Non-Tes Jenis Alat Evaluasi Penilaian Pembelajaran

Alat evaluasi yang salah, akan menggambarkan kemampuan dan tingkah laku yang salah pula. Oleh karena itu teknik penyusunan alat evaluasi penting dipertimbangkan agar memperoleh hasil, yang objektif. Beberapa syarat dan petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun alat evaluasi, ialah : a Harus menetapkan dulu segi-segi apa yang dilakukan dinilai, sehingga betul-betul terbatas serta dapat member petunjuk bagaimana dan dengan alat apa segi tersebut dapat kita nilai. b Herus menetapkan alat evaluasi yang betul-betul valid dan relaibel, artinya taraf ketepatan dan ketatapan tes sesuai dengan aspek yang akan dinilai. c Penilaian harus objektif, artinya menilai prestasi siswa sebagaimana adanya. d Hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga dapat ditafsirkan berdasarkan criteria yang berlaku. e Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis, artinya dapat dijadikan bahan untuk mencari kelemahan siswa belajar dan guru mengajar. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru atau penagajar dalam melaksanakan penilaian, antara lain: 1 Penilaian harus dilakukan secara berlanjut, artinya setiap saat diadakan penilaian sehingga diperoleh suatu gambaran yang objektif mengenai kemajuan siswa. 2 Dalam proses mengajar dan belajar penilaian dapat dilaksankan dalam tiga tahap yakni: - Pre-test - Mid-tes - Post-tes 3 Penilaian dilaksanakan bukan hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas, bukan hanya pada waktu proses belajar tapi juga diluar proses belajar, lebih-lebih aspek tingkah laku. 4 Untuk memperoleh gambaran objektif, penilaian jangan hanya tes tetapi perlu digunakan jenis non-tes. Dalam menggunakan alat tersbut, evaluator menggunakan cara atau teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan tekhnik evaluasi.

S. Teknik Evaluasi Penilaian

Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik bukan tes nontes. Berikut ini, merupakan penjelasannya:

1. Teknik Tes

Ditinjau dari segi kegunaan, untuk mengukur siswa, menurut Suharsimi Arikunto, 2011: 24-33, maka di bedakan atas adanya tiga macam tes, yaitu: a. Tes Diagnostik, b. Tes Formatif, c. Tes Sumatif. Disamping itu, terdapat dua jenis tes, yakni tes uraian atau tes essai dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar- salah, pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi. 1 Tes uraian tes subjektif Secara umum, tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu: a Uraian bebas free essay Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri karena pertanyaannya bersifat umum. Kelemahan tes ini ialah guru sukar menilainya karena jawaban siswa bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena tergantung pada gurunya sebagai penilai. b Uraian terbatas Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pertanyaan sudah lebih spesifik pada objek tertentu. c Uraian Berstruktur Uraian berstruktur merupakan soal yang jawabannya berangkai antara soal pertama dengan soal berikutnya, sehinga jawaban di soal pertama akan mempengaruhi benar-salahnya jawaban di soal berikutnya. Data yang diajukan biasanya dalam bentuk angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, dan lain-lain. Kebaikan-kebaikan tes uraian: 1 Mudah disiapkan dan disusun 2 Tidak banyak memberikan kesempatan untuk berspekulasi atau menduga-duga