Respon Alokasi Rupiah Murni Sektor Pertambangan dan Energi

120 pertanian dan pengairan mempunyai pola yang sama dengan pengalokasian anggaran rupiah murni sektor tersebut pada tahun sebelumnya.

6.2.8. Respon Alokasi Rupiah Murni Sektor Pertambangan dan Energi

Sektor pertambangan dan energi memegang peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terbukti dari besarnya peranan sektor pertambangan dan energi sebagai penyedia sumber energi, sumber devisa, penerimaan negara, sumber bahan baku industri, serta menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadi pendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Besarnya alokasi rupiah murni sektor pertambangan dan energi dipengaruhi oleh besarnya pendapatan pemerintah, selisih alokasi belanja rutin pemerintah dan angka pertumbuhan sektor ini pada tahun sebelumnya. Dari hasil estimasi seperti yang terlihat pada Tabel 18 dapat dijelaskan bahwa setiap kenaikan pendapatan pemerintah akan menaikkan besarnya alokasi pendanaan rupiah murni pada sektor pertambangan dan energi dengan respon yang inelastis untuk jangka pendek dan elastis untuk jangka panjang. Ini berarti setiap 1 persen kenaikan pendapatan pemerintah akan menaikkan alokasi rupiah murni sektor pertambangan dan energi sebesar 0.5038 persen dalam jangka pendek dan 1.5912 persen dalam jangka panjang. Hal ini juga dapat diartikan bahwa untuk jangka pendek, alokasi anggaran rupiah murni seluruh sektor belum sesuai dengan kebutuhannya, sehingga apabila terjadi kenaikan pendapatan pemerintah, anggarannya akan dibagikan ke semua sektor yang memang masih kurang alokasi pendanaannya. Tabel 18. Hasil Estimasi dan Elasitisitas Rupiah Murni Sektor Pertambangan dan Energi Variable Parameter Elastisitas Prob |T| Variable Label Estimate E SR E LR GOREV 0.014362 0.5038 1.5912 0.0096 Pendapatan Pemerintah DBLJRTN -0.006226 -0.0241 -0.0761 0.6856 BLJRTN - LBLJRTN LGENG -106.102816 -0.1411 -0.4455 0.1412 Lag GENG LRPENG 0.683358 - - 0.0002 Lag RPENG 121 Namun, respon perubahan alokasi rupiah sektor pertambangan dan energi terhadap perubahan pertumbuhan sektor ini adalah negatif dan inelastis baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Artinya setiap 1 persen kenaikan pertumbuhan sektor ini pada tahun lalu akan menurunkan 0.1411 persen alokasi rupiah murni sektor ini untuk jangka pendek dan sebesar 0.4455 persen untuk jangka panjang. Dalam praktek penyusunan alokasi anggaran pembangunan, hal ini berarti apabila sektor pertambangan dan energi pada tahun sebelumnya tumbuh positif, maka alokasi anggaran rupiah murni sektor ini pada tahun berjalan akan diturunkan untuk menambah investasi di sektor lain yang juga masih kekurangan pendanaan. Faktor lain yang mempengaruhi alokasi rupiah murni pada sektor pertambangan dan energi adalah peubah bedakala dengan taraf yang cukup signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian, alokasi rupiah murni sektor pertambangan dan energi membutuhkan waktu yang relatif lambat untuk menyesuaikan kembali kepada tingkat keseimbangannya.

6.2.9. Respon Alokasi Rupiah Murni Sektor Perhubungan dan