Kriteria Penyususnan PAN Ibu

R = Nilai UAS n = Koefisien dari nilai UASKoefisien R Dengan ketentuan bahwa rentangan harga n bergerak dari 2 sampai dengan 0,5, hal ini dimaksudkan agar masing-masing daerah dapat menyesuaikan dengan kondisi wilayahnya koefisien R. Misalkan seorang siswa SMP di Kota Bandung dimana koefisien Rn dtentukan oleh Disdik Kota Bandung, adalah 0,75 memperoleh nilai p= 5, nilai q= 8 dan hasil UASnya R=4. dengan rumus yang berlaku, di Kota Bandung nilai siswa tersebut menjadi: N= p+q+nR 2+n N= 5+8+0,75x4 2+0,75 N= 16 2,75 N= 5,82 Nilai 5,82 ,itulah yang dicantumkan dalam Rapor Hidayati, 2009.

3. Ciri-ciri Penilaian Acuan Norma

Terdapat beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif, antara lain: a. Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Dalam artian, bahwa, Penilaian Acuan Normatif digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya. b. Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Maksudya, selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut. c. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik peringkatnya dalam komunitasnya kelompoknya. d. Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius. Lebih spesifik, Aunurrahma, 2009: 29, mengalisis ciri-ciri PAN antara lain sebagai berikut: a. Penilaian Acuan Normatif, tidak diberlakukan untuk menentukan kelulusan seseorang, tetapi untuk menentukan rangking mahasiswa dalam kelompok tertentu . b. Penilaian Acuan Normatif, berfungsi untuk memetakan perbandingan antara mahasiswa : mahasiswa dinilai dan diberi rangking antara stu dengan yang lainnya. c. Penilaian Acuan Normatif, Menggaris bawahi perbedaan prestasi antara mahasiswa. d. Penilaian Acuan Normatif, hanya mengandalkan nilai tunggal dan perangkat tunggal.

4. Model Penerapan Penilaian Acuan Norma

Pada dasarnya penilaian yang menggunakan acuan norna menggunakan kurva normal sebagai alat untuk membandingkan atau menafsirkan angka yang diperoleh masing- masing siswa. Dengan demikian maka patokan dapat berubah-ubah dari kurva normal yang satu dengan kurva normal yang lainnya. Jadi jika hasil ujian siswa mendapatkan nilai yang baik maka patokanya pun juga ikut naik sebalikanya jika hasil ujiannya kurang baik maka patokan yang dipakai juga akan ikut turun. Dalam penerapan PAN penenpatan skor siswa dilakukan tanpa memandang kesulitan suatu tes secara teliti. Namun demikian dalam penerapan PAN seringkali dianggap tidak adil dan membuat persaingan yang tidak sehat atar siawa. Contoh acuan norma dalam menetukan nilai siswa. a. Dalam kelas matematika, peserta tes terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30. b. Jika menggunakan pendekatan penilaian acuan normal PAN, maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi 50 akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10. sedangkan mereka yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6. c. Nilai-nilai tersebut diperoleh secara transpormasi sebagai berikut: Skor 50 dikonversi menjadi nilai 10 sebagai nilai tertinggi yang dicapai peserta tes, yang diperoleh dengan cara: 50 x 10 = 10 10 45 x10 = 9,5 50 45 x 10 = 8 50