Pengolahan Skor Pemberian Skor

Untuk mengukur sikap dan minat belajar siswa, guru dapat menggunakan alat penilaian model skala, seperti sikap dan skala minat. Skala sikap dapat menggunakan lima skala, yaitu; - Sangat Setuju SS, - Setuju S, Tidak Tahu TT, - Tidak Setuju TS, dan - Sangat Tidak Setuju STS. Skala yang digunakan 5,4,3,2,1 untuk pernyataan positif dan 1,2,3,4,5 untuk pernyataan negative. Begitupun dengan skala minat, guru dapat menggunakan lima skala, seperti Sangat Berminat SB, Berminat B, Sama Saja SS, Kurang Berminat KB, dan Tidak Berminat TB. b Cara Memberi Skor untuk Domain Psikomotor Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau kinerja. Untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang dari Sangat Baik 5, BaiK 4, Cukup 3, Kurang Baik 2, sampai dengan Tidak Baik. Bab 8 ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL DAN PENGUKURAN HASIL BELAJAR rinsip pengukuran hasil belajar, pada dasarnya dapat dikenakan pada dua aspek perubahan atau pertumbuhan pisik biologis dan perkembangan psikis psikologis. Pengukuran pertumbuhan pisik lebih mudah dilakukan dibaning dengan pengukuran psikis psikologis. Pengukuran atribut-atribut pisik dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan alat ukur yang tingkat validitasnya terukur. Sedangkan pengukuran atribut psikologis sulit diukur secara langsung dikarnakan atribut psikologis ber sifat tidak tampak latent. Ketidak mudahan pengukuran atribut psikologis terletak pada prosesnya. Proses pengukuran atribut psikologis pada dasarnya suatu pengukuran terhadap performansi tipikal yaitu penampilan yang merupakan karakter tipikal seseorang yang cenderung muncul dalam bentuk respons terhadap situasi-situasi tertentu yang sedang dihadapi. Sedangkan proses pengukuran atribut psikologis, kegiatannya dilakukan dengan merumuskan eksistensi atau struktur atribut tersebut secara teoritis. Konstruk teoritis dilakukan untuk merumuskan karakteristik gejala-gejala atau tampilan tertentu berkaitan dengan atribut psikologis yang diukur. Disisi lain, pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks mencakup banyak elemen yang saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam posesnya melalui tiga tahap utama yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sesuai dengan misi pendidikan, yaitu transferring knowledge and value, tahap evaluasi membutuhkan instrument yang buakan hanya mampu untuk mengukur keberhasilan mentransfer ilmu kognitif saja, melainkan juga nilai afektif dan ketrampilan psikomotor. Dengan kata lain setiap aspek yang ada dalam proses pembelajaran membutuhkan alat ukur yang tepat dan sesuai agar data yang diperoleh sesuai dengan kedaan di lapangan. Aspek kognitif menjadi fokus proses pembelajaran pada umunnya, dikarenakan hal ini cenderung lebih tepat menggunakan tes sebagai alat ukur keberhasilan atau alat P evaluasi, namun untuk aspek lain seperti sikap atau afektif dan ketrampilan atau psikomotor kurang tepat jika diukur dengan tes. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen jenis lain untuk mengukur aspek dalam proses pembelajaran dengan domain afektif dan psikomotor. Dengan adanya instrument lain, dimaksudkan berupa non-tes, data yang diperoleh untuk menggambarkan keberhasilan proses pembelajaran akan semakin lengkap dan bermakna.

Y. Analisis Kualitas Butir Soal 1. Pengertian Analisis Kualitas Butir Soal

Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian Nitko, 1996: 308.

2. Tujuan Analisis Kualitas Butir Soal

Tujuan penelaahan kualitas butir soal, menurut Aiken, 1994: 63, memiliki tiga tujuan antara lain: a. Untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. b. Untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, c. Untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudahbelum memahami materi yang telah diajarkan Untuk hal itu Anastasi dan Urbina, 1997: 184. menegaskan bahwa tujuan utama dari analisis butir soal dalam sebuah tes yang dibuat guru adalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran.

3. Manfaat Soal yang Telah Ditelaah

Berdasarkan tujuan ini, maka kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah: a. Dapat membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan, b. Sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa di kelas, c. Mendukung penulisan butir soal yang efektif, d. Secara materi dapat memperbaiki tes di kelas, e. Meningkatkan validitas soal dan reliabilitas. anastasi and urbina, 1997:172. Di samping itu, manfaat lainnya menurut Nitko, 1996: 308-309, adalah: a. Untuk menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan, b. Untuk memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagai dasar untuk bahan diskusi di kelas, c. Utuk memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa, d. Untuk memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum, e. Untuk erevisi materi yang dinilai atau diukur, f. Untuk meningkatkan keterampilan penulisan soal. Untuk hal itu, Linn dan Gronlund 1995: 315, menambahkan tentang pelaksanaan kegiatan analisis butir soal yang biasanya didesain untuk menjawab pert anyaan-pertanyaan berikut ini, antara lain. a. Apakah fungsi soal sudah tepat? b. Apakah soal ini memiliki tingkat kesukaran yang tepat? c. Apakah soal bebas dari hal-hal yang tidak relevan? d. Apakah pilihan jawabannya efektif? Lebih lanjut Linn dan Gronlund 1995: 3 16-318, menyatakan bahwa kegunaan analisis butir soal bukan hanya terbatas untuk peningkatkan butir soal, tetapi ada beberapa hal, yaitu bahwa data analisis butir soal bermanfaat sebagai dasar: a. Untuk diskusi kelas efisien tentang hasil tes, b. Untuk kerja remedial, c. Untuk peningkatan secara umum pembelajaran di kelas, dan d. Untuk peningkatan keteram pi lan pada konstru ksi tes. Berbagai uraian di atas menunjukkan bahwa analisis butir soal adalah: a. Untuk menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya; untuk meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu; tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh soal, serta meningkatkan pembelajaran melalui ambiguitas soal dan keterampilan tertentu yang menyebabkan peserta didik sulit. b. Di samping itu, butir soal yang telah dianalisis dapat memberikan informasi kepada peserta didik dan guru seperti contoh berikut ini. DATA KEMAMPUAN PESERTA DIDIK