Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Penilaian Berbasis Kelas.
Untuk mencapai kompetensi dasar, perlu adanya materi pembelajaran yang harus dipelaj ari oleh peserta didik. Bertitik tolak dari materi pelaj aran inilah
dikembangkan alat penilaian.
b.
Kompetensi Rumpun Pelajaran
Rumpun pelajaran merupakan kumpulan dari mata pelajaran atau disiplin ilmu yang lebih spesifik.
Dengan demikian, kompetensi rumpun pelajaran pada hakikatnya merupakan: -
pengetahuan, -
keterampilan, -
sikap dan nilai-nilai yang direfeksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang seharusnya dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan rumpun
pelajaran tersebut. Misalnya, rumpun mata pelajaran Sains merupakan kumpulan dari disiplin ilmu
Fisika, Kimia dan Biologi. Penilaian kompetensi rumpun pelajaran dilakukan dengan mengukur hasil
belajar tamatan. Hasil belajar tamatan merupakan ukuran kompetensi rumpun pelajaran. Hasil belajar mencerminkan keluasan dan kedalaman serta kerumitan
kompetensi yang dirumuskan dalam: -
pengetahuan, -
perilaku, -
keterampilan, -
sikap dan nilai-nilai yang dapat diukur dengan menggunakan berbagai teknik penilaian.
Perbedaan hasil belajar dan kompetensi terletak pada batasan dan patokan- patokan kinerja peserta didik yang dapat diukur. Setiap hasil belajar memiliki
seperangkat indicator. Untuk hal itu diperlukan menggunakan indikator sebagai acuan penilaian
terhadap peserta didik, apakah hasil pembelajaran sudah tercapai sesuai dengan kinerja yang diharapkan.
Setiap rumpun pelajaran menentukan hasil belajar tamatan yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan alat penilaian pada setiap kelas.
c.
Kompetensi Lintas Kurikulum
Kompetensi lintas kurikulum merupakan kompetensi yang harus dicapai melalui seluruh rumpun pelajaran dalam kurikulum.
Kompetensi lintas kurikulum pada hakikatnya merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak, baik mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat maupun kecakapan hidup yang harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara
berkesinambungan. Penilaian ketercapaian kompetensi lintas kurikulum ini dilakukan terhadap hasil
belajar dari setiap rumpun pelajaran dalam kurikulum. Kompetensi lintas kurikulum yang diharapkan dikuasai peserta didik adalah:
1
Menjalankan hak dan kewajiban secara bertanggungjawab terutama dalam menjamin perasaan aman dan menghargai sesama.
2
Menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
3
Memilih, memadukan dan menerapkan konsep-konsep dan tekni-teknik numeric dan spasial, serta mencari dan menyusun pola, struktur dan hubungan.
4
Menemukan pemecahan masalah-masalah baru berupa prosedur maupun produk teknologi melalui penerapan dan penilaian pengetahuan, konsep, prinsip dan prosedur
yang telah dipelajari, serta memilih, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mengelola teknologi komunikasi informasi.
5
Berpikir kritis dan bertindak secara sistematis dalam setiap pengambilan keputusan berdasarkan pemahaman dan penghargaan terhadap dunia fisik, makhluk hidup, dan
teknologi.
6
Berwawasan kebangsaan dan global, terampil serta aktif berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dilandasi dengan pemahaman terhadap nilai-nilai
dan konteks budaya, geografi dan sejarah.
7
Beradab, berbudaya, bersikap religius, bercitarasa seni, susila, kreatif dengan menampilkan dan menghargai karya artistik dan intelektual, serta meningkatkan
kematangan pribadi.
8
Berpikir terarahterfokus, berpikir lateral, memperhitungkan peluang dan potensi, serta luwes untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
9
Percaya diri dan komitmen dalam bekerja, baik secara mandiri maupun bekerjasama.
d.
Kompetensi Tamatan
Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilainilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik
menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi tamatan ini merupakan batas dan arah kompetensi yang harus
dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran suatu pelajaran tertentu. Untuk meluluskan tamatan diperlukan kompetensi lulusan. Kompetensi lulusan
suatu jenjang madrasah dapat dijabarkan dari visi dan misi yang ditetapkan madrasah. Acuan untuk merumuskan kompetensi lulusan adalah struktur keilmuan mata
pelajaran, perkembangan psikologi peserta didik, dan persyaratan yang ditentukan oleh pengguna lulusan jenjang madrasah selanjutnya dan atau dunia kerja.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh lulusan atau tamatan sekolahmadrasah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1
Berkenaan dengan aspek afektif, peserta didik memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan
masing-masing yang tercermin dalam perilaku seharihari, memiliki nilai-nilai etika dan estetika, serta mampu mengamalkan dan mengekspresikannya dalam kehidupan
sehari-hari, memiliki
nilainilai demokrasi,
toleransi, dan
humaniora, serta
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik dalam lingkup nasional maupun global.
2
Berkenaan dengan aspek kognitif, peserta didik dapat menguasai ilmu, teknologi dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
3
Berkenaan dengan aspek psikomotorik, peserta didik memiliki keterampilan berkomunikasi, keterampilan hidup, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan
lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam, baik lokal, regional, maupun global; memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan
tugaskegiatan sehari-hari.
e.
Pencapaian Keterampilan Hidup
Penguasaan berbagai kompetensi dasar, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi rumpun pelajaran dan kompetensi tamatan melalui berbagai pengalaman
belajar dapat memberikan efek positif nurturan effects dalam bentuk kecakapan hidup life skills.
Kecakapan hidup yang dimiliki peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar ini, juga perlu dinilai sejauhmana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka
untuk dapat bertahan dan berkembang dalam kehidupannya di lingkungan keluarga, madrasah dan masyarakat.
Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dinilai antara lain:
1
Keterampilan diri keterampilan personal yang meliputi : penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YME, motivasi berprestasi, komitmen, percaya diri, dan mandiri.
2
Keterampilan berpikir rasional, yang meliputi : berpikir kritis dan logis, berpikir sistematis, terampil menyusun rencana secara sistematis, dan terampil memecahkan
masalah secara sistematis.
3
Keterampilan sosial, yang meliputi : keterampilan berkomunikasi lisan dan tertulis; keterampilan bekerjasama, kolaborasi, lobi; keterampilan berpartisipasi; keterampilan
mengelola konflik; dan keterampilan mempengaruhi orang lain. Keterampilan akademik, yang meliputi:
1 Keterampilan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiah; 2 Keterampilan membuat karya tulis ilmiah;
3 keterampilan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitian untuk memecahkan masalah, baik berupa proses maupun produk.
Keterampilan vokasional, yang meliputi: 1 Keterampilan menemukan algoritma, model, prosedur untuk mengerjakan suatu
tugas; 2 Keterampilan melaksanakan prosedur; dan keterampilan mencipta produk
dengan menggunakan konsep, prinsip, bahan dan alat yang telah dipelajari.
Bab 4
PENDEKATAN MODEL
EVALUASI PEMBELAJARAN
valuasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari. Disadari atau tidak, orang sering melakukan evaluasi, baik terhadap dirinya sendiri, orang
lain maupun lingkungannya. Demikian pula halnya dalam dunia pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan khususnya tujuan pembelajaran tersebut maka perlu adanya evaluasi.
Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dapat dilihat dari sejauh mana penguasaan kompetensi yang telah dikuasai oleh seluruh siswa di kelas itu. Pada dasarnya
hasil belajar siswa dapat dinyatakan dalam tiga aspek, yang biasa disebut dengan domain atau ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam proses pembelajaran, tes merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu standar kompetensi yang telah dipelajari oleh
siswa di setiap pembelajaran. Hal tersebut senada dengan pendapat ahli yang mengatakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Tes bahasa dan pembelajaran bahasa merupakan dua kegiatan yang berhubungan secara erat. Yang pertama merupakan bagian dari yang kedua. Tes bahasa dirancang dan
dilaksanakan untuk memperoleh informasi mengenai hal ihwal yang berkaitan dengan keefektifan pembelajaran bahasa yang dilakukan.