sebesar 0.5588 persen untuk jangka pendek dan sebesar 2.1426 persen untuk jangka panjang. Sebaliknya besarnya angka pertumbuhan sektor perhubungan dan transportasi tahun lalu mempunyai pengaruh yang negatif atas alokasi pendanaan rupiah murni sektor perhubungan dan transportasi pada tahun ini dengan respon yang inelastis baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila pada tahun lalu angka pertumbuhan sektor perhubungan dan transportasi meningkat dibandingkan angka pertumbuhan tahun sebelumnya, maka pemerintah akan menurunkan alokasi pendanaan rupiah murni untuk sektor perhubungan dan transportasi tahun sekarang. Artinya setiap 1 persen kenaikan angka pertumbuhan sektor perhubungan dan transportasi pada tahun lalu akan menurunkan alokasi rupiah murni sektor tersebut pada tahun ini sebesar 0.146 persen untuk jangka pendek dan sebesar 0.5597 persen untuk jangka panjang. Tabel 19. Hasil Estimasi dan Elasitisitas Rupiah Murni Sektor Perhubungan dan Transportasi Variable Parameter Elastisitas Prob |T| Variable Label Estimate E SR E LR GOREV 0.016993 0.5588 2.1426 0.0567 Pendapatan Pemerintah BLJRTN -0.005195 -0.1509 -0.5785 0.5425 Belanja Rutin LGHUB -256.864129 -0.1460 -0.5597 0.1775 Lag GHUB LRPHUB 0.739186 - - 0.0001 Lag RPHUB Faktor lain yang mempengaruhi alokasi rupiah murni pada sektor perhubungan dan transportasi adalah peubah bedakala dengan taraf yang cukup signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian, alokasi rupiah murni sektor perhubungan dan transportasi membutuhkan waktu yang relatif lambat untuk menyesuaikan kembali kepada tingkat keseimbangannya. 123

6.2.10. Respon Alokasi Rupiah Murni Sektor Lainnya