Membaca dan Menyimak Cerita Hati Nurani

219 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sekolah, dengan harapan tidak terlambat tiba di sekolah, meskipun harus menggunakan uang jajan yang ia kumpulkan jika ibu memberinya uang. Satu demi satu penumpang angkutan pedesaan tersebut turun, sedangkan Edo masih beberapa ratus meter untuk sampai di sekolah, di ujung desa. Ketika angkutan pedesaan hampir tiba di sekolah, Edo melihat sebuah tas hitam yang cukup bagus. Rupanya ada penumpang yang ketinggalan tas dan isinya di bawah tempat duduk. Ia pun memegang dan melihat-lihat tas tersebut. Rupanya, tas hitam tersebut berisi tablet, dompet dan kamera. Tanpa berpikir panjang, Edo pun membawa tas hitam tersebut, karena tempat tujuan sudah dekat. Untung, kegiatan belajar di sekolah belum dimulai. Edo pun segera menuju kelas untuk mempersiapkan pelajaran hari itu. Ketika istirahat, Edo bergegas ke kamar kecil untuk melihat lebih jelas isi tas hitam yang ditemukannya di angkutan Pedesaaan. Dari dalam tas tersebut, tampak ada sejumlah uang, KTP, kartu ATM dan identitas pemiliknya. Edo pun tidak mengenal identitas yang ada pada tas tersebut, karena berdasarkan identitas tersebut, pemiliknya tinggal jauh di Kota Besar. Edo mulai berpikir untuk tidak mengembalikan tas beserta isinya. Maklum, di dalamnya ada tablet, mainan yang selama ini ia dambakan, juga sejumlah uang dan barang berharga lainnya. Tapi ia pun merasa bahwa tas tersebut bukan miliknya. Ketika sedang melihat-lihat isi tas, Joni dan Toni, masuk ke kamar kecil. Edo pun menceritakan kejadian sesungguhnya mengenai tas yang ia temukan. Bahkan Edo pun bertanya: “Joni dan Toni, saya kebingungan dengan barang-barang ini. Jika seandainya kamu jadi saya, apa yang akan kamu lakukan terhadap tas dan isinya ini?” sumber: Mardika, SFK Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok dan mendiskusikan pertanyaan berikut: Jika aku adalah Edo, maka yang akan aku lakukan adalah.... Beri alasannya 220 Kelas VI SD

2. Pleno

Guru memberi kesempatan kepada semua kelompok untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. kelompok lain boleh memberikan tanggapan.

3. Rangkuman

Berdasarkan hasil pleno, guru dapat memberikan rangkuman, misalnya: Setiap orang memiliki keinginan, keperluan dan kebutuhan. Oleh karena itulah, manusia berusaha untuk mewujudkannya. Namun, karena keadaan yang berbeda-beda, tidak semua orang dapat mewujudkannya. Sebagaimana teman-temannya memiliki mainan, Edo pun memiliki keinginan untuk memilikinya. Tetapi karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, Edo belum atau tidak dapat mewujudkan keinginannya. Ada kalanya, orang mendapat kesempatan yang tidak wajar, untuk dapat mewujudkan keinginannya, misalnya dengan menemukan sejumlah uang dan barang berharga. Tetapi, hal itu dipandang bertentangan dengan keputusan hati nurani, karena kesempatan yang tidak wajar tersebut, mendorong orang untuk menggunakan cara yang tidak baik pula dalam mewujudkan keinginannya. Hati nurani atau suara hati memberikan pertimbangan untuk membuat suatu keputusan yang tepat. Sebab keinginan, kebutuhan atau cita-cita yang sangat baik, menjadi tidak baik jika ditempuh dengan cara-cara yang tidak baik dan tidak wajar. Langkah Kedua Memahami Hati Nurani Berdasarkan Teks Kitab Suci

1. Membaca Teks Kitab Suci

Guru mengajak peserta didik untuk membaca dan mendengarkan kutipan Kitab Suci Lukas 22: 54-62 berikut ini. 221 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Petrus Menyangkal Yesus 54 Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh. 55 Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah- tengah mereka. 56 Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: “Juga orang ini bersama-sama dengan Dia.” 57 Tetapi Petrus menyangkal, katanya: “Bukan, aku tidak kenal Dia” 58 Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: “Engkau juga seorang dari mereka” Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak” 59 Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: “Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.” 60 Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.” Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. 61 Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.” 62 Lalu ia pergi keluar dan menangis dengan sedihnya. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan terkait dengan Kisah Petrus Menyangkal Yesus.

2. Tanya Jawab

Selanjutnya, guru dapat mengajak peserta didik untuk berdialog mendalami isipesan dari kutipan Kitab Suci Lukas 22; 54-62 di atas, misalnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut. a. Mengapa Petrus menyangkal hingga tiga kali? Hal-hal apakah yang menjadi pertimbangan sehingga Petrus melakukannya? b. Ketika Petrus menyangkal Yesus untuk ketiga kalinya, Yesus menoleh dan memandang Petrus. Pesan apakah yang hendak dikatakan Yesus kepada Petrus melalui peristiwa itu?