Beberapa Contoh Cara Penentuan Nilai Akhir

peserta didik, maka penentuan nilai akhir pada umumnya dilaksanakan dengan jalan menggabungkan nilainilai hasil tes formatif dengan nilai hasil tes sumatif. Dalam pelaksanaannya, dicarilah nilai rata-rata hitung dari nilai-nilai hasil tes formatif dan nilai-nilai hasil tes sumatif, nilai-nilai mana sebelum dicari rata-rata hitungnya terlebih dahulu diubah atau dikonversikan ke dalam nilai standar berskala sepuluh. Cara Menentukan Nilai Akhir Penentuan nilai akhir pada umumnya dilakukan pada saat guru akan mengisi buku laporan pendidikan rapor, atau mengisi ijazah Surat Tanda Tamat Belajar. Dalam prakteknya para pendidik telah dibimbing oleh peraturan atau pedoman yang ditetapkan oleh pihak pemerintahatasannya. Karena itu, dalam praktek kita temui berbagai macam cara yang biasa digunakan oleh pendidik dalam menentukan nilai akhir tersebut. Berikut ini dikemukakan tiga macam contoh cara yang sering dipergunakan dalam penentuan nilai akhir. Cara Pertama Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai hasil tes formatif, yaitu nilai rata-rata hasil ulangan harian, dengan nilai hasil tes sumatif, yaitu nilai hasil ulangan umum atau UAS, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Di mana: NA = Nilai akhir F 1 = Nilai hasil tes formatif ke- 1 F2 = Nilai hasil tes formatif ke-2 F3 = Nilai hasil tes formatif ke-3 F4 = Nilai hasil tes formatif ke-n n = Banyaknya kali tes formatif dilaksanakan 2 dan 3 = Bilangan konstan 2= bobot tes formatif, 3= bobot tes secara keseluruhan Tes formatif ulangan harian dilaksanakan 3 kali dalam satu semester dan ulangan umum bersama tes sumatif dilaksanakan 1 kali. Siti Fatimah, murid MI Al- Mishbah kelas V berhasil memperoleh nilai-nilai sebagai berikut: - Nilai hasil tes formatif I = 8 - Nilai hasil tes formatif II = 7,5 - Nilai hasil tes formatif III = 6,5 - Nilai hasil tes formatif IV = 7 - Nilai hasil tes formatif = 8 Dengan demikian nilai akhir yang dapat diberikan kepada Tresna Nurhayati: Cara Kedua Nilai akhir diperoleh dengan jalan menjumlahkan nilai tugas T, nilai ulangan harian tes sumatif dan nilai ulangan umum Utes sumatif, yang masingmasing diberi bobot 2, 3 dan 5, jumlah bobot = 2 + 3 + 5 = 10. Apabila dituangkan dalam bentuk rumus, sebagai berikut: NA= 2 T + 3H + 5U 10 Mahasiswi bernama Tresna Nurhayati untuk mata kuliah statistik Pendidikan memperoleh nilai-nilai sebagai berikut: - Nilai tugas terstruktur di luar kelas ke-1 = 100 - Nilai tes formatif I = 80 - Nilai ujian mid semester = 60 - Nilai tugas terstruktur di luar kelas ke-2 = 80 - Nilai tes formatif II = 70 - Nilai ujian akhir semester = 60 Dengan demikian nilai yang diberikan kepada Lasminiadalah: - Nilai rata-rata tugas= 100 + 80 : 2 = 90 - Nilai rata-rata tes formatif = 80 + 70 : 2 = 75 - Nilai rata-rata tes sumatif = 60 + 60 : 2 = 60 Cara kedua ini dipergunakan untuk keperluan pengisian nilai dalam ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar STTB. Di sini nilai akhir diperoleh dari: nilai rata- rata hasil ulangan harian H, diberi bobot 1, ditambah dengan nilai hasil Evaluasi Tahap Akhir EBTA, diberi bobot 2. Jika dituangkan dalam bentuk rumus: Contoh: Zaki Nurjaman, siswa kelas VI MI Al-Mishbah, untuk ulangan harian I mendapat nilai 7, ulangan harian II mendapat nilai 8, ulangan harian III mendapat nilai 9. Sedangkan nilai UAS = 6. Dengan demikian nilai yang diberikan kepada Mardhiyah adalah: Catatan: Dalam pembulatan nilai-nilai akan dicantumkan dalam buku rapor atau surat tanda tamat belajar, umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut: 1 Jika di belakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih kecil dari 50, dianggap = 0 dibulatkan ke bawah. 2 Contoh: nilai 5,43 dibulatkan ke bawah menjadi 5 3 Jika di belakang tanda desimal terdapat bilangan yang besarnya = 50, maka nilai akhir tidak dibulatkan. Jadi ditulis apa adanya. 4 Contoh: 6,50 tetap dicantumkan 6,5 5 Jika di belakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih besar atau di atas 0,50 dibulatkan ke atas. Contoh: nilai 5,75 dibulatkan ke atas menjadi 6 RR. Teknik Penyusunan Urutan Kedudukan Ranking

1. Pengertian Rangking

Ranking adalah suatu tingkat atau kedudukan yang diraih oleh siswa dalam suatu pencapaian hasil belajar dikelasnya. Dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar guru atau dosen sebagai seorang pendidik dihadapkan pada tugas untuk melaporkan atau menyampaikan informasi, baik kepada atasan, maupun kepada wali murid, mengenai dimanakah letak urutan kedudukan seseorang peserta didik jika dibandingkan dengan peserta didik yang lainnya. Dengan disampaikan informasi tersebut maka pihak-pihak yang bersangkutan akan dapat mengetahui, apakah peserta didik itu berada pada urutan atas, sehinga dapat disebut sebagai siswa yang pandai, ataukah berada pada urutan bawah, sehingga peserta didik tersebut dapat dikatakan kurang pintar. Denga kata lain, pihak-pihak yang bersangkutan akan dapat mengetahui standing position masing-masing peserta didik dari waktu-kewaktu, apakah posisinya stabil, semakin meningkat, atau sebaliknya.

2. Jenis dan prosedur Penyusunan Rangking

Dalam penyusunan urutan kedudukan rangking, terdapat tiga jenis rangking, yakni: a. Rangking Sederhana Simple Rank; b. Rangking Persenan Percentil Rank, dan c. Penyusunan Rangking Berdasarkan Mean dan Devisiasi Standar. Penjelasan ketiga jenis rangking tersebut, antara lain:

a. Rangking Sederhana Simple Rank

Simple rank adalah urutan yang menunujukkan posisi atau kedudukan seseorang peserta didik ditengah-tengah kelompoknya yang dinyatakan dengan nomor atau angka- angka biasa. Contoh: Misalkan dari 20 orang murid Madrasah Ibtidaiyah yang mengikuti UAS diperoleh nilai hasil UAS sebagai berikut : Nilai Untuk Mata Pelajaran Nomor Urut Murid Pend. Moral Pancasila Bahasa Indonesia Matematika IPA IPS Jumlah Nilai NEM 1 2 3 4 5 6 7 1 8.25 7.38 6.47 6.25 8.93 37.73 2 9.25 8.33 7.57 7.15 9.63 41.93 3 8.95 9.83 9.37 8.85 9.63 46.63 4 7.65 7.73 6.97 7.95 8.13 38.43 5 9.85 9.33 9.47 9.25 9.03 46.93 6 8.15 7.93 6.37 7.05 7063 37.13 7 7.85 8.03 7.17 6.85 7.33 37.23 8 9.75 9.83 9.17 8.85 9.73 47.33 9 9.63 9.25 7.57 7.15 8.33 41.93 10 7.35 8.03 6.17 6.15 7.33 35.03 11 8.75 7.73 6.37 6.65 7.33 36.83 12 9.15 9.13 9.27 9.35 9.23 46.13 13 8.35 7.93 9.87 8.05 8.13 42.33 14 8.85 7.83 9.17 9.15 8.73 43.72 15 9.95 8.93 8.77 8.25 8.33 44.23 1 2 3 4 5 6 7 16 10.00 9.83 9.87 9.85 9.33 48.88 17 8.03 7.93 8.17 7.75 9.03 40.91 18 8.75 7.73 7.37 6.65 7.33 37.83 19 8.15 9.85 7.87 6.15 7.13 39.15