Analisis Masalah dan Pengukuran Acuan Patokan PAP a.

3 Penilaian bahan produk pembelajaran – evaluasi yang menaksir kebaikan atau manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik, termasuk buku, pedoman kurikulum, film, pita rekaman, dan produk pembelajaran lainnya. b. Esensi Analisis Masalah Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. 1 Strategi Pengumpulan Informasi Pemanfaatan TIK ini di Indonesia baru memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan TIK untuk pendidikan memasuki era sekarang ini. Dalam rangka meningkatkan penyajian data dan informasi, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a Peningkatan pemahaman kebutuhan data dan informasi pengguna; b Membangun metode penyajian yang menjadikan data menjadi informasi yang mudah dimanfaatkan pengguna; c Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan pengguna data dan sistem informasi. 2 Pengambilan Keputusan Setiap keputusan yang telah diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu analisis proses pengambilan keputsan pada hakikatnya sama saja dengan proses kebijakan. Diakui oleh banyak pihak, bahwa pengambilan keputusan yang benar-benar tepat itu memang sulit. Berikut pedoman umum cara pengambilan keputusan yang efektif dapat diberikan seperti bawah ini : a Mengetahui penyebab timbulnya masalah b Mengetahuai akibatnya kalau masalah itu dibiarkan berlarut-larut. c Merumuskan masalah dengan jasa Masalahnya harus diidentifikasikan, dispesifikasikan, diklasifikasikan, dirumuskan dan dipahaminya. Perumusan masalah meliputi batas-batas permasalahannya dan serius tidaknya masalah itu, antara lain: b Usahakanlah bahwa tujuan keputusan itu tidak bertentangan dengan tujuan organisasi sebagai keseluruhan c Melibatkan Bawahan dalam Proses Pengambilan Keputusan d Harus yakin bahwa pelaksanaan keputusannya itu akan berhasil baik e Pelaksanaan hasil keputusan perlu dinilai baik berdasarkan tujuanya maupun berdasarkan harapannya. f Pendekatan yang fleksibel, Fleksibilitas ini tidak hanya dalam pengambilan keputusan saja, tetapi juga dalam pelaksanaan keputusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa, analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Telah lama para evaluator yang piawai berargumentasi bahwa penilaian yang seksama mulai saat program tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagaimanapun baiknya anjuran orang, program yang diarahkan pada tujuan yang tidakkurang dapat diterima akan dinilai gagal memenuhi kebutuhan. Jadi, kegiatan penilaian ini meliputi identifikasi kebutuhan, penentuan sejauh mana masalahnya dapat diklasifikasikan sebagai pembelajaran, identifikasi hambatan, sumber dan karakteristik pembelajar, serta penentuan tujuan dan prioritas. Kebutuhan telah dirumuskan sebagai “jurang antara “apa yang ada”dan “apa yang seharusnya ada” dalam pengertian hasil. Analisis kebutuhan diadakan untuk kepentingan perencanaan program yang lebih memadai. 3 Pengukuran Acuan Patokan Pengukuran atau Penilaian acuan patokan PAP biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional . Peran Penilaian acuan patokan antara lain, yaitu: a Merupakan tipe pengukuran yang berfokus,pada penentuan domain tugas belajar dengan tingkat kesulitan sejumlah item sesuai dengan tugas pembelajaran. b Menekankan penggambaran tugas apa yang telah dipelajari oleh para siswa. c Item kesulitan sesuai dengan tugas pembelajaran, tanpa menhilangkan item atau soal yang memiliki tingkat kesulitan rendah. d Lebih banyak digunakan, khususnya untuk kelas dengan tugas pembelajaran dengan konsep atau penguasaan materi belajar. Penilaian berdasarkan acuan patokan dapat digunakan apabila dasar penilaian yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan adalah asumsi peidagogik, antara lain: a Tujuan pengajaran secara khusus untuk menguasai sejumlah teori atau keterampilan tertentu. b Patokan yang dipakai sebagai pembanding hasil belajardapat berupa ketercapaian tujuan pengajaran atau presentase dari penguasaan materi pelajaran, yang dapat dinyatakan dengan jelas. c Untuk itu tes yang disusun hendaknya dapat menggambarkan keseluruhan bahan pengajaran, atau keseluruhan tujuan pelajaran, sebagai mana dijelaskan dalam perencanaan evaluasi. d Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Penilaian acuan patokan memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan dalam tes acuan patokan berarti dapat melaksanakan ketentuan tertentu, biasanya ditentukan dan mereka yang dapat mencapai atau melampaui skor minimal tersebut dinyatakan lulus. Pengukuran acuan patokan memberitahukan pada para siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang ditentukan.

6. Model Penerapan Penilaian Acuan PatokanPAP

Penilaian acuan patokan PAP biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. a. Dalam pengukuran PAP, siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan pembelajaran, bukan dengan penampilan siswa yang lain. b. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan pembelajaran. c. Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan. d. Melalui penilaian yang berbasis patokan ini kita dapat mengembangkan alat ukur berhasil atau tidak suatu proses pembelajaran dengan cara mengadakan tes diawal pembelajaranpretest dan tes pada akhir proses pembelajaranpostest. Dari hasil perbandingan dari kedua tes tadi kita bisa mengetahui seberapa besar materi yang bisa di terima siswa dalam kegiatan pembelajaran. e. Dengan mengguanakan penilaian berbasis criteria seorang guru bisa menghindari hal-hal tidak diiginkan. Dalam PAP berasumsi bahwa hampir semua orang bisa belajar apa saja namun waktunnya berbeda-beda. f. Konsekuwensinya acuan ini adalah remidi. Atau kata PAP menggunakan prinsip pembelajaran tuntas mastering learning. Dalam pendekatan dengan acuan kriteria, penentuan tingkatan didasarkan pada skor-skor yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk presentase. Untuk mendapatkan nilai A atau B, seorang siswa harus mendapatkan skor tertentu sesuai dengan batas yang ditentukan tanpa terpengaruh oleh kinerja skor yang diperoleh siswa lain dalam kelasnya. Salah satu kelemahan dalam menggunakan standar absolut adalah skor siswa bergantung pada tingkat kesulitan tes yang mereka terima. Artinya apabila tes yang diterima siswa mudah maka para siswa akan mendapat nilai A atau B, dan sebaliknya apabila tes tersebut terlalu sulit untuk diselesaikan maka kemungkinan untuk mendapatkan nilai A atau B akan sangat kecil. Sebagai contoh, seperti soal diatas jika kita menggunakan PAP akan seperti ini: langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan kriteria, misalnya sebagai berikut: Rentang Skor Nilai 1 2 90 s.d 100 10 80 s.d 89 9 70 s.d 79 8 60 s.d 69 7 50 s.d 59 6 40 s.d 49 5 30 s.d 39 4 20 s.d 29 3 10 s.d 19 2 0 s.d 9 1 Setelah kriteria ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengkonversi skor mentah ke nilai. Untuk skor: