Penilaian assessment Istilah yang Terkait dengan Konsep Pendektan Penilaian

Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode danatau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

a. Evaluasi evaluation

Evaluasi evaluation adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek Mehrens Lehmann, 1991. 1 Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. 2 Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. 3 Dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap hierarkis, maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

19. Prinsip-prinsip Penilaian

Prinsip-prinsip penilaian yang berlaku umum, yaitu:

a. Berorientasi pada kompetensi dan indikator ketercapaian hasil belajar

Sistem penilaian mengacu pada indikator ketercapaian hasil kemampuan dasar yang sudah ditetapkan dari setiap standar kompetensi.

b. Menyeluruh

Menyeluruh, disini menyangkut standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, maupun aspek-aspek intelektual, sikap dan tindakannya, beserta keseluruhan proses dalam upaya penguasaan kompetensi tersebut.

c. Berkelanjutan

Berkelanjutan dalam konteks ini, adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan terus-menerus, guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi oleh siswa, baik sebagai efek langsung main effect, maupun efek pengiring nurturant effect dari proses pembelajaran.

d. Sesuai dengan pengalaman belajar

Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya: 1 Jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas kunjungan lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses keterampilan proses; 2 Teknik wawancara, maupun produkhasil melakukan kunjungan lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

e. Mendidik

Penilaian harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Hasil penilaian untuk siswa yang berhasil harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan. Dengan kata lain bahwa hasil penilaian bagi siswa yang kurang berhasil dapat dijadikan sebagai pemicu semangat belajar.

f. Terbuka

Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus terbuka bagi semua pihak. Dalam istilah lain disebut obyektif. Penilaian yang terbuka menjadikan siswa tidak akan merasa dicurangi, disisihkan atau tidak disenangi oleh guru.

g. Menggunakan prinsip Penilaian Acuan Patokan PAP

Standar atau patokan sebagai gambaran kompetensi siswa. Pada prinsipnya setiap siswa dapat mencapai standar, hanya mungkin waktunya bisa berbeda-beda.

20. Langkah Pengembangan Sistem Penilaian

Dalam pengembangan sistem penilaian terhadap pencapaian kompetensi dasar, diperlukan tiga tahapan utama yaitu:

a. Penjabaran Standar Kompetensi SK menjadi Kompetensi Dasar KD.

Langkah opperasional penjabaran antara lain: i. Standar Kompetensi adalah rumusan unjuk kerja atau kemampuan yang harus dimiliki atau dilakukan siswa setelah melakukan pembelajaran. ii. Standar kompetensi ini kemudian dijabarkan menjadi beberapa kompetensi dasar.