Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

1 Penggunaan angka atau skala tertentu; 2 Menurut suatu aturan atau formula tertentu. Sidin Ali dan Khaeruddin 2012, menjelaskan bahwa pengukuran berarti proses penentuan kuantitas suatu objek dengan membandingkan antara alat ukur dan objek yang diukur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk membandingkan antara alat ukur dan objek yang ukur serta hasilnya bersifat kuantitatif bentuk skor. b. Penilaian Sidin Ali dan Khaeruddin 2012, mendefinisikan penilaian adalah proses penentuan kualitas suatu objek dengan membandingkan antara hasil-hasil ukur dengan standar penilaian tertentu. Dari definisi di atas, dapat difakami menjadi tiga makna, antara lain: 1 Penilaian dalam pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi rangkaian kemampuan peserta didik. 2 Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. 3 Hasil penilaian besrifat kualitatif artinya diperoleh dari pengkategorian. c. Evaluasi Kumano 2001, mengartikan evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi 1995, menjelaskan, bahwa evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution 2001 menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Namun, apabila memperhatikan penjelasan Depdiknas, 2006, bahwa: 1 Evaluasi adalah “kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. 2 Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai value judgement. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru. Depdiknas, 2006. Dalam konteks ini, pada dasarnya evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa Purwanto, 2002. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Evaluasi dalam pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengukur dan menilai beberapa kemampuan siswa dalam pembelajaran seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan guna membuat keputusan tentang status kemampuan siswa tersebut.

4. Hubungan Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Apabila dilihat dari segi maknanya ketiga kalimat dimaksud, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi, memiliki perbedaan arti dan fungsi seperti yang sudah dikemukakan di atas. Namun semuanya tak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki keterkaitan yang erat antara satu sama lainnya. Adapun hubungan atau keterkaitan terseut antara lain: a. Pengukuran dan penilaian juga merupakan dua proses yang bekesinambungan. b. Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu yang menhasilkan skor dan dari hasil pengukuran kita dapat melaksanakan penilaian. c. Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan yaitu keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, disamping itu juga keduanya merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama. d. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Hakikat keduanya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Perbedaannya keduanya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. 1 Ruang lingkup penilaian, lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. 2 Ruang lingkup evaluasi lebih luas, dalam pelaksanaannya mencangkup pada semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Apabila dilihat dari segi fungsinya: 1 Evaluasi dan penilaian, lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat instrument pengukuran. 2 Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif angka-angka tentang kemajuan belajar peserta didik, 3 Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.

C. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Evaluasi Pendidikan 1. Fungsi Evaluasi Pendidikan

Anas Sudijono 2003, memposisikan fungsi evaluasi pendidikan, kepada dua fungsi, yaitu; fungsi umum dan fungsi khusus, kedua fungsi tersebut, antara lain:

a. Fungsi Umum

Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, menurut Anas Sudijono 2003: 8 yaitu: 1 Mengukur kemajuan; 2 Penunjang penyusunan rencana; dan 3 Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Selanjutnya Anas Sudijono 2003: 14, menyatakan, bahwa jika dilihat dari fungsi diatas setidaknya ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, yaitu: 1 Hasil evaluasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi itu ternyata mengembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan. 2 Hasil evaluasi itu ternyata tidak mengembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa berdsar hasil evaluasi ternyata dijumpai adanya penyimpangan, hambatan, atau kendala, sehingga mengharuskan evaluator untuk bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. 3 Berdasar data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat dan lebih sesuai dengan keadaan dan keperluan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pungsi evaluasi itu memiliki fungsi: menunjang penyusunan rencana.