Prosedur Standar Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar bidang Psikomotor

untuk keperluan seleksi akan berbeda dengan instrument untuk keperluan pencapaian hasil belajar. b. Mengkaji secara teoretik dan praktik performansi maksimal yang diharapkan merupakan langkah kedua yang penting dalam penyusunan instrumen bidang psikomotor. Pada tahap ini, berbagai teori yang berkaitan dengan trait psikologis yang sedang dikembangkan instrumennya dikaji. Dengan cara ini validitas konstruk instrument akan terpenuhi. c. Pengembangan instrumen pengukuran dan penilaian bidang psikomotor adalah merumuskan indikator-indikator penilaian. Indikator-indikator ini disusun berdasarkan analisis trait atau atribut psikologis yang sedang dikembangkan instrumennya. d. Menjabarkan indicator-indikator penilaian menjadi instrument penilaian yang terdiri dari lembar penilaian dan rubric. Lembar penilaian berisi aspek-aspek yang dinilai dan skala ukur. Sedangkan rubric berisi tentang pedoman pemberian sekor khususnya pada hal-hal yang bersifat subyektif. e. Uji keterbacaan instrumen dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas fungsi aspek-aspek penilaian dan kalimat-kalimat yang dipakai. Hal ini penting untuk dilakukan agar tidak terjadi kesalahan persepsi penilaia terhadap apa yang dinilaianya. f. Uji coba pengadministrasian adalah suatu uji coba untuk menggunakan instrument dalam situasi nyata. Uji coba ini dilakukan pada subjek yang sesuai dengan sasaran penilaian seperti pada tujuan penilaian. g. Analisis data merupakan langkah terakhir dari pengembangan instrument. Melalui analisis data tersebut dapat diketahui kehandalan dan validitas instrument yang sedang diukur.

4. Syarat-Syarat Instrumen Penilaian yang Baik

Instrumen pengukuran yang baik adalah istrumen yang didesain secara hati- hati dan dievaluasi secara empirik untuk memastikan keakuratan dan infromasi penggunaannya Freidenberg, 1995: 11.[9] Menurut pendapat ini, instrumen yang baik harus melalui dua tahapan. Tahapan pertama adalah tahap desain yang terdiri dari empat criteria, yaitu: a. Tujuan didefinisikan secara jelas, b. Materi yang standard an spesifik, c. Prosedur pengadministrasian yang terstandarisasi, dan d. Aturan pensekoran. Tahapan kedua adalah tahap evaluasi yang berupa tahap pengumpulan data dan analisis data yang kemudian data tersebut dipergunakan untuk mengidentifikasi psychometric property, yang ditunjukkan dengan analisis respon terhadap item-item tes. BB. Analisis Kualitas Non Tes

1. Permasalahan Kualitas Intrumen Non Tes

Persoalan-persoalan umum yang sering menjadi penyebab tidak berkualitasnya instrumen non tes antara lain: identifikasi kawasan ukur yang tidak jelas, operasionalisasi konsep yang tidak tepat, penulisan butir yang tidak mengikuti kaidah, administrasi skala yang tidak berhati-hati, pemberian skor yang tidak cermat, dan interpretasi yang keliru Saifuddin A., 2000. Analisis kualitas perangkat instrumen non tes dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: analisis secara teoritik kualitatif dan analisis secara empiris kuantitatif. Analisis secara teoritis adalah telaah instrumen yang difokuskan pada aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Aspek materi berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan serta tingkat berpikir yang terlibat, aspek konstruksi berkaitan dengan teknik penulisan instrumen, dan aspek bahasa berkaitan dengan kekomunikatifankejelasan hal yang diukur. Apapun yang digunakan untuk melakukan pengukuran disebut alat ukur instrumen yang harus terlebih dahulu dikalibrasi atau divalidasi sebelum dipergunakan. Pada dasarnya ada dua macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar kinerja maksimal dan instrumen non tes untuk mengukur sikap kinerja tipikal. Instrumen yang berupa tes jawabannya adalah salah atau benar, sedangkan instrumen non-tes tidak ada salah atau benar tetapi bersifat positif atau negatif. Menurut Suryabrata 2000 untuk pengukuran non-tes diperlukan respons jenis ekspresi sentimen, yaitu jenis respons yang tak dapat dinyatakan benar atau salah, seringkali dikatakan semua respons benar menurut alasannya masing- masing.

2. Tujuan Analisis Kualitas Intrumen Non Tes

Adapun tujuannya bukan untuk mengetahui apa yang mampu dilakukan melainkan apa yang akan cenderung akan dilakukan oleh seseorang.