Pengertian Penilaian Acuan Patokan PAP

macam, ada yang mengartikannya sebagai batas lulus cut score atau skor terendah yang dapat di terima. Ada lagi yang mendefinisikan criterion sebagai ketrampilan atau pengetahuan khusus yang di ukur dan di pakai secara bergantian dengan istilah domain. Domaincriterion dapat di pandang potensial darimana butir-butir potensial yang actual di pilih. Dalam konteks ini, CRT adalah tes yang memberikan estimasi domain; yaitu, CRT mengestimasi proporsi domain yang di ketahui atau yang di lakukan oleh pengikut tes Suke silverius. 1987: 180-181. Menurut M.Ngalim Purwanto, 1986, bahwa kriteria CRT ialah tes yang di rancang untuk mengukur seperangkat tujuan yang eksplisit. Dengan kata lain, CRT adalah sekumpulan soal atau items yang secara langsung mengukur tingkah laku-tingkah laku yang di nyatakan di dalam seperangkat tujuan behavioral atau performance objective. Menurut M.Ngalim Purwanto, 1986: 37-38. ada dua pengertian dalam penggunaan kata Criterion dalam ungkapan Criterion Referenced Test Items yaitu; 1 Menunjukan hubungan antara tujuan-tujuan yang bersifat behavioral atau performance atau penampilan dan soal-soal test yang di buatnya 2 Menunjukan spesifikasi ketetapan penampilan yang di tuntut untuk di nyatakan sebagai penguasaan atau mastery. Atau dengan kata lain, sampai batas mana siswa di harapkan dapat menguasai atau dapat menjawab dengan benar tes tersebut atau sampai berapa jauh siswa harus melakukan ketrampilan tertentu untuk dapat di nyatakan mencapai tujuan.

2. Makna Penting dari Penilaian Acuan Patokan PAP

Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tergantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional. Untuk hal itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan PAP, antara lain: a. Penentuan nilai hasil tes belajar itu digunakan acuan kriterium menggunakan PAP, maka hal ini mengandung arti bahwa nilai yang akan diberikan kepada siswa harus didasarkan kepada standar mutlak standar absolute, artinya pemberian nilai pada siswa itu dilaksanakan dengan jalan membandingkan antara skor mentah hasil tes yang dimiliki oleh masing-masing individu siswa, dengan skor maksimum ideal yang mungkin dapatdicapai oleh siswa, kalau saja seluruh soal tes dapat dijawab dengan benar. b. Penentuan nilai yang mengacu kepada kriterium atau pada patokan ini, tinggi rendahnya atau besar kecilnya nilaiyang diberikan kepada masing-masing individu siswa, mutlak ditentukan olehbesar kecil atau tinggi rendahnya skor yang dapat dicapai oleh masing-masing siswa yang bersangkutan. Itu lah sebabnya mengapa penentuan nlai dengan mengacu kepada kriterium sering disebut sebagai penentuan nilai secaramutlak absolute atau penentuan nilai secara individual. c. Dalam penerapannya penetuan nilai seorang siswa dilakukan denagan jalan membandingkan skor mentah hasil tes dengan skor maksimum idealnya, maka penentuan nilai yang beracuan pada kriterium ini sering juga dikenal dengan istilah penentuan nilai secara ideal, atau penentuan nilai secara teoritik, atau penentuan nilai secara das sollen. Sebagai contoh rumus yang dapat digunakan adalah: Nilai = skor mentahskor maksimum ideal x 100 Selanjutnya nilai-nilai yang berhasil dicapai masing-masing siswa ditransfer atau diterjemahkan menjadi nilai huruf dengan patokan-patokan yang telah disepakati masing-masing lembagainstituteuniversitas. Misalanya: Nilai 85 keatas = A Nilai 75 – 84 = B Nilai 65 – 74 = C Nilai 55 – 64 = D Nilai dibawah 55 = E Penilaian beracuan patokan, sangat baik atau sangat cocok diterapkan pada tes- tes formatif, diamana guru ingin mengetahui sudah sampai sejauh manakah peserta didiknya telah terbentuk, setelah mereka mengalami pengajaran dengan jangka waktu tertentu. a. Dalam menggunakan PAP ini, guru dapat mengetahui beberapa orang siswa yang tingkat penguasaanya tinggi, sedang maupun rendah, maka guru tersebut akan dapat melakukan upaya-upaya yang dipandang perlu agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal.