Peranan Sekolah Pihak yang Berkaitan Langsung dengan Pelaksanaan Kegiatan Penilaia dalam Pembelajaran

Bab 3 KERANGKA DASAR DAN RUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN eningkatan kualitas pendidikan di sekolah memerlukan pendidikan profesional dan sistematis dalam mencapai sasarannya. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Idealnya, ruang lingkup evaluasi pembelajaran mencakup semua aspek pembelajaran, baik dalam domain kognitif, afektif maupun psikomotor. Peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif yang baik belum tentu dapat menerapkannya dengan baik dalam memecahkan permasalahan kehidupan. Untuk memahami lebih jauh tentang klasifikasi domain hasil belaj ar, dapat mengikuti pendapat yang dikemukakan Benyamin S.Bloom, dkk., yang mengelompokkan hasil belajar menjadi tiga bagian, yaitu domain kognitif, doman afektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif merupakan domain yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Domain afektif adalah domain yang berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi, sedangkan domain psikomotor berkaitan dengan kegiatan keterampilan motorik. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran akan difokuskan juga kepada aspek-aspek pembelajaran yang meliputi program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran. Selanjutnya akan dikemukakan pula ruang lingkup penilaian proses dan hasil belajar.

E. Kerangka Dasar Tujuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar 5. Kerangka Tujuan Pendidikan

Merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain ranah, kawasan, setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yanglebih rinci berdasarkan hirarkinya. Kerangka tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: P a. Cognitive Domain Ranah Kognitif, yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. b. Affective Domain Ranah Afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. c. Psychomotor Domain Ranah Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro 1959, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis bertingkat, mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk menc apai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama. Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki. Tujuan penyajian ke dalam bentuk sistem klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran.

6. Prinsip-Prinsip Dasar Merumuskan Taksonomi Bloom

Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut Taksonomi Bloom. Bloom dan Krathwohl 1956, menggunakan empat prinsip-prinsip dasar dalam merumuskan taksonomi, antara lain: a. Prinsip Metodologi Perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar. b. Prinsip Psikologis Taksonomi hendaknya konsisten fenomena kejiwaan yang ada sekarang c. Prinsip Logis Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten d. Prinsip Tujuan