Menyusun Kisi-Kisi Perencanaan Evaluasi

grafik, diagram dan lain-lain, mendemonstrasikan penggunaan suatu metode, prosedur dan lain-lain. Sebenarnya format kisi-kisi tidak ada yang baku, kerena itu banyak model format yang dikembangkan para pakar evaluasi. Pada dasarnya format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi dua komponen pokok, yaitu; komponen identitas dan komponen matriks. 1 Komponen identitas ditulis dibagian atas matriks, Sedangkan Komponen matriks dibuat dalam bentuk kolom yang sesuai. 2 Komponen identitas meliputi jenisjenjang sekolah, jurusan program, mata pelajaran, tahun ajaransmt, kurikulum acuan, alokasi waktu, jumlah soal keseluruhan, dan bentuk soal. 3 Komponen matriks terdiri atas kompetensi dasar, materi, jumlah soal, jenjang kemampuan, indikator, dan nomor urut soal. 1 Guru dapat memilih materi, metode, media, dan sumber belajar yang tepat, sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. 2 Sebagai pedoman dan pegangan bagi guru untuk menyusun soal atau instrumen atau penilaian lain yang tepat, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk mengukur pencapaian target dalam indikator, sebaiknya disusun butir soal dalam format khusus. Selain format kisi-kisi di atas, ada juga format kisi-kisi terurai, 1 Setiap tingkah kesukaran soal harus ditetapkan jumlah soal yang termasuk sukar, sedang, dan mudah. 2 Besar-kecilnya jumlah soal untuk tiap-tiap tingkat kesukaran tidak ada yang mutlak. 3 Biasanya, jumlah soal sedang lebih banyak daripada jumlah soal mudah dan sukar,sedangkan jumlah soal mudah dan soal sukar sama banyaknya.

e. Mengembangkan Draf Instrumen

Mengembangkan draf instrumen penilaian merupakan salah satu langkah penting dalam prosedur penilaian, antara lain:. 1 Instrumen penilaian dapat disusun dalam bentuk tes maupun nontes, dalam bentuk tes, berarti guru harus membuat soal. 2 Penilaian sosial adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. 3 Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. 4 Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara keseluruhan. 5 Setelah semua soal ditulis, sebaiknya soal tersebut dibaca lagi, jika perlu didiskusikan kembali dengan tim penelaah soal, baik dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum, dan ahli evaluasi. 6 Dalam bentuk notes, guru dapat membuat angket, pedoman observasi, pedoman wawncara, studi dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat, minat, dan sebagainya.

f. Uji coba dan Analisis Soal

Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu di uji cobakan terlebih dahulu dilapangan. Tujuannya untuk mengetahui soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Analisis empiris dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan setiap soal yang diginakan. Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, anatara lain: 1 Ruangan tempatnya tes hendaknya diusahakan seterang mungkin, jika perlu dibuat papan pengumuman diluar agar orang lain tahu bahwa ada tes yang sedang berlangsung. 2 Perlu disusun tata tertib pelksanaan tes, baik yang berkenaan dengan peserta didik itu sendiri, guru, pengawas, maupun teknis pelksanaan tes. 3 Para pengawas tes harus mengontrol pelaksanaan tes dengan ketat, tetapi tidak mengganggu suasana tes. Peserta didik yang melanggar tata tertib tes dapat dikeluarkan dari ruang tes. 2 Waktu yang digunakan harus sesuai dengan banyaknya soal yang diberikan sehingga peserta didik dapat bekerja dengan baik. Kecepatan waktu sangat mempengaruhi nilai kelompok dan cara-cara dalam mengusahakan supaya kelompok tetap bekerja sebagai suatu kesatuan. 3 Peserta didik harus benar-benar patuh mengerjakan semua petunjuk dan perintah dari penguji. Sikap ini harus tetap dipelihara meskipun diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan apabila ada soal yang tidak dimengerti atau kurang jelas. Tanggung jawab penguji dalam hal ini adalah memberikan petunjuk dengan sikap yang bersifat lugas, jujur, adil dan jelas. Namun, antara penguji dan peserta didik hendaknya dapat menciptakan suasana yang kondusif. 4 Hasil uji coba hendaknya di olah, dianalisis, dan di administrasikan dengan baik sehingga dapat diketahui soal-soal mana yang lemah untuk selanjutnya dapat diperbaiki kembali.