Rangkuman Nabi Elia Mengajak Umat Kembali Percaya pada Allah

62 Kelas VI SD Nabi Elia mengatakan bahwa di kerajaan Israel tidak akan turun hujan selama 3 tahun karena kesalahan raja. Nabi Elia menantang para nabi- nabinya dewa Baal untuk bertempur dalam doa untuk menyatakan kebesaran Tuhan, dan nabi berkata Tuhan Nabi Elia menang, apa yang dia mohon datang membakar persembahan, sehingga para nabi dewa Baal ditangkap setelah itu turunlah hujan. Dengan demikian kebesaran Tuhan Allah dinyatakan. Israel harus berhenti menyembah dewa dan kembali menyembah Tuhan, meskipun nabi Elia terus dikejar-kejar untuk dibunuh oleh para pengikut istri raja Ahab, yaitu Izebel. Nabi Elia melakukan semua itu semata-mata karena perintah Tuhan untuk memperingatkan umatnya Israel agar setia pada perjanjiannya dengan Tuhan Seorang nabi yang hidup pada zaman raja Ahab untuk mengingatkan raja dan rakyat Israel atas perilakunya yang menyembah dewa Baal Umat Israel berada dibawah kekuasaan raja Ahab. Raja Ahab memiliki istri Izebel seorang penyembah Baal. Di istana Raja Ahab, Izebel meminta dibuatkan kuil Baal agar ia tetap dapat melakukan pemujaan. Setelah kuil selesai dibangun, bahkan raja Ahab ikut melakukan pemujaan kepada Baal. Sebagian besar rakyatnya pun akhirnya turut memuja Baal. Tinggal 7 ribu orang saja yang tidak ikut melakukan pemujaan dan tetap setia mengikuti nabi Elia. Agar orang tidak menyembah berhaladewa Baal, melainkan hanya menyembah Allah yang telah membebaskan mereka dari penindasan di Mesir. Langkah Ketiga Mendalami Pengalaman Hidup Berkaitan dengan Pesan Nabi Elia Sebagai bantuan untuk penerapan pesan-pesan nabi Elia itu peserta didik diminta menyimak cerita berikut.

1. Membaca dan menyimak cerita Tujuh Buli-Buli Emas

Seorang tukang cukur sedang berjalan di bawah sebatang pohon yang angker, ketika ia mendengar suara yang berkata: “Inginkah engkau mempunyai emas sebanyak tujuh buli-buli?” Tukang cukur itu melihat kiri kanan dan tidak tampak seorang pun. Tetapi nafsu lobanya timbul, maka dengan tak sabar ia menjawab lantang: “Ya, aku ingin” “Kalau begitu, pulanglah segera ke rumah”, kata suara itu. “Engkau akan menemukannya di sana”. 63 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Si tukang cukur itu cepat-cepat berlari pulang. Sungguh, ada tujuh buli-buli penuh emas, kecuali satu yang hanya berisi setengah saja. Si tukang cukur tak bisa melepaskan pikiran, bahwa satu buli-buli hanya berisi setengah saja. Ia ingin sekali untuk segera mengisinya sampai penuh. Sebab, jika tidak, ia tidak akan bahagia. Seluruh perhiasan milik anggota keluarganya disuruhnya dilebur menjadi uang emas dan dimasukkannya dalam buli-buli yang berisi setengah itu. Tetapi buli-buli itu tetap saja berisi setengah seperti semula. Ini menjengkelkan Ia menabung, menghemat dan berpuasa sampai ia sendiri dan seluruh keluarganya kelaparan. Namun demikian, sia-sia belaka. Biarpun begitu banyak emas telah dimasukkannya ke dalamnya, buli-buli itu tetap berisi setengah saja. Pada suatu hari ia minta kenaikan gaji kepada raja. Upahnya dilipatduakan. Sekali lagi ia berjuang untuk mengisi buli-buli itu. Bahkan ia sampai mengemis. Namun buli-buli itu tetap menelan setiap mata uang emas yang dimasukkan dan tetap berisi setengah. Raja mulai memperhatikan, betapa tukang cukur itu tampak kurus dan menderita. “Kau punya masalah apa?” Tanya sang raja. “Kau dulu begitu puas dan bahagia waktu gajimu kecil saja. Sekarang gajimu sudah lipat dua, namun kau begitu muram dan lesu. Barangkali kau menyimpan tujuh buli-buli emas itu?” Tukang cukur terheran-heran. “Siapakah yang menceritakan hal itu kepada Paduka, ya Tuanku Raja?” Raja tertawa seraya berkata: “Tindak-tandukmu jelas menampakkan gejala-gejala yang terdapat pada semua orang yang ditawari tujuh buli- ebuli emas oleh setan. Ia pernah menawarkannya juga kepadaku. Aku bertanya, apakah uang itu boleh dipergunakan atau semata-mata untuk disimpan. Namun ia terus menghilang tanpa berkata apa-apa. Uang itu tidak bisa digunakan, tetapi hanya memaksa orang supaya mau menyimpannya. Lekas kembalikan uang itu pada setan. Pastilah engkau akan bahagia kembali’ dikutip dari A. de Mello, SJ. Burung Berkicau. Jakarta: Cipta Loka Caraka, 1988

2. Pendalaman Cerita

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanggapi atau mengajukan pertanyaan atas cerita di atas, sekaligus memberikan ulasan secukupnya. Selanjutnya, guru mengajak peserta didik untuk mendalami cerita tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, misalnya: