Membaca Kitab Suci Yesus Mewartakan Kerajaan Allah dengan Kata-Kata

104 Kelas VI SD hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. 52 Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. 53 Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? 54 Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?”

2. Merumuskan Pertanyaan

Guru dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun beberapa pertanyaan mengenai Kisah Yesus pada Injil Matius 26:47-54 tersebut. Dari beberapa pertanyaan yang disusun peserta didik, guru dapat memilih beberapa pertanyaan, untuk disampaikan kepada peserta didik.

3. Rangkuman

Jawaban-jawaban dari peserta didik dapat diteguhkan kembali oleh guru sejauh dipandang perlu. Hal-hal pokok yang perlu mendapat penekanan, misalnya : Berbagai cara dilakukan orang untuk meyakinkan orang lain. Kata-kata yang berisi janji yang manis, serta pemberian baik berupa barang maupun perhatian, sering dilontarkan untuk mendapat kepercayaan. Banyak orang yang mendapat kepercayaan, karena janji serta kata-katanya dipenuhi dan dibuktikan. Tetapi tidak sedikit pula orang yang tidak dapat memenuhi janji-janji yang pernah dikatakannya. Kata-kata serta janjinya, hanya menjadi pemanis bibirnya untuk kepentingan tertentu. Kata-kata yang selaras dengan kenyataan, dapat meneguhkan kepercayaan. Kata-kata tersebut dimaknai sebagai kebenaran, sehingga orang yang hidupnya selaras dengan perkataannya, menjadi berwibawa dan dipercaya. Kehadiran Yesus di dunia yaitu untuk mewartakan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah akan terlaksana apabila setiap orang mengatakan sekaligus melakukan kebenaran. Kitab suci mengatakan bahwa dengan kata-kata atau Sabda-Nya, Yesus hendak menggenapi Kitab Suci. 105 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Langkah Ketiga Menggali Informasi dan Pengalaman Mengenai Berbagai Cara yang Ditempuh untuk Membangun Kepercayaan, serta Mendalami Kisah Yesus yang Mewartakan Kerajaan Allah dengan Sabda-Nya.

1. Diskusi Kelompok

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membentuk kelompok, 3-5 anak per kelompok. Di dalam kelompok, peserta didik diberi tugas untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut: a. Mengapa setiap orang mengharapkan kepercayaan dari sesamanya? b. Cara-cara apa saja yang biasanya ditempuh untuk memperoleh kepercayaan? c. Mengapa kepercayaan kita terhadap seseorang dapat berubah? d. Hal-hal apakah yang dapat mengubah kepercayaan kita terhadap orang lain? e. Mengapa kata-kata Yesus di dalam pengajaran mampu membuat para pendengar-Nya menjadi percaya?

2. Pleno

Setelah semua kelompok menyelesaikan diskusinya, Guru memberi kesempatan kepada perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di dalam pleno.

3. Rangkuman

Berdasarkan hasil pleno, guru memberikan catatan rangkuman dengan menekankan beberapa hal pokok, di antaranya: Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki ketergantungan satu terhadap yang lain. Salah satu kebutuhan sosial manusia adalah rasa saling percaya. Sikap saling percaya inilah yang menjadi dasar bagi kehidupan bersama di dalam masyarakat. Banyak cara untuk memperoleh kepercayaan dari orang lain, terutama melalui kata-kata, karena kata-kata merupakan alat komunikasi yang utama. Melalui kata-kata, seseorang dapat dinilai sikap hatinya. Sikap bertanggungjawab, sikap jujur dan bisa dipercaya, ditentukan oleh keselarasan kata-kata dengan sikap hidupnya.