Mengenal Salah Satu Kisah Orang Kudus Dalam Gereja Santo Stefanus, Martir Pertama

160 Kelas VI SD Senjata utama untuk melawan musuhnya ialah cintanya akan Tuhan. Cinta itu demikian kuat mendorongnya untuk bersaksi tentang Kristus meskipun ia harus menghadapi perlawanan yang kejam dari musuh-musuhnya. Bahkan sampai saat terakhir hidupnya di dalam penderitaan sekian hebatnya, ia masih sanggup mengeluarkan kata-kata pengampunan ini: “Tuhan, janganlah dosa ini Engkau tanggungkan kepada mereka itu.” Laporan tentang pembunuhan Stefanus itu menyatakan bahwa Saulus yang kemudian menjadi Paulus, Rasul bangsa kafir hadir di sana dan memberi restu terhadap pembunuhan itu. Namun apa yang terjadi atas Saulus di kemudian hari? Sebagai pahala besar bagi Stefanus ialah bahwa Saulus musuhnya yang utama serta penghambat ulung Gereja, bertobat dan menjadi Paulus, Rasul terbesar bagi kaum kafir. Stefanus mati sebagai martir, kira-kira pada tahun 34. Gereja memperingati Santo Stefanus Martir, setiap tanggal 26 Desember. diadaptasi dari media Katolik: Sarana Informasi dan katekese, 5 Juli 2014 Selanjutnya, guru dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan, atas kisah kemartiran Santo Stefanus.

2. Tanya Jawab

Untuk mendalami kisah Santo Stefanus, guru melakukan tanya jawab, dengan mengajukan beberapa pertanyaan, misalnya: a. Apa yang dimaksud dengan Santa atau Santo? b. Mengapa Stefanus disebut Santo? c. Apa yang ia perjuangkan, hingga ia rela mati?

3. Rangkuman

Berdasarkan proses tanya jawab, guru memberikan peneguhan, dengan pokok-pokok sebagai berikut: Dalam tradisi Gereja Katolik, terdapat istilah santo, santa, beato, beata. Istilah tersebut merupakan penghormatan kepada orang-orang tersebut karena kesucian imannya, jasa serta pengorbanannya. Semua istilah tersebut berarti yang disucikan. 161 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Santo Stefanus adalah martir pertama. Martir artinya orang yang wafat karena mempertahankan imannya akan Kristus. Karena iman, kesucian serta pengorbanannya kepada Kristus dan Gereja, ia diberi gelar santo. Rumusan syahadat menegaskan bahwa kita mengimani Persekutuan para kudus. Persekutuan para kudus adalah himpunan orang-orang yang semasa hidupnya menunjukkan nilai-nilai iman, kesucian dan menyerahkan seluruh hidupnya untuk kemuliaan Allah. Meskipun mereka telah wafat, iman akan Kristus yang satu menjadi tali pengikat persekutuan dengan Gereja yang masih berziarah di bumi. Kisah Santo Stefanus juga menunjukkan sifat kudus Gereja, yang berarti bahwa bukan hanya mereka yang masih mengembara di dunia, melainkan mereka yang telah berada di dalam surga, karena kekudusan yang telah mereka perjuangkan selama masa hidup di dunia, sekaligus karena kasih Kristus. Langkah Kedua Memahami Ajaran Gereja tentang Persekutuan Para Kudus Guru mengajak peserta didik untuk menemukan ikatan iman antara Gereja di bumi dengan para kudus, misalnya di dalam doa- doa, perayaan ekaristi maupun hari-hari khusus.

1. Mengenal Tradisi dan Ajaran Gereja Katolik tentang Persekutuan Para Kudus

a. Doa-Doa atau Perayaan Ekaristi

Guru membantu peserta didik, bahwa Gereja Katolik mengimani ikatan dengan para kudus di surga. Hal itu tampak di dalam beberapa doa atau bagian ekaristi, misalnya: litani orang kudus, syahadat para rasul dan doa syukur agung

b. Hari-Hari Khusus

Di samping, pada tanggal 1 dan 2 Nopember Gereja Katolik memperingati arwah umat beriman dan para kudus, terdapat hari-hari di dalam rentang sepanjang tahun, Gereja Katolik memperingati para kudus yaitu Santo dan Santa. Misalnya 4 Nopember Santo Carolus Boromeus, 13 Juni Santo Antonius dari Padua, 7 April Santo Yohanes Pembaptis de la Salle, dan lain sebagainya.