Model Penerapan Penilaian Acuan Norma

35 x 10 = 7 50 35 x10 = 6 50

5. Kelebihan dan Kekurangan PAN

Aunurrahma, 2009: 104, menaganalisis terhadap kelebihan dan kekurangan PAN, analisis tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Kelebihan PAN

1 Kebiasan penggunaan penilaian berdasarkan refrensi norma atau kelompok dipendidikan tinggi. 2 Diharapkan tinggat kinerja yang sama terjadi pada setiap kelompok mahasiwa. 3 Bermanafaat untuk membandingkan mahasiswa atau penghargan utama untuk sejumlah mahasiswa tertentu. 4 Mendukung tradisional kekukuhan akademis dan menggunakan standar.

b. Kekurangan PAN

1 Sedikit menyebutkan kompetensi mahasiswa apa yang mereka ketahui atau dapat mereka lakukan. 2 Tidak fair karena peringkat mahasiswa tidak hanya bergantung pada tingkatan prestasi, tetapi juga atas prestasi mahasiswa lain. 3 Tidak dapat diandalkan mahasiswa yang gagal sekarang mungkin dapat lulus tahun berikutnya. NN. Pendekatan Penilaian Acuan Patokan PAP

1. Pengertian Penilaian Acuan Patokan PAP

Penilaian acuan patokan PAP, biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Contoh penilaian yang menggunakan Penilaian Acuan Patokan PAP, misalnya: untuk dapat membuktikan bahwa kamu tuntas belajar, maka ikuti ujian akhir semester dan dapatkan nilai minimal 70″. Bermawi Munthe, 2009: 1001. Penilaian Acuan Criteria criterion-referenced test atau disebut juga Penilaian Acuan Patokan PAP, secara umum CRT criterion-refrenced test, menunjukan apa yang Seseorang ketahui atau yang dapat di lakukan. Istilah criterion sendiri di artikan bermacam- macam, ada yang mengartikannya sebagai batas lulus cut score atau skor terendah yang dapat di terima. Ada lagi yang mendefinisikan criterion sebagai ketrampilan atau pengetahuan khusus yang di ukur dan di pakai secara bergantian dengan istilah domain. Domaincriterion dapat di pandang potensial darimana butir-butir potensial yang actual di pilih. Dalam konteks ini, CRT adalah tes yang memberikan estimasi domain; yaitu, CRT mengestimasi proporsi domain yang di ketahui atau yang di lakukan oleh pengikut tes Suke silverius. 1987: 180-181. Menurut M.Ngalim Purwanto, 1986, bahwa kriteria CRT ialah tes yang di rancang untuk mengukur seperangkat tujuan yang eksplisit. Dengan kata lain, CRT adalah sekumpulan soal atau items yang secara langsung mengukur tingkah laku-tingkah laku yang di nyatakan di dalam seperangkat tujuan behavioral atau performance objective. Menurut M.Ngalim Purwanto, 1986: 37-38. ada dua pengertian dalam penggunaan kata Criterion dalam ungkapan Criterion Referenced Test Items yaitu; 1 Menunjukan hubungan antara tujuan-tujuan yang bersifat behavioral atau performance atau penampilan dan soal-soal test yang di buatnya 2 Menunjukan spesifikasi ketetapan penampilan yang di tuntut untuk di nyatakan sebagai penguasaan atau mastery. Atau dengan kata lain, sampai batas mana siswa di harapkan dapat menguasai atau dapat menjawab dengan benar tes tersebut atau sampai berapa jauh siswa harus melakukan ketrampilan tertentu untuk dapat di nyatakan mencapai tujuan.

2. Makna Penting dari Penilaian Acuan Patokan PAP

Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tergantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional. Untuk hal itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan PAP, antara lain: a. Penentuan nilai hasil tes belajar itu digunakan acuan kriterium menggunakan PAP, maka hal ini mengandung arti bahwa nilai yang akan diberikan kepada siswa harus didasarkan kepada standar mutlak standar absolute, artinya pemberian nilai pada siswa itu dilaksanakan dengan jalan membandingkan antara skor mentah hasil tes