Makna Penting dari Penilaian Acuan Patokan PAP
yang dimiliki oleh masing-masing individu siswa, dengan skor maksimum ideal yang mungkin dapatdicapai oleh siswa, kalau saja seluruh soal tes dapat dijawab dengan
benar. b. Penentuan nilai yang mengacu kepada kriterium atau pada patokan ini, tinggi
rendahnya atau besar kecilnya nilaiyang diberikan kepada masing-masing individu siswa, mutlak ditentukan olehbesar kecil atau tinggi rendahnya skor yang dapat dicapai
oleh masing-masing siswa yang bersangkutan. Itu lah sebabnya mengapa penentuan nlai dengan mengacu kepada kriterium sering disebut sebagai penentuan nilai
secaramutlak absolute atau penentuan nilai secara individual. c. Dalam penerapannya penetuan nilai seorang siswa dilakukan denagan jalan
membandingkan skor mentah hasil tes dengan skor maksimum idealnya, maka penentuan nilai yang beracuan pada kriterium ini sering juga dikenal dengan istilah
penentuan nilai secara ideal, atau penentuan nilai secara teoritik, atau penentuan nilai secara das sollen.
Sebagai contoh rumus yang dapat digunakan adalah: Nilai = skor mentahskor maksimum ideal x 100
Selanjutnya nilai-nilai yang berhasil dicapai masing-masing siswa ditransfer atau diterjemahkan menjadi nilai huruf dengan patokan-patokan yang telah disepakati
masing-masing lembagainstituteuniversitas. Misalanya: Nilai 85 keatas = A
Nilai 75 – 84 = B
Nilai 65 – 74 = C
Nilai 55 – 64 = D
Nilai dibawah 55 = E Penilaian beracuan patokan, sangat baik atau sangat cocok diterapkan pada tes-
tes formatif, diamana guru ingin mengetahui sudah sampai sejauh manakah peserta didiknya telah terbentuk, setelah mereka mengalami pengajaran dengan jangka waktu
tertentu.
a.
Dalam menggunakan PAP ini, guru dapat mengetahui beberapa orang siswa yang tingkat penguasaanya tinggi, sedang maupun rendah, maka guru tersebut akan dapat
melakukan upaya-upaya yang dipandang perlu agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal.
b.
Penilaian acuan patokan PAP, biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda.
1 Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang
lain. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna
mendukung tujuan instruksional . 2 Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya.
Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah
dikuasainya dapat dikembangkan. 3 Guru dan setiap peserta didik siswa mendapat manfaat dari adanya PAP.
4 Melalui PAP, berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melaksanakan tes awal pre test dan tes akhir post test. Perbedaan hasil tes akhir
dengan test awal merupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran. 5 Penilain acuan patokan dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan atau dirugikan. PAP ini menggunakan prinsip belajar tuntas mastery
learning. 6 Pendekatan acuan Patokan PAP, diharapkan peserta didik menguasai semua
tujuan yang telah dibelajarkan, namun dalam kenyataan harapan ini sukar dicapai, sehingga kita perlu ditawarkan adanya batas minimal kriteria ketuntasan minimum,
KKM tingkat pencapaia tujuan tersebut. Misalnya seorang siswa SMK tingkat I dikatakan menguasai kegiatan belajar IPA kalau minimal 75 dari pertanyaan yang
tertuang dalam tes formatif dapat dijawab dengan benar. KKM digunakan untuk syarat melanjutkan pada kegiatan belajar materi selanjutnya.
Disamping keberhasilan dalam prosedur acuan patokan, di atas, terdapat beberapa kelemmahan dalam penggunaan PAP, antara lain:
a. PAP ini tidak dibenarkan untuk digunakan dalam pengolahan atau penentuan nilai hasil tes sumatif, seperti;
1 Pada ulangan umum dalam rangka mengisi raport, 2 Pada ujian akhir dalam rangka mengisi nilai ijazah maupun penentuan kelulusan
seperti yang terjadi pada ujian akhir nasional yang banyak menuai kontroversi, karena penilaian acuan patoakan ini dalam penerapannya sama sekali tidak
mempertimbangkan kemampuan kelompok rata-rata kelas sehingga dikatakan kurang manusiawi,
3 Dengan penerapan penilaian patokan dalam tes sumatif biasa menyebabkan sebagian besar siswa dinyatakan tidak naik kelas.
b. Kelemahan lain adalah bahwa: 1 Apabila butir-butir soal yang dikeluarkan terlalu sukar, maka siswa betapapun
pandainya akan memperoleh nilai-nilai rendah, 2 Sedangkan jika butir-butir soal terlalu yang rendah, mahasiswa betapa bodohnyapun
akan memperoleh nilai-nilai yang tinggi. Dalam hubungan ini maka penilaian beracuan kriterium menggunakan standar
mutlak itu sebaiknya diterapkan pada tes hasil belajar itu memerlukan uji coba secara berulang kali dan telah memberikan bukti nyata bahwa tes tersebut sudah memliki sifat
handal, dilihat dari segi realiabitasnya.