Menyeluruh Berkelanjutan Prinsip-prinsip Penilaian

Berkelanjutan dalam konteks ini, adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan terus-menerus, guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi oleh siswa, baik sebagai efek langsung main effect, maupun efek pengiring nurturant effect dari proses pembelajaran.

d. Sesuai dengan pengalaman belajar

Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya: 1 Jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas kunjungan lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses keterampilan proses; 2 Teknik wawancara, maupun produkhasil melakukan kunjungan lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

e. Mendidik

Penilaian harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Hasil penilaian untuk siswa yang berhasil harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan. Dengan kata lain bahwa hasil penilaian bagi siswa yang kurang berhasil dapat dijadikan sebagai pemicu semangat belajar.

f. Terbuka

Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus terbuka bagi semua pihak. Dalam istilah lain disebut obyektif. Penilaian yang terbuka menjadikan siswa tidak akan merasa dicurangi, disisihkan atau tidak disenangi oleh guru.

g. Menggunakan prinsip Penilaian Acuan Patokan PAP

Standar atau patokan sebagai gambaran kompetensi siswa. Pada prinsipnya setiap siswa dapat mencapai standar, hanya mungkin waktunya bisa berbeda-beda.

20. Langkah Pengembangan Sistem Penilaian

Dalam pengembangan sistem penilaian terhadap pencapaian kompetensi dasar, diperlukan tiga tahapan utama yaitu:

a. Penjabaran Standar Kompetensi SK menjadi Kompetensi Dasar KD.

Langkah opperasional penjabaran antara lain: i. Standar Kompetensi adalah rumusan unjuk kerja atau kemampuan yang harus dimiliki atau dilakukan siswa setelah melakukan pembelajaran. ii. Standar kompetensi ini kemudian dijabarkan menjadi beberapa kompetensi dasar. iii. Kompetensi Dasar adalah kompetensi atau kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan atau kemampuan minimal yang harus ditampilkan siswa setelah melakukan pembelajaran suatu materi atau mata pelajaran. iv. Rumusan kompetensi dasar ini harus menggunakan kata kerja yang operasional.

b. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator

Lankah opperasional penjabaran antara lain: i. Indikator adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respon, yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa dia telah menguasai kompetensi dasar. Perumusan indikator menggunakan kata kerja yang operasional, agar dapat diukur dan dibuat soal ujiannya. ii. Kata kerja yang digunakan sama dengan kata kerja pada kompetensi dasar, namun cakupan materinya lebih sempit lagi. iii. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator tergantung dari jumlah materi pokok yang diperlukan untuk mencapainya.

c. Penjabaran Indikator menjadi Butir Soal

Lankah opperasional penjabarannya, setiap indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa butir soal. Butir soal dirumuskan dalam bentuk yang sesuai dengan kegunaannya, misalnya: i. untuk tugas, ii. untuk tes formatif atau sumatif.

21. Teknik Penentuan Skor dan Acuan Penilaian

Pada dasarnya skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa. Menentukan Skor adalah, menetapkan atau memastikan pekerjaan yang di peroleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa. Nana Sudjana, 2009: 41-42.

a. Menentukan Skor pada soal Essay

Menentukan skor dapat di pilih dari beberapa skala pengukuran, misalnya skala 1- 4, 1-10 dan 1-100. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: 1 Sebaiknya jangan memberikan skor nol.