Rangkuman Menemukan Alasan Orang Menaati dan Mengingkari Hati Nurani

223 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Langkah Ketiga Mendalami Alasan Menaati Hati Nurani Guru mengajak peserta didik untuk menyusun rangkuman awal, misalnya dengan melengkapi tabel berikut

1. Menemukan Alasan Orang Menaati dan Mengingkari Hati Nurani

Alasan Orang Menaati Hati Nurani No. Alasan menaati Hati Nurani Akibatnya 1. Karena sesuai dengan isi hati Memperoleh ketenangan 2. Karena meyakini bahwa hati nuraninya benar Berani bertanggungjawab jika perbuatannya dianggap keliru. 3. 4. 5. 224 Kelas VI SD Alasan Orang Mengingkari Hati Nurani No. Alasan Mengingkari Hati Nurani Akibatnya 1. Demi keuntungan pribadi Merasa bersalah

2. Demi keselamatan diri sendiri

Merasa dikejar dosa, tidak tenang 3. 4. 5. 6. 7. 225 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

2. Diskusi Kelompok

Guru meminta peserta didik untuk melanjutkan diskusi secara berkelompok, untuk mendiskusikan pertanyaan berikut. Bagaimana kita dapat membina Hati Nurani?

3. Pleno

Masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya, untuk mendapat tanggapan secukupnya.

4. Rangkuman

Berdasarkan tanggapan serta hasil pleno dari peserta didik, guru dapat menyampaikan rangkuman, misalnya sebagai berikut: Hati nurani adalah kemampuan manusia untuk mengetahui yang benar dan yang baik. Kemampuan itu dapat menjadi lemah, keliru, tersesat, dan tak berfungsi secara benar. Oleh karena itu, hati nurani harus dibina. Cara-cara untuk membina hati nurani, antara lain:

a. Mengikuti suara hati dalam segala hal

Seseorang yang selalu berbuat sesuai dengan suara hatinya, maka hati nuraninya akan semakin terang, tepat, dan berwibawa. Seseorang yang selalu mengikuti dorongan suara hati, keyakinannya akan menjadi sehat dan kuat; dipercaya oleh orang lain, karena memiliki hati yang murni dan mesra dengan Allah. “Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan memandang Allah” Matius 5:8.

b. Mencari keterangan pada sumber yang baik

Membaca Kitab Suci, Bacaan rohani, film, dan buku-buku yang bermutu. Bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman. Ikut dalam kegiatan rohani, seperti rekoleksi, retret dan kegiatan pendampingan iman lainnya.