Tugas Pemeriksa Selama Tes

kurang beruntung atau budaya khusus. Pada situasi tertentu pertanyaan, dan jawaban yang di;ontarkan kepada klien sebagai bahan, waspada, dan keluwesan selama pelaksanaan tes. 5 Keluwesan Keluwesan selalu menjadi daktor eksternal dalam administrasi yang terstandar atau tidak terstandar pada instrument tes, yaitu: a Menyediakan waktu yang cukup bagi peserta ujian untuk menanggapi materi tes b Memungkinkan praktek yang memadai pada item sampel c Menggunakan periode pengujian yang relatif singkat d Melihat kelelahan, kecemasan dan membawa ke account e Menyadari dan membuat ketentuan untuk visual, pendengaran, dan indera lainnya. f Mempekerjakan dorongan dan penguatan positif g Jangan mencoba untuk memaksa peserta ujian untuk merespon ketika mereka berulang kali menolak untuk melakukannya 6 Tes lisan Siswa sering menganggap ujian lisan dengan perasaan yang campur aduk dan sering menimbulkan keraguan. Konsekuensinya, usaha untuk menenangkan kekhawatiran dan memberikan metode pengujian alternatif bagi mereka yang menjadi emosional dan bingung dalam situasi pengujian lisan dapat meningkatkan efektifitas jenis-jenis tes. 7 Mengerjakan Tes Test wiseness muncul dari efek praktek mengambil banyak tes dan ini mungkin memberikan keuntungan untuk yang berpengalaman. Kadang-kadang orang dapat menyelenggarakan pembinaan tes untuk mendapatkan keuntungan. a Mengubah jawaban, Hal yang dapat dilakukan peserta tes adalah mengubah jawaban, karena mereka merasa bahwa jawabannya salah dan ingin merubah ke jawaban yang benar. Kadang pula dengan melihat jawaban orang lain karena kurangnya motivasi akan jawabannya sendiri. Kadang pula dipengaruhi karena kekurang siapan dari peserta tes. b Menebak; Suatu set respon lain dalam menjawab tes psikologi adalah menebak jawaban yang benar, padahal jawaban itu sesuai dengan pribadi sendiri. Dengan menebak suatu jawaban akan membuat kerugian dalam hasil dari tes. Hasil dari tes akan membuat perbedaan dari hasil dan pribadi dari testee. Sehingga membuat tes tidak maksimal karena unsur manipulasi. Aiken, 1976: 53-54.

c. Tugas Pemerika Setelah Tes

Setelah pemberian suatu tes individu, pemeriksa harus mengumpulkan dan mengamankan semua bahan tes. Memeriksa kembali yang harus mengenai performanya, mungkin diberi hadiah kecil dalam kasus seorang anak, dan kembali ke tempat yang tepat. Dalam pengujian klinis, biasanya penting untuk mewawancarai orang tua atau orang lain yang mungkin baik dilakukan sebelum dan sesudah tes. Setelah ujian, beberapa informasi tentang apa yang akan dilakukan dengan hasilnya dapat diberikan kepada terperiksa dan atau pihak yang menyertainya.

d. Skor Tes

Skor tes, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1 Mencetak tes esai 2 Mencetak tes objektif 3 Kesalahan skor manusia 4 Mencetak bobot pilihan ganda dan pilihan palsu yang benar 5 Mencetak item rangking 6 Koreksi untuk menebak 7 Skor dikonversi 8 Skor tes lisan 9 Evaluasi skor dan grading

X. Penyusunan, Pelaksanaan, Pemberian Skor, dan Pengolahan Skor

Pengadministrasian tes adalah pelaksanaan tes yang dimulai dari proses penyuntingan naskah tes sampai dengan proses mengerjakan tes. Pada bab ini akan dibahas langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses pengadministrasian tes. Selain itu juga akan dibahas pula kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam cara pelaksanaan tes dan beberapa media tes tersebut.

1. Penyusunan Perangkat Tes

Dalam penyusunan perangkat tes yang akan digunakan, perlu mempertimbangkan dua hal utama, yaitu:

a. Penyuntingan Naskah Tes

Suatu naskah tes terdiri atas beberapa butir soal. Dalam penyusunan butir tes haruslah mempertimbangkan beberapa hal yang memungkinkan peserta tes dapat mengerahkan kemampuan terbaiknya dalam mengerjakan tes tersebut sehingga dapat menjadi suatu perangkat tes. Maka yang menjadi pertimbangan utama dalam penyuntingan tes adalah peserta tes. Sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Tes bentuk objektif tidak dilaksanakan secara lisan. 2 Butir tes disusun berdasarkan pokok bahasan awal hingga akhir. 3 Tingkat kesukaran tes disusun mulai dari yang termudah hingga yang tersulit. 4 Butir tes yang setipe hendaknya dikelompokkan dalam satu kelompok. 5 Petunjuk pengerjaan tes ditulis secara jelas. 6 Penyusunan butir tes sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesan berdesak-desakkan. 7 Susunlah setiap butir tes sehingga stem dan seluruh optionnya terletak dalam satu halaman yang sama. 8 Letakkanlah wacana yang digunakan sebagai rujukan satu atau beberapa butir tes di atas butir tes yang bersangkutan. 9 Hindarilah meletakkan kunci jawaban dalam suatu pola tertentu.

2. Penggandaan Naskah Tes

Dalam proses penggandaan tes haruslah dapat menjamin kerahasiaan naskah tes, sehingga tidak akan mengganggu konsentrasi peserta tes dalam melaksanakan tes. Penggandaan tes sebaiknya terpisah antara lembaran tes dari lembaran jawaban. Beberapa petunjuk praktis dalam penggandaan naskah tes, yaitu: 1 Antar butir tes harus cukup tersedia ruangan, sehingga tidak terkesan saling berdesak- desakan. 2 Angka dan huruf yang disediakan di depan alternatif jawaban harus sama dengan yang digunakan pada lembar jawaban. 3 Untuk jenis tes menjodohkan, kedua ko;om yang berisi tes alternatif jawaban haruslah terletak dalam satu halaman yang sama. 4 Butir tes yang menggunakan wacana harus terletak dalam satu halaman yang sama. 5 Semua wacana, grafik, diagram atau gambar yang digunakan sebagai landasan butir tes harus jelas. 6 Jika naskah digandakan dalam jumlah yang banyak, maka setiap naskah tes harus sama jelasnya.

3. Pelaksanaan Tes

Dalam pengadministrasian tes haruslah mempertimbangkan berbagai cara dalam pelaksaan tes. Cara pelaksanaan tes tersebut meliputi: