Pengertian Teknik Non Tes

lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.

2. Tujuan Evaluasi Non-Tes

Evaluasi non-tes adalah merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yang dilakukan dengan tanpa ”menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan menggunakan pengamatan secara sistematis observation, melakukan wawancara interview, menyebarkan angket questionnaire dan memeriksa atau meniliti dokumen- dokumen documentary analysis serta dengan yang lainnya. Anas Sudijono, 2009: 76.

3. Kegunaan Instrumen Evaluasi Non-Tes

Salahsatu tujuan dan kegunaan Instrument Non-tes, menurut Eko Putra Widoyoko, 2009: 104, antara lain: a. Instrument non-tes merupakan bagian dari alat ukur hasil peserta didik; b. Untuk memperoleh hasil belajar non-tes terutama dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya. c. Instrument seperti itu terutama berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra. d. Instrument non-tes merupakan satu kesatuan dengan instrument lainnya, karena tes pada umumnya mengukur apa yang diketahui, dipahami atau yang dapat dikuasai oleh peserta didik dalam tingkatan proses mental yang lebih tinggi. Akan tetapi, belum ada jaminan bahwa mereka memiliki mental itu dalam mendemonstrasikan dalam tingkah lakunya.

4. Jenis-jenis Tehnik Non-Tes

Berikut adalah beberapa instrumen non-tes yang sering digunakan dalam evaluasi di bidang pendidikan Beberapa alat ukur yang hendak diuraikan pada bagian ini adalah observasi, angket, wawancara, daftar cek dan skala nilairating scale.

a. Observasi

1 Pengertian Secara garis besar terdapat dua rumusan tentang pengertian observasi, yaitu pengertian secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap apa yang diteliti, Dalam arti luas observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung mau pun tidak langsung terhadap objek yang diteliti Susilo Rahardjo Gudnanto, 2011. 2 Jenis dan Bentuk Menurut Susilo Surya dan Natawidjaja Susilo Rahardjo Gudnanto, 2011: 48-49, membedakan observasi menjadi: a Observer dalam hal ini pendidik yang sedang melakukan kegiatan observasi, melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan observee yang diamati b Non-Partisipatif, Evaluatorobserver berada “di luar garis”, seolah-olah sebagai penonton belaka. c Eksperimental; Observasi yang dilakukan dalam situasi buatan. Pada observasi eksperimental, peserta didik dikenai perlakuan treatment atau suatu kondisi tertentu, maka diperlukan perencanaan dan persiapan yang benar-benar matang. d Non- Eksperimental; Observasi dilakukan dalam situasi yang wajar, pelaksanaannya jauh lebih sederhana - Sistematis, Observasi yang dilakukan dengan terlebih dahulu membuat perencanaan secara matang. Pada jenis ini, observasi dilaksanakan dengan berlandaskan pada kerangka kerja yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya. - Non-sistematis, Observasi di mana observer atau evaluator dalam melakukan pengamatan dan pencatatan tidak dibatasi oleh kerangka kerja yang pasti, maka kegiatan observasi hanya dibatasi oleh tujuan dari observasi itu sendiri. 3 Langkah-Langkah Penyusunan Pedoman Observasi Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi, menurut Zaenal Arifin, 2009: 153- 159, antara lain: a Merumuskan tujuan observasi b Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi c Menyusun pedoman observasi d Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran e Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi f Merifisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba g Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung h Mengolah dan menafsirkan hasil observasi. Contoh: